hari ini "tanggal merah"

Hari ini ternyata “tanggal merah”.. Perayaan Isra’ Miraj.. Saya tidak menyadarinya mengingat pekerjaan kami ini tidak mengenal waktu dan tempat.. Kami hanya berusaha menyisipkan kisah-kisah yang menarik agar tidak terkesan monoton... Setelah duduk konyol kurang lebih sejaman di depan kamera dan akhirnya tidak membaca satu berita pun! Saya beranjak pasrah dengan perasaan kesal, “Duhh kenapa juga mereka gak bilang dari awal bahwa beritaku itu hilang ditelan si dallet” gerutuku... Ya iyyalah.. Kalo saya tau lebih awal, kan bisa “beres-beres” (dengan kata lain membersihkan make up dan ganti pakaian) lebih awal .

Empat message baru, menambah isi inboxku... Satu yang menarik..
Ayu_koe : Assalamualaikum wr.wb. Mir.. Ayu lagi di Makassar neh dan sekarang mau ke MP (Mall Panakkukang) ma Loli.. Kalo mau gabung sama Qta2.. ketik reg spasi Ayu, truz datang ke MP yah

Halllahhh dasar Ayu narsis... meskipun yahh... saya tidak dapat menahan senyumku karena kegirangan atas sms ajakan itu.. Saya pun menelpon Ayu, biassa konfirmasi kejelasan kehadiranku, dan ternyata ada Immi dan Nuni juga, huaaa... aseeekkk... Setelah melaksanakan shalat dhuhur, saya langsung ngacir ke MP, hihihi.. alasannya sihh makan siang.. Tapi emang makan siang koq, cuma kali ini sama teman-temanku... (“,)

Dengan tergesa-gesa saya memasuki Mall Panakkukang yang sepertinya hari ini jauh lebih rame dari hari biasanya, pasti pemasukan dari tiket parkir dan tiket toilet, mencapai dua kali bahkan tiga kali lipatnya... Hehehe... Maklum... beli tidak beli barang, sepertinya kita tetap membayar kewajiban kita sebagai pengguna parkiran dan toilet yang baik... Saya sudah bisa melihat mereka berempat yang sedang tertawa riang dan menikmati menu yang mereka santap, dan ada satu kursi kosong, of course that’s my place, dengan segelas “ice lemon tea” dan sepiring “mie ayam katsu teriyaki”, itu nama menu makanan yang sempat ku order melalui sms setelah meloby dengan Ayu..

Saya lalu menyapa, sebelum mendengar mereka ngomel karena kehadiranku yang cukup telat, mengingat piring makanan mereka sudah nyaris “bersih” dari hidangan yang sepertinya sudah dihidangkan 15 – 20 menit yang lalu. “Duhhh sowry cess.. telatka gang.. habiska duduk di kursi siaran kayak orang bego, dan nda adaji beritaku”. Yahh... Mereka hanya tertawa, karena sepertinya itu menjadi keluhanku yang ke sekian kalinya mereka dengar. Sambil menyantap hidanganku, mereka pun melanjutkan obrolan dan saya ikut nimbrung seolah-olah mengikuti obrolan mereka dari awal, makanya sering saya menyela, “hahh... apa.. apa.. itu.. jelaskanka dule... yang mana itu...?!” Hihihi... Bikin bete aja..

Ternyata Ayu, Lita, dan Nuni baru saja pulang dari test yang dilaksanakan oleh department keuangan... “Mir.. Kasih masuk apply mu juga, masukko di situsnya Mir... Berlaku untuk semua jurusan... Sapa tau loloski gang...” Yap saya masih ingat saran Ayu beberapa minggu yang lalu kepadaku untuk mencoba bertaruh dengan kehidupan ini, menawarkan diriku dengan sajian yang berbeda. Tapi... Saya urungkan niat itu... Saya masih ingin di sini entah sampai kapan.. Hal yang sama juga dilakukan Immi, dia tidak ingin hijrah dari tempat kerjanya yang sekarang, dia merasa cukup untuk saat ini..

Obrolan kami pun semakin menarik, saat Ayu menceritakan hubungan teman kantornya dengan sang kekasih... Dan kesimpulanku, hubungan itu dijalani dengan penuh rasa posesif, punya obsesi yang terlampau, egois pula.. Kami gak habis pikir dengan sebuah hubungan yang sepanjang hari itu dilewatkan dengan handphone yang terus online meski apapun aktivitas salah satu dari mereka, bahkan tidur sekalipun! Hellow... Tolong dong buka jendelanya dan pandanglah dunia luar, jangan sampai kalian memilih komitmen untuk bersama, hanya karena kalian tidak melihat wanita dan pria lain di sekitar kalian dan kalian berpikir bahwa sudah takdir kalian dipersatukan... Hehehe... Ahhhh sudahlahh... Itu hubungan mereka... mereka yang pilih...

Lalu kami melanjutkan jalan-jalan mengitari MP, masuk keluar beberapa counter dan menyampaikan komentar-komentar lucu dari beberapa papan iklan yang kami lihat... Kami juga sempat menemani Rolita belanja di Hypermart, biassalah dia itu... Sudah seperti ibu rumah tangga... Belum aktivitasnya yang dia sudah sering lakukan semenjak kuliah, di tiap akhir bulan, bayar air lahh, listrik lahh, telpon lahh, dan lain-lain... Kegiatan itu yang sering buat dia gak masuk kuliah, atau lari tergesa-gesa dengan rok panjangnya menuju ke ruang kuliah yang sudah mulai sejak 30 menit sebelumnya. Kami teman-temannya hanya bisa menunduk menahan malu dan tawa saat dia ngos-ngosan masuk dengan jilbabnya yang agak miring... Hahahaha... Maaf Lita.. We love you honey....

Hahhhh... Waktu sudah menunjukkan 15 menit berlalu dari pukul 4 sore, itu artinya saya harus kembali ke kantor, karena sudah cukup lama saya beristirahat (lama sekali malah.. Hehehe).. Setelah pamit sama Ayu, Lita, Immi, dan Nuni, saya pun bergegas menuju kantor..

Kurang lebih satu meter dari kantorku, saya melihat Mimin berlari keluar dan sembunyi di balik mobil berlogo tvOne. “Waduhhh kalo kayak gini modelnya, pasti telah terjadi permainan anarkis di dalam, dan sepertinya tidak melibatkan kaum hawa sepertiku”, dalam hatiku. Dan... Memang benar, saat akan memasuki pagar, kudapati Chandra dengan celana jeans pendek serta bertelanjang dada sambil menenteng ember berdiameter sekitar 25 cm dan tinggi 30 cm yang diisi air... Mereka lagi “pesta siram”... Ada yang ulang tahun, kontributor kami, Itol. Saya sudah mengetahui sebelumnya, karena saat saya duduk di meja siaran siang tadi, anak-anak sudah menganiaya pria bertubuh kurus, berkulit sawo "kematangan", dengan standar tinggi yang biasa-biasa aja plus kumis tipisnya yang khas... Hahaha... Mereka merendam Itol di dalam bak kamar mandi belakang, astaga.... Saya gak bisa gabung mengingat kewajibanku untuk siaran siang yang sekali lagi gak ada hasilnya.. Saya hanya mampu melihatnya dari balik kaca pintu belakang.. Anak-anak sibuk melakukan serangan, mulai dari air dari kran, air kuah bakso, dan entah air apalagi...

Sore ini... Mereka melanjutkan serangan demi serangan ke Itol.. Saya yakin serangan itu dipimpin “sersan Abo”... Ide kreatif ini pastinya muncul dari dia... Mengapa saya bilang kreatif? Karena ka Abo mengawali serangan kedua itu dengan menyiram Itol dengan sebaskom air yang terjun bebas dari atas genteng membasahi Itol yang sedang duduk santai di balkon kantor yang terletak di teras depan... Hahahaha... Asal tau saja yah, saat itu Itol sudah membungkus tubuhnya dengan busana yang bersih tanpa menyadari bahwa “bencana” itu terus mengintai...

Saya melanjutkan langkahku dengan waspada dan berhati-hati, kalau-kalau ada serangan yang bisa membuat saya basah kuyup dalam sekejap... Hiiiii... Jangan lalo kodong... Tiba-tiba... Hahaha... Saya melihat ka Chureq dengan kostum yang jauh lebih aneh.. Hanya menggunakan sarung yang menutup separuh tubuhnya, sepertinya sarung itu pengganti baju yang sudah lebih dulu dapat giliran basah karena siraman anak-anak. Awalnya sihhh memang Itol sasarannya, tapi lama-kelamaan jadi semacam perang kelompok... Gileee.. Dengan tetap waspada, saya memasuki ruang tamu dan merasakan lantai yang licin karena genangan air yang tercecer sampai di ruang tengah, ya ampunnn... Saya coba mencari ruangan “aman”, humm sepertinya ruang komputer boleh lahhh, ehhh... ternyata ada ka Takbir, Aja, dan dua anak magang, Dewi dan Indah.. Mereka berlindung di ruangan tersebut dengan pintu tertutup, dan satu putaran kunci saja maka tidak akan ada yang mampu menembus ruangan tersebut.. Saya pun melaksanakan shalat asharku..

Mengapa saya mengatakan anarkis, saat melakukan “pesta” semacam itu?? Teman-teman sepertinya tidak memandang jabatan, fisik, kasta (halllahhhh...), miskin ataupun kaya (yeeee... apa juga hubungannya, emang gak ngaruh kaliiii...). Selang setengah jam, akhirnya mereka berbenah sendiri... Hihihi... Lucu yah... Mereka bertanggung jawab, setelah asik-asik mengotori, mereka pun capek-capek membersihkan.... Apakah mungkin harus ada kegiatan seperti ini sebulan sekali supaya kantor jadi lebih bersih? Dan terlihat lebih “cling”!.. Gak kali yah... Sepertinya “kaki” nya ehm... juga mampu untuk buat anak-anak grasak-grusuk membersihkan jejak dan bau-nya... Hihihihi...

Setelah shalat magrib, seperti biasa saya duduk manis di kursi presenter, siap buat kabar petang, meski cuma bawain satu berita dari Banjarmasin, hahhhh... untungnya dallet bersahabat.... Kabar petang juga masih dihiasi kabar mengenai Ryan, tersangka pembunuhan berantai... Live mba’ Hentty dari Jombang, Ja-Tim, yang sepertinya rutin di tiap program news untuk meng-up date perkembangan pemeriksaan kepolisian mengenai kasus tersebut.. Wah.. Mba’ Hentty jadi sering nampang nih... Good for you sista!..

Kabar petang pun usai, dan alhamdulillah berjalan lancar.. Setelah “beres-beres”, saya pun menyisipkan satu kisah lagi, humm... makan ikan bakar sambil berdiskusi tentang beberapa hal.. (biasanya kan itu di warung kopi yah, tapi berhubung saya gak suka minum kopi, jadi makan ikan bakar... jauh banget yahh...)... Kemudian pulaannggggg....
Hahhh... I love this day!!! Meski hari ini tanggal merah, tapi asiiikkkkkk....

30 July 2008
23:49 wita

untitled 7

... dan perlahan cahaya lilin itu mulai meredup di sudut ruangan, hanya ditemani lelehan tubuhnya.. mencoba terus bertahan dari ancaman desiran angin yang semakin kencang... dibenaknya tiada satu yang mampu memapahnya dari kelelahan yang membentuk peluh... namun seberapa sanggup dia bertahan?

21 Juli 2008
21:21 wita

dulu

Dulu...
Semasa duduk di SD, yang ada di pikiranku hanya belajar dan bermain. Menghabiskan waktu bersama mama-papa, serta tugas latihan yang dikasih papa tiap hari... Punya teman-teman yang se-hobi, bahkan membuat sebuah gang cewek untuk pertama kalinya. Kami memulai debut kami di dunia jual menjual bazaar, dan keuntungannya Rp. 20.000/orang, lumayanlah untuk ukuran kami anak SD yang uang jajannya dulu masih 1000 perak/ hari. Udah berani mondar-mandir Makassar naik angkot sama sahabat-sahabatku, terserah..... mau siang... atau malam (batasnya sampe jam 10 koq, kalo lebih, nanti masuk "buser" malah)... Tapi... Ssssttt... Orang tuaku gak tau, apalagi papa... Ssssttt... Please... Jangan bilang-bilang yah... Mengenal cowok??? Hahhh... Hanya sebagai teman berantem tanpa pernah berpikir untuk sharing dengan mereka, yang ada hanya persaingan.

Dulu...
Semasa SMP, mulai bertemu dengan banyak teman baru. Yahhh... boleh dikatakan udah mau masuk masa-masa puber. Hehehe... Tapi yang ada, malah berpikir keras gimana supaya dapat kursi di "kelas pintar", jadi papa bisa nambahin uang jajan, gimana supaya bisa tetap sabar dibawah asuhan guru-guru yang disiplin serta suster kepala sekolah yang senyumnya iriiiiitttt banget, gimana caranya menghapal 7 filum dan 5 kelas serta 10 ordo insecta dalam mata pelajaran biologi, gimana mengatasi kegugupan saat ditunjuk pak Bernard, guru matematika yang hobinya masuk kelas, buka buku cetak, kemudian satu per satu maju ke papan untuk mengerjakan soal, yang ribut bakal dicatat namanya dalam “buku merah” dan artinya harus siap di minus nilainya, dan masih banyak lagi gimana-gimana yang lain. Meskipun begitu, masih sempat jalan bareng sama teman-teman, seminggu dua kali, nonton, makan, ngumpul-ngumpul di rumah teman, dan sisanya dihabiskan mengikuti les matematika, fisika, komputer, bahasa Inggris, huaaaaa.... capeeekkk... Oh ya! Masih belum berani begadang ding, kalo pagi suka panik kalo telat, sampe nangis-nangis bo', soalnya gak pengen jadi tukang sapu di ruang guru sambil diperhatiin para guru yang sedang sarapan dan mulai nge-cap kita sebagai anak yang bandel dan gak taat pada peraturan... Huhhhh... It's all about rules!

Mengenal cowok?? Humm.. Yah lumayan sempat curi-curi pandang, titip-titip salam, perhatian tipis-tipis, udah gitu... kembali berkutat dengan buku-buku evaluasi. Oh ya!! Satu lagi!!... Ngintip dan gosipin kaka-kaka senior di SMA... Waktu itu jam terbang acara infotainment di tv masih kurang banget, dan itung-itung hiburan pas jam istirahat, masa baca buku melulu...

Dulu...
Semasa SMA, otak yang tegang, kembali merenggang... Sekelas sama teman-teman yang gilaaaaa abiiiissssssss... Plus wali kelas yang hobinya nyerocos gak jelas dan ikut-ikutan gila kayak anak walinya... Hehehe.. Masih juga berkutat dengan pelajaran dan jadwal les yang gak kalah dari SMP kemarin, tapi kalo sekarang serius tapi lebih santai. Dapat teman baru, teman lama juga masih ada.. Tiga sahabat yang special, ketawa, nangis, berantem, baikan, belanja, bokek, dirasain sama-sama deh pokoknya. Kami memiliki karakter yang beda-beda, tapi nyambunga aja, unik, ahhhh... very special. Jam istirahat sering nongkrong di kantin, makan lemper, nasi kuning, bakso, kue dorayaki, keripik ubi, atau yang enak-enak dehh... Hum... "sweet seventeen", unforgettable event... Kelas 2 SMA itu ajang dimana hampir semua cewek merayakan usia 17th-nya dengan persiapan gaun yang indah, ballroom yang guedeeee dan full of decor, kue ulang tahun yang unik dan lucu, bahkan yang tingginya seperti kue pengantin dan lilinnya ada di puncak, mampus loe!! gimana cara niupnya tuh.. Masih suka ngelirik senior-senior yang cool, calm, and confident... dan pastinya smart... Hehehehe.. Jadi ingat seniorku yang wuihhh T.O.P.B.G.T deh, Yoshideki namanya... Gak papa kan? Jangan ada yang cemburu yah... hihihi.. Tapi... Tetap sabar dengan aturan sekolah yang disiplin abis, beberapa guru yang galak, ada yang emang galak, ada juga yang galaknya dibuat-buat. Belum lagi kepala sekolah yang di SMP malah pindah ke SMA, arrrggghhh... enam tahun dengan kepala sekolah yang sama dan dengan senyum yang sama, irit! Yang asiknya... Acara jalan bareng sama teman-teman lebih variatif dan frekwensinya lebih sering... Yang pasti nih... tetap satu yang dijaga “say NO to drugs and alcohol”.. Oh ya... tempat dugem juga gak level ah!!

Karena keseringan jalan, papa pun mulai meningkatkan pengawasannya. Sebelum keluar, ditanyain mau kemana, ngapain ke sana, naik apa, sama siapa, cowok ato cewek (kalo cowok sudah pasti gak boleh!), jam berapa pulang, diantar atau tidak, bahkan ngomentarin kostum, “kenapa bajunya kayak gitu, pake jaket! Jangan pake yang nge-pas badan!”. Kalo pulangnya malam, ditungguin papa di ruang tamu dan sudah siap dengan serentetan pertanyaan, kenapa pulang jam segini, kenapa gak nelpon, hp-nya koq gak aktif (bukan sengaja gak diaktifin, emang dulu signal gak sebanyak sekarang koq, makanya lebih sering ngomong sama “Telkomsel Veronica”), sampai pada pertanyaan, “kamu mau jadi apa kalo sering pulang malam?? Nanti pr-nya gak selesai” Yahhh... Padahal saya kan tipe orang yang gak berani gak kerja pr, takut disuruh berlutut di atas batu kerikil dengan durasi 30 menit, plus dengar omelan bapak/ibu guru yang bikin kuping panas, belum lagi kalo ada rival yang lewat terus ngeliatin sambil cekikikan, that’s why... aku gak bakal absent ngerjain pr-ku.

Mengenal cowok??? Hummm... Ini nih... jaman dimana kita hanyut dengan berbagai rayuan cowok-cowok tanpa masa depan yang jelas dan hanya membanggakan kekayaan orang tua, plus hujan sms cinta yang kata “luvyou” nya udah lebih dari 1 halaman message.. Telpon-telponan sampe jam-jaman tiap hari, seolah-olah besok sudah kiamat dan kita gak bakal ketemu lagi, dan isi pembicaraannya hanya pujian dan kata sayang yang membuat kita terbang sampe ke pelafon, sumpah dehhh kalo ingat dulu, gombal banget yahhh... Tapi salut juga sama gaya pacaran jaman dulu, eumm.. kayak udah mau sehidup semati seperti pasangan legendaris “romeo & juliet”. Maklum... belum pernah mencicipi pahitnya realita kehidupan, dan dunia ini hanya milik berdua aja.. Yang lain mau ngontrak, kost, sewa, ato apalah, terserah...

Dulu...
Semasa kuliah... Panik dan stress dengan kegiatan pengkaderan, itu bahasa formalnya yahh... Intinya sihhh “pesta para senior”... Saat dimana senior selalu benar dan junior selalu salah, saat dimana kita harus berkostum aneh bin ajaib dengan sejuta bau badan yang hoekkksss... gak bisa dijelasin, saat dimana mulai mengagumi senior-senior cowok yang bijak layaknya seorang pahlawan yang akan menyelamatkan kami dari aktivitas yang gak jelas itu, saat dimana senior cewek mengancam kami agar gak boleh lebih cantik dari mereka (ini yang paling sulit bagi saya, yah... taulah.. saya kan.. ehm... maaf narsisnya kambuh), dan satu yang selalu ada, malam renungan dengan mata tertutup dan digiring entah kemana, sambil sayup-sayup terdengar suara instrument dan teriakan senior yang sedang membacakan puisi, tapi seperti teriakan minta tolong karena jemurannya hilang.. Pengennya sih buat kita nangis terharu, tapi yang ada malah nangis karena dibangunin subuh-subuh padahal udah mimpi jadi penyanyi kondang yang dikelilingi banyak fans, dan karena banyak nyamuk yang kelaparan. Ichhhh!!! Benci.... Tapi itu semua berubah jadi lembaran lalu yang konyol buatku... (“,)

Cara berpikir mulai liberal, gak kaku. Punya banyak teman dari beberapa daerah dengan karakter yang berbeda.. Menambah koleksi bestfriend yang ada, lima orang sahabat dekat pasca saya ditinggal sama 2 bestfriend kemarin karena harus kuliah dan kerja di kota lain, serta yang 1 sudah mulai sibuk juga dengan kerja dan kuliahnya, tapi tetap keep in touch koq. Lima orang yang tak kalah special ini selalu berusaha seirama denganku... Kami melewati semuanya bersama-sama.. Semuanya... Sampai kegiatan mencangkul, menyiram, memberi pupuk di “ladang contoh” (nasib.. nasib...). Kegiatan laboratorium dan praktek lapang yang luar biasa merepotkannya... Hahahaha... Betulanka kodong.. Repotttttt... Dana terbatas tapi hasilnya harus maksimal... Belum lagi kegiatan organisasi yang seabrek-abrek, hahhh jadi ingat waktu cari dana buat kegiatan LK2M, jualan kue dan es buah di jl. Hertasning jelang buka puasa, dan berlangsung berhari-hari. Tapi hasilnya memuaskan, untungnya sampe Rp. ..... juta, hehehe..

Sambil kuliah, dapat peluang kerja di tv lokal jadi presenter.. Yah nambah uang jajan, uang shopping, uang traktir, halllahhhhhh sok kaya banget... Kerja sama kaka-kaka yang usianya lebih tua, saya lebih banyak ngangguk dan meng-iya-kan order producer. Gara-gara jadwal kerja yang sesekali bertabrakan dengan jadwal kuliah, jadinya malah bolos kuliah. Yahh... waktu itu mikirnya dahulukan yang menghasilkan duit dulu deh... Hehehe.. Fiuhhhh untung dapat gelar sarjana –nya pas 4 tahun... Indeks Prestasi Kumulatif atau yang akrab disebut IPK juga di atas tiga koma, artinya saya berada di posisi aman. Alhamdulillah pekerjaan itu adalah “kunci” buatku untuk membuka pintu masa depan yang baik. Aminn..

Mengenal cowok?? Duhhh... Gak siap dan gak kuat cerita nih.. Intinya lebih realistis dalam menajalani hubungan, karena emang kita ini bukan hidup di “negeri dongeng”, dan dia bukan pangeran yang bisa selalu membahagiakan sang puteri. “Kalo lapar, makanq, masa yang begituan harus dikasih tau”, salah satu yang saya maksud dengan realistis. “Ngapain mo cemburu, kan dia cuma duduk ji di samping ta, sayang”, hahh.. padahal sang pacar gak sadar kalo tuh cowok sudah mengeluarkan semua jurus rayuannya, mulai dari basa-basi minta nomor hp karena kali-kali aja mau sharing atau butuh info (emangnya saya ini yellow pages apa), sampai pada menawarkan untuk mengantar pulang. Hahhhh... Payah!! Dan tetap aja, si pacar ini merasa bahwa dia benar dan itulah bentuk maksimal dari perhatiannya.. Whatt!!!??? Menurutnya dia gak cuek, cewek aja yang gak pengertian.. Kalo nangis, malah dibilang cengeng dan ninggalin kita dengan alasan gak tega liat atau dengar kita nangis karena cinta dan sayang.. Dededeuhhh alasssaannn aja!... Kayaknya dia perlu banyak baca karya pujangga-pujangga ternama yang mendeskripsikan cinta itu lebih sederhana dari yang kita bayangkan, namun jauh lebih indah dalam perwujudannya...

Sekarang...
Humm... Sekarang.. masa yang saya jalani, sebuah fase dimana saya akan mendapatkan hal-hal baru yang akan jauh lebih menarik... Tidak akan sama seperti dulu lagi... Dimana nantinya juga akan menjadi kenangan yang akan kuceritakan saat saya merangkai masa depan yang indah bersama mimpi-mimpi yang telah dan akan terwujud..
Amin...

20 Juli 2008
01:41 wita
mengenal cowok?? Maybe it's too complicated for me.. huhhh..!

it's freeze again!

“Okeh Ve! Stand by! Ten second!”.. Seperti biasa jantung berdegup kencang, badan merinding (nih mau baca naskah atau mau ketemu makhluk halus sehhh), tapi kali ini saya yakin bakal membaca naskah dengan mantap karena leadnya udah dihapal semua. Seperti biasa presenter Jakarta, ada Fenny dan Mitha yang cantik banget dengan blazernya serta make up yang perfect!.. Mereka menyapaku, dan saya menyambut sapaan mereka dengan bridging dikit dan membacakan naskah pertama yang berjudul “Petrus Mahasiswa”, sempat bingung juga dengan judul beritanya, nama korbannya kan Fahruddin, koq jadi “Petrus”. Duhhh…. Ternyata rumusnya… “Petrus” = Penembak + Misterius, itupun dikasih tau sama Ka Takbir setelah saya komplain… Ya ampunnnn… Malu banget... Makanya Ve jangan sok tau… Tapi masih ada yang lebih memalukan…

Mulai dari bridging sampai 5 kata pertama, lumayan.. Dan tiba-tiba… “Waduh Makassar nge-freeze tuhhhh!!” komentar salah seorang teman di divisi panel Jakarta… Ekor mataku pun sempat menangkap gambarku yang fullshot di layar.. dan… It’s freeze again..!! Konsentrasiku lagi-lagi terpecah, kata demi kata pun sudah tidak tersusun rapi, udah mulai ngawur… Ngawurnya makin parah di naskah kedua meskipun gambarnya sudah gak freeze lagi, saya pun kesulitan mengumpulkan konsentrasiku yang sudah terhambur kemana-mana. Dan… Semakin sempurnalah kekacauan itu saat saya toss balik ke Fenny dan Mitha, kalimatnya berantakan… What a bad performance! Kalau mama nonton, pasti dia antara percaya gak percaya dengan apa yang dia liat. Apalagi papaku yang kritisnya minta ampun… Belum lagi pemirsa… Duhhh.. Rasanya pengen terjun ke laut, dan nginap 3 hari di rumahnya Marina si beautiful mermaid itu, sampai keadaan kembali tenang, kemudian balik ke daratan…

Setelah siaran, sembari bersih-bersih, handphoneku bergetar, Ayu, sahabatku yang lagi bermukim di kabupaten Pinrang karena pekerjaannya yang mengharuskan dia menerima nasib untuk jauh dari orang tua, sanak saudara, dan kami sahabat-sahabatnya yang cantik dan keren (penting yah Ve??!).
“Halo assalamualaikum, Yu..”
“Walaikumsalam Mira.. Kenapa tadi? Saya nonton nah…”
“Duhhh… Siaranku yah?”
“Iya, kenapa begitu caramu baca naskah?”
“Kodong Yu… Saya gak baca naskah, lebih tepatnya menghapalka. Tapi tiba-tiba berantakan karena nge-freeze
“Ouhhh… Tidakji, tapi kagetka karena gak biasanya, agak berantakan…”
….

Upppssssss…. Stooooooppppp!!!... Saya sudah cukup merasa bego dengan penampilanku hari ini. Ada apa sih dengan jaringan Indosat itu?? Hampir setiap siang, gambar biro Makassar pasti nge-freeze. Dann… Freeze itu memberikan efek negatif pada tampilan kami di layar. Kadang gambar tiba-tiba freeze saat lagi mangap, melotot, atau bahkan mata tertutup dan mulut lagi monyong… Yahhh… Payahhh daaahhhh pokoknya… Selain tampilan, bagi saya yang harus menghapal naskah di tengah-tengah daya konsentrasi yang mulai melemah, serta hiruk pikuknya aktivitas divisi panel yang "bernyanyi" di earpiece ku, itu adalah mimpi buruk!! Katanya kapasitas jaringan indosat di Makassar udah ditambah, tapi…. masih freeze juga…

Sudah berlalu sekitar 360 menit, dan kejadian itu masih terekam dengan jelas di benakku… Ahh.. Seorang teman saja mengatakan, “Sudahlah Ve… Dunia saja sudah melupakannya, ngapain kamu ingat-ingat terus??”.. Okelah… Dunia sudah melupakannya.. Tapi… Freeze-nya bisa hilang gak yah?? Karena kalo gak, artinya bisa aja suatu saat saya dapat mengembalikan ingatan dunia bahwa saya pernah melakukan kesalahan dan mengulang hal yang sama, salah satunya karena nge-freeeeeeeezzzzeeee...

18 Juli 2008
19:30 wita

gi mellow nih..

“Yap udah sampai, ini rumahku.. Duhhh makasih yah.... Ve jadi gak enak.. Kapan-kapan kita ngobrol lagi”... “Yah Ve, aku yang makasih, kalo ada waktu kita jalan lagi yah, bye”.... Mobilnya kemudian melaju semenit setelah aku mendarat dengan selamat sambil melambaikan tangan. Kesannya seperti teman yang udah akrab yah, padahal kami baru ketemu hari ini meskipun sebelumnya udah sempat ngobrol lewat dunia maya dan beberapa kali via sms, sampe-sampe jariku jempol semua. Ada teman yang bilang, aku itu “ratu sms” bangetsss... Hihihihi..

Awalnya saya sempat heran, kenapa dia semudah itu percaya kepadaku, bahkan menjadikanku sebagai sahabat. Mungkin karena emang Ve baik kali yah... Uppsss... Kambuh lagi deh narsisnya.. Hehehehe.. Sepulang kantor dia menjemputku dan kami menembus malam berdua. Nongkrong di sebuah “kafe kenangan” kayaknya buat dia, sambil ngobrol, bercerita tentang kita perempuan, dan "dia" laki-laki.. Tentang kesepian di tengah hiruk-pikuk.. Tentang hidup mandiri bagi kami yang terbiasa manja.. Tentang hari ini dan masa lalu, tentang mama yang selalu menjadi sosok special, dan papa sang pelindung.. Tentang sanak saudara yang begitu bijak, dan adik-adik yang manis.

Setelah memencet bel, pintu pagar pun dibuka, dan aku masuk dengan senyum tersungging karena merasa telah memulai sebuah hubungan yang baik dengan seorang teman baru. Kudapati mama di ruang tamu yang kelihatannya mencoba menahan rasa kantuknya demi menunggu anak gadisnya ini. Hahhh... My lovely mom.. Always the best lah pokoknya... “Assalamualaikum, mam... Sowry agak telat pulangnya, biassa habis jalan sama teman baru. Anaknya baik mam... Bobo meq itu, ngantuk sekaliq saya liat.. Love you mam...”, mama cuma bisa ngangguk sambil matiin tv dan lampu. Sebelum masuk kamar , saya mengucap salam ke papa yang sepertinya lagi asik nonton Apa Kabar Indonesia Malam, program tvOne selalu menjadi favorit buat papa...

Setelah masuk kamar dan duduk sejenak, serentak beberapa sms masuk ke handphoneku.. Setelah membalas sms satu per satu, tiba-tiba saya tertegun sejenak. Teringat hasil obrolanku dengan si “sahabat”ku itu.. Hahhh... Sebenarnya apa yah yang kita cari dalam hidup ini.. Kadang orang melihat itu semuanya simpel, tapi kalau dijalani ternyata rumitnya seperti benang kusut. Niatnya membahagiakan diri sendiri, eh... malah membuatnya menjadi menyedihkan.. Ada yang terbaik, eh malah milih bertahan sama yang hobinya ninggalin dan bikin sedih doang.

Saya teringat dengan mereka yang hadir dalam kehidupanku selama beberapa bulan terkahir ini. Kira-kira mereka merasakan apa yang saya rasa?? Mereka tau gak yah apa yang terbaik buatku? Ataukah mereka malah nuntut saya ikut merasakan apa yang mereka rasa, atau mungkin mereka mikirin yang terbaik buat mereka saja, dan saya adalah pelengkap kebahagiaan itu. Hummm... Kesannya saya sebuah ornamen pemanis ruangan sehingga terlihat sempurna. Lantas setelah itu? Dibiarin aja sampe berdebu dan membosankan, terus diganti dehhh dengan yang baru... Weuuuwww! Kejam banget...

Tiba-tiba jadi mellow sendiri.. Lantunan lagu D’Cinnamons -would you let me be- yang terus berulang, mempengaruhi suasana hatiku.. Jadi rindu sahabat-sahabat yang menerimaku apa adanya.. Rasanya lebih nyaman bisa cerita apapun dengan mereka yang tidak punya motif apapun kepadaku dan hanya ingin membantu mencarikan solusi untuk masalahku. Kadang melakukan hal-hal bodoh yang membuatku tertawa... Dari awal sampai akhir tetap sama, tidak ada yang berubah....

Jadi pengen berlaku menjadi siapa saya sebenarnya (jangan mikir saya manusia serigala atau semacamnya lhouuuwwww), jadi pengen bilang “aku gak suka yang ini, pengennya yang itu, jangan begini, bagusnya gitu, yang ini gak enak, mending yang itu, mau ini, ogah yang itu, bla.. bla..” Hummm... Bisa gak yah... Ouhhh c’mon Ve... don’t be selfish... Dunia ini bukan milik kamu, kalo senang yah senang, sedih yah sedih...

Tapi seperti hasil perbincangan terakhir dengan si “sahabat” via sms, life goes on, and however.. we must through it.. !!!

18 Juli 2008
00:36 wita
makasih yah malam ini, oh ya... makasih juga atas kepercayaannya... pasti ada yang terbaik koq...

biar Ve bisa konsentrasi lagi..

"Konsentrasi..." Kata itu biasanya menjadi andalan seorang Deddy Corbuzier saat show di depan para penonton, dengan berusaha mengalihkan perhatian atau konsentrasi itu sendiri dengan gerakan-gerakan tangannya yang gak jelas apa maksudnya.... Tapi saya lagi tidak ingin membahas mengenai “praktisi mentalis” itu, saya hanya bermasalah dengan kata “konsentrasi”..

Sudah dua minggu belakangan konsentrasiku melemah, dan sangat mempengaruhi bahkan merisaukanku... Lead naskah yang dibacakan di kabar siang ataupun kabar petang, biasanya dengan mudah kuhapal, kali ini, begitu sulit. Komat-kamit berkali-kali, hasilnya malah belibet, lidah kelipat, wajah berubah tegang dan kaku, tidak ekspresif, suhu tubuh menurun, tangan jadi dingin banget, dikit lagi... keringat dingin netes deh... Itu mungkin masih wajar yah.. Bisa aja karena saya keletihan atau kondisi badan yang kurang fit.

Nahh... Yang ini lebih parah lagi, kadang saya harus bolak-balik 3-4 kali dari ruangan satu ke ruangan lain karena kelupaan SATU barang. Satu barang saja sudah 3-4 kali, bagaimana kalo dua, tiga, atau empat barang, bisa puyeng deh karena bolak-balik... Selain itu, biasanya nyari-nyari barang yang sudah jelas ada di kantong celana atau baju, atau bahkan yang ada di tangan sendiri.... Isn't it weird? Belum lagi beberapa teman mengeluh karena balasan sms Ve yang kadang mulai ngawur...

Sempat juga terjadi insiden kecil di mesin ATM... Seperti biasa saya memasukkan kartu ATMku dilanjutkan dengan menekan kode PIN untuk melakukan transaksi. Tapi setelah kode PIN dimasukkan, tulisan di layar mesin ATM menyatakan bahwa kode PIN yang saya masukkan salah. Huaaaa... Panikk dehhh... Tapi saya pantang mundur (kayak pahlawan aja, kenapa gak sekalian bilang bawa bambu runcing), saya mencoba lagi memasukkan kode PINku dan itu berlangsung dua kali, namun tulisan di layar mesin ATM masih sama. Akhirnya dengan lesu, saya menekan tombol "cancel" supaya kartuku keluar. Dan... Astaga... Saya bengong sendiri melihat kartuku, ternyata yang saya masukkan adalah kartu kredit, bukan kartu ATMku, meskipun dari bank yang sama. Ampunnnnnn....

Kira-kira apa yah penyebabnya? Teman-teman bisa kasih saran gak? I need your help now... Pleaseeeee..... Biar Ve gak mondar-mandir keliling ruangan berkali-kali hanya untuk cari barang yang ada di tangan Ve sendiri... Biar Ve bisa bawain berita dengan baik lagi... Biar Ve gak ngawur lagi membalas sms dari fans-fans.. Hehehehe... Biar Ve gak stress.. Yah.. Yah.. Yah...

17 Juli 2008
00:28 wita

antri itu indah

Hari ini adalah kali kedua saya ke tempat praktek dokter tersebut, dr. Sumantri Sarimin. Hummm... Namanya sudah cukup terkenal di kalangan para ibu metropolis dan gadis-gadis yang sangat memperhatikan kesehatan dan kemulusan kulit mereka. Beberapa anggota keluarga telah memperingatkan bahwa untuk bertemu dan berobat ke dokter yang masih sangat misterius wajahnya di benakku saat itu, kita harus rela antri berjam-jam. Well...itu justru semakin membuatku penasaran mengingat bintik-bintik putih yang mungkin kalian kaum cowok bilangnya, “biasaji Ve, begitu ji lagi”, dan beberapa jerawat yang datang silih berganti dan meninggalkan jejak yang membuatku kerepotan bagaimana menyamarkannya.

Setelah bertanya sana-sini mengenai keampuhan obat dokter tersebut, serta tarif yang bisa saja menghabiskan seperempat gaji atau bahkan lebih, so... I must be warn myself... Saya mendaftar juga sebagai pasien dengan nomor urut 17!!!! Astaga, bakalan selama apa nih nunggunya... Tapi meskipun angka itu tergolong jumlah besar dan pastinya akan nunggu lama, saya tetap memutuskan untuk datang ke tempat prakteknya. And that’s right! Pasiennya banyak, ditambah dokter ngaret mungkin sekitar 2 jam dari jam prakteknya, jam 14:00 wita. Akhirnya saya dan adek perempuanku, Debi dan Desi, hanya menonton lawakan satu keluarga keturunan tiong hoa, dan yang menjadi pemeran utamanya adalah putra mereka yang lima hari lalu disunnat, tapi sampai kemarin dia masih meringis kesakitan tiap malam, tidak tanggung-tanggung, sampai jam 4 subuh... Humm.. Mungkin dia tidak sabaran, setelah disunnat langsung melakukan kegiatan berat, seperti salah seorang temanku yang setelah sunnat, eh... malah pergi main sepak bola... Dia kira dia superman apa!

Kami pun memutuskan pulang setelah sebelumnya saya menulis namaku di daftar pasien untuk esoknya, dan berhasil menempati posisi 5!!! Hari ini tepatnya, saya dan adek Debi datang ke tempat praktek dokter Sumantri, jam 2 tenggggg!!!!! Tapi dokter ternyata belum datang juga. Kami pun memutuskan untuk pergi makan siang dan kembali. Saat kami kembali, jumlah pasien pun bertambah dan memenuhi ruang tunggu, bahkan saya dan Debi nyaris tidak kebagian bangku... Fiuhhhh... Untung masih ada tiga bangku yang kosong.. Setelah duduk dan mengatur nafas karena shock melihat tumpukan pasien dan rasa optimis bahwa kami akan menjadi pasien paling terakhir dipanggil setelah kurang lebih 13 pasien yang sudah duduk cantik dan menunggu berjam-jam, mungkin udah jamuran pula.

Saya berusaha basa-basi dengan dua orang ibu yang ada di sebelahku. “Dokter sudah ada yah Bu?” tanyaku. “Iya tuh sudah dari tadi, tapi pasien main serobot aja, gak bisa ngantri!”, jawab salah seorang ibu dengan nada jengkel. Saya dan Debi saling berpandangan dan patah semangat. Setelah berbincang dengan Debi, saya kembali bertanya kepada ibu tersebut, “Sudah berapa pasien yang masuk?”. “Duh banyak deh, padahal saya ini sudah antri dari jam 1 siang lho! Eh saya malah sampai sekarang belum dipanggil-panggil” jawabnya sewot. “Terus buat apa daftar kalo pake sistem nyerobot?” tanyaku lagi yang tidak gentar melihat wajah ibu bertubuh bongsor yang sudah mulai geram karena capek antri, salah-salah mantri dokter dihantam juga deh. “Nah itu dia, kalo tau saya langsung nyerobot juga tadi!” sekali lagi dengan nada sewot.

Hahhhh... Mampuslah kita Deb, dalam hatiku... Tapi Debi malah menyuruh saya bertanya, ibu itu berada di urutan ke berapa, duhhh adekku yang manis ini... Pastilah dia berada di nomor awal, karena dia merasa dilambungi oleh pasien lain, tapi saya tetap menghargai usul Debi. “Ibu sudah daftar?” tanyaku, “Iya sudah” jawab si Ibu. “Urutan ke berapa?” saya bertanya lagi meskipun saya tau dia sudah mulai bete dengan pertanyaan-pertanyaanku yang gak ada habisnya. “Oh saya, eumm.. Urutan ke 19!” jawabnya.. Saya lalu meremas tangan si Debi dan kami berdua berusaha menahan tawa... Hahahahaha... Adududuh... Ibu... Ibu... Ternyata.. Saya saja urutan ke-5 gak sampai komplain kayak gitu.

Akhirnya pergantian pasien, Ibu tersebut beranjak dari tempat duduknya dan mau nyerobot masuk, tapi perawat langsung memanggil nama pasien berikutnya, dan yakinlah itu bukan nama si ibu. Saking gak sabarannya, akhirnya dia memutusukan untuk duduk di kursi yang berhadapan dengan pintu ruang praktek dokter, seolah-olah mengambil ancang-ancang, sehingga saat pintu terbuka dia rencana akan langsung menyerobot masuk meskipun perawat itu menghalanginya, layaknya banteng yang menyerang matador saat melihat kain berwarna merah dikibarkan di depan matanya. Dia mulai judes dan gelisah, sedikit mengomel pula.

Dan.... Setelah 10 menit, pergantian pasien lagi. Si Ibu berdiri dan berkata, “Ayolah pak, saya dululah yang masuk, saya sudah antri berjam-jam!”. Tapi sambil melihat ke papan daftar pasien, si perawat dengan cueknya menyebut nama pasien berikutnya dengan lantang, “Ibu Mira!!”. Hahhh.. Itu namaku, saya pun berdiri meskipun saya tidak yakin bisa masuk karena ibu yang bongsor itu berusaha masuk ke ruangan dokter. “Tidak bisa Bu, antri Bu, silahkan Bu Mira!” kata perawat sambil melihat ke arahku dengan tatapan tajam dan memaksa, dia seperti ingin mengatakan “cepatlah kau! Sebelum ibu ini masuk ke dalam ruangan”. Keributan kecil memang, namun sempat menarik perhatian dokter Sumantri yang berada di dalam ruangan, dia sedikit menoleh keluar, dan saya pun masuk.

Humm... Kelihatan cukup tua, tapi tidak juga karena didukung dengan style-nya. Dengan rokok di tangan kirinya yang terus dihisapnya sambil menghayati lagu-lagu barat tahun 70-an yang diputar di tape-nya, dia lalu menanyakan keluhanku. Orangnya baik, ramah, singkat, padat, dan jelas. I like it! Satu lagi yang saya suka, dia memberikan diskon! Hehehe... “Makasih dok, mudah-mudahan obatnya bermanfaat buat saya” kata ku dengan riang. “Iya sama-sama, jangan lupa 2 minggu atau sebulan lagi datang buat check up”, jawabnya. Cuma 15 menit kami di dalam, dan akhirnya keluar. Perawat memanggil pasien berikutnya, dan sempat mempersilahkan si Ibu tadi untuk masuk duluan, tapi si Ibu malah ogah dan membiarkan pasien lain. Anehhh padahal tadi dia begitu menggebu-gebu, kenapa yah? Malu kali...

Saya pun mencoba merangkai silaturahmi (hallllahhh) dengan pamit sejenak, namun si Ibu tidak ingin menatapku sama sekali, ngambek deh kayaknya. Yap... Jangan marah dong Bu, kan Ve ngantri (“,). Hahhhh... Ternyata budaya antri itu indah yahhh...

9 Juli 2008
00:46 wita

bosan...

Fiuhhh... Sampai juga di rumah... Uggghhh... Bosaannnnnn.... Setidaknya kalo sudah di rumah, saya bisa melakukan sesuatu untuk mengatasi kebosanan.. Mau nonton “the devil wears prada” yang ke 7 kalinya... Ataukah terharu dengan adegan di film “Cintapuccino” untuk ke 9 kalinya... Eumm... Bisa juga nonton rekaman show di tempat kerja yang kemaren... Bahkan mandi kalo perlu!!... Sumpahhh... Hari ini membosankan... Gak seperti hari Sabtu yang kemaren-kemaren....

Bangun kesiangan... Jam 10:30 wita... Setelah mandi, berpakaian, dan mempersiapkan jas buat live petang, saya langsung meluncur ke kantor.. Hehehe... Tiba dengan selamat di kantor dengan kondisi kepala berat plus lapar, dan pastinya telat... Di kantor ada Nur, Aja, Itol, yang lagi berbaring bertiga.. Selebihnya sudah tidak tertangkap oleh panca indra ku selain suara HT dan tv yang memutar siaran tvOne, itupun saya gak tau siaran apa.. gila! Simpan tas dan segala peralatan, kemudian ta’loko kayak orang bego di ruang komputer karena internet bermasalah...

Akhirnya saya memutuskan gabung dengan teman-teman kontributor sambil nonton tv, mungkin setelah gabung dengan mereka, justru lebih rame.. Tontonannya membosankan... Gosip artis mulu, meskipun saya sempat tertarik dengan gosip mengenai lahirnya dua band yang bernama “caramel” band, satu versi makassar, satu lagi versi surabaya.. Kedua band tersebut saling beradu mempertahankan eksistensi mereka lewat lagu berjudul “Jauh”... Dan tiba-tiba muncul seorang cewek bernama Gaby, juga mengaku sebagai penyanyi asli lagu tersebut... Arggghhhh... Bingung...

Ngobrol sebentaran dengan ka Abo yang lagi bersiap-siap untuk pulang karena hari ini dia off, saking semangatnya, dia sampe pamit dua kali ke saya.. “Hahhh... Dia pasti mau pulang bertemu mamanya dan ponakannya yang lucu-lucu”.. It means that, kantor akan lebih sepi, karena gak ada yang narcis tiba-tiba dan membuat kami merasa geli dengan statement-nya yang mengatakan wajahnya mirip Bertrand Antolin, suaranya mirip Ariel “Peter Pan”, dan selalu merasa bahwa dia lebih pantas jadi foto model dibanding jurnalis... Ampunn ma kodong ka Abo...

Bukan hanya ka Abo, eh... ka Tody juga pake acara libur... Memang kadang kami berdebat untuk beberapa hal... Tapi gak asik juga kalo tidak ada ka Tody yang menghabiskan waktu mondar-mandir dengan handuk dan pakaiannya sekitar 2 – 3 jam, kemudian mandinya Cuma 10 menit... Heran dehhhh.... Dia yang sering bilang “Vero yah???” saat kami berpapasan di dalam kantor... Meskipun aneh, tapi saya sudah terbiasa dengan semua orang aneh di kantor...Yang tertangkap jejaknya hanya ka Budi dan ka Takbir, mereka pergi beli tiket untuk penugasan liputan ke Ambon... (Hiksss... Mauuu donkkk)...

Kontributor yang lain sudah pada bubar kecuali Nur dan ka Gusni, itupun karena sepertinya hari ini jadwal piket mereka.. Kalo tidak, pasti mereka ngacir juga... Hahhh... Saya tertolong saat pergi makan siang dengan ka Budi, tapi... duhhhh.... mataharinya terik bangettt.... Kemudian, balik kantor... Dan... Ternyata jauh lebih parah... Pemain yang tersisa hanya Chandra si driver, Madi anak magang, dan ka Gusni yang lagi berbaring di karpet dengan pose-nya bak seorang model yang tinggal di jepret.. Ka Takbir saja gak tau kemana.. Padahal biasanya dia mulai meramaikan suasana dengan suara ketawanya yang melambangkan kepuasannya mengalahkan salah satu teman kontributor dalam permainan catur...

Setelah shalat dhuhur, saya kembali berkutat dengan jaringan internet yang sepertinya memang tidak bersahabat selama tiga hari terakhir ini... Sempat smsan dengan teman jauh yang sepertinya ogah-ogahan buat smsan, hahhh.... malassss... Akhirnya saya memutuskan untuk nonton lagi.. Mulai dari tayangan “idola cilik” sampe film kungfu, saya sikat... Dan alhasil kepalaku jadi sakit, mata berat, dan ngantukkk...

Shalat Ashar, ngobrol dikit sama ka Budi sebelum dia meluncur lagi, gak tau kemana, sepertinya beberapa hari ini dia sibuk dengan aktivitasnya di luar kantor. Dia sempat menceritakan insiden kecil pagi tadi saat dia melakukan rutinitasnya... Sebenarnya lucu, tapi bagi saya terdengar hambar, "bagaikan sayur tanpa garam", mungkin karena saya sudah mulai bad mood. Saya pun mempersiapkan diri untuk siaran... Biasanya kalo lagi make up, ada yang temani ngobrol, hiksss... sepiiilah pokoknya... Lama-lama saya jadi rasa mual dan pengen pulang ke rumah cepat-cepat.... Belum lagi berita dari biro Makassar yang hanya satu di rundown “kabar petang”... Ahhh....

Yeeee... Bravo... Selesai juga “kabar petang”... Matiin laptop, clip on, handphone, dan beranjak dari kursi siaran dengan punggung yang pegal dan suhu tubuh yang tiba-tiba meningkat.. Ganti baju, tunggu jemputan, dan syukurlah saya pulang... Meskipun sekarang cuma ditemani MP4, tapi setidaknya ini adalah yang biasa terjadi di kamarku.

Biasanya hari Sabtu menjadi hari yang menyenangkan dimana saya sudah menyusun rencana untuk besok sambil mengisi waktu dengan becanda bersama teman-teman... Tapi hari ini... ahhhh malass banget... Terserah deh... Apa yang mau terjadi esok, saya ngikut aja... Gak punya planning atau rencana apapun...

6 Juli 2008
01:24 wita
Hiks... Hiks.. Miss you all....