pelukis unik di negara pelik

Waktu duduk di bangku Sekolah Dasar saya sukaaa banget menggambar.. .. Hehehe.. Percaya gak percaya, dulu pernah dapat juara tiga lomba menggambar di sekolah. Hadiahnya lumayan, meja belajar baru.. Ve paling suka menggambar pemandangan, gambar wajah-wajah komik Jepang, bahkan sampai sekarang suka gambar model atau design baju.. Biasanya suka berdebat sama tukang jahit malah, saling mempertahankan design baju yang cocok… Hihihi..

Nahhhh… Ngomong-ngomong soal menggambar, melukis, dan kegiatan sejenisnya, pasti kita teringat dengan krayon, cat warna, kuas, dan kanvas. Benda-benda tersebut sangat identik dengan kegiatan menggambar dan melukis, dulu… Sekarang… Zaman udah semakin maju, tapi bahan dasar yang digunakan untuk melukis malah semakin aneh.. Bermacam-macam inovasi pun mereka lakukan, namun menurutku semakin sederhana..

Setahun lalu saya pernah wawancara dengan salah seorang pelukis terkenal di kota Makassar khususnya, Zainal Beta. Dia menggunakan bahan dasar tanah liat untuk lukisannya.. Durasi melukisnya pun tidak lama.. Waktu demo di tv lokal kemarin, dia hanya menghabiskan waktu lima menit untuk melukis Sultan Hasanuddin, salah seorang panglima kesultanan Gowa yang berjuang melawan kompeni dulu, julukannya “ayam jantan dari Timur”.

Okehhh... Kita kembali ke Zainal Beta.. Selain tanah liat, dia hanya menggunakan air sebagai bahan campurannya. Kuas pun lewat… Dia menggunakan sebilah bambu tipis berukuran 3 x 4 cm dengan ujung yang lancip.. Saat melukis, dia tidak ragu sama sekali menggoreskan bambu kecil tersebut di atas kanvasnya. Dia juga mahir menggambar rumah-rumah adat Bugis-Makassar, kapal Phinisi, serta masih banyak goresan dengan bentuk yang berbeda-beda.

Tanah liat yang dia gunakan pun berbeda-beda warnanya, dan diambil di beberapa lokasi berbeda. Sejumlah tanah liat yang telah diperolehnya berasal dari Makassar dengan warna ungu dan orange, Kabupaten Gowa dan Takalar dengan warna abu-abu, Jeneponto warna hitam, Barru dan Soppeng warna hijau, Tator warna coklat tua dan krem, serta Mandar dengan tanah liat berwarna merah. Dia berharap, tanah liat-tanah liat yang berasal se-antero Nusantara hingga yang berasal dari Papua, dapat disatukan dalam sebuah kanvas.

Tau tidak.. sekali mencari tanah liat, dia menghabiskan dana hingga 500 juta, dan membawa tanah liat dalam jumlah yang banyak, hingga enam karung boouuwww… Tidak jarang banyak yang terheran-heran dan mengatakan dia gila. Namun cacian masyarakat tak dihiraukannya bahkan ia makin aktif melakukan pencarian tanah liat ke sejumlah wilayah di Sulselbar.

Beralih ke pelukis unik lainnya, kali ini menurutku lebih aneh… Dia menggunakan bahan dasar “kotoran sapi” atau (maaf) “tahi sapi” Kalo orang lain bilang Zainal itu gila, yang satu ini jauh lebih gila… Hehehe… Bahkan masyarakat mengatakan dia “pongoro” (istilah Makassar yang artinya gila), ada juga yang bilang dia “wong sinting”, dan sebutan itu dia abadikan di depan rumah panggungnya di kawasan Tanjung Bayang Makassar.. Dia malah bangga dengan sebutan tersebut.. Namanya adalah Dina Mahardika, yang akrab dipanggil “abang”

Pelukis yang satu ini sebenarnya bukan asli Makassar, dia datang dari Jawa, dan sudah berdomisisli selama empat tahun di kota “Daeng” ini. Berdasarkan penuturannya, dia tidak jijik menggunakan “tahi sapi” tersebut.. Dia mengaanggap itu adalah inovasi yang berbeda dari dirinya, bahkan sebuah sensasi.. Sama dengan Zainal Beta, hasil lukisannya tak kalah bagus, bagus banget malah… Ada yang pure hanya menggunakan “tahi sapi”, tapi ada juga yang di mix dengan warna-warni kasumba, agar lebih menarik warnanya..

Rata-rata lukisannya bergambar abstrak, namun ada juga yang bergambar pemandangan, mesjid, keranjang buah, dan lain-lain.. Saat saya mendatangi rumahnya beberapa waktu lalu, dia sempat men-demo-kan cara melukisnya.. Hehehe.. Saya sebenarnya agak risih dengan tahi sapi yang dia ambil hangat-hangat dari kandang sapi, encer pula.. (uppsss… maaf…) Pertama, dia mengambil sebuah karton besar seukuran tv 20 inch, lalu dia mengguntingnya berbentuk love..

Bahan-bahan yang dia gunakan adalah lem fox, kasumba warna hijau, kuning, pink, lotion nyamuk Autan, dan ehm.. “tahi sapi”.. Abang langsung menggunakan tangannya untuk meletakkan ‘adonan’ itu ke atas karton. Weuuwww… Jadinya sebuah lukisan abstrak, tapi cantiikkk banget, degradasi warna yang indah.. Setelah itu, lukisan tersebut dijemur di bawah matahari hingga kering… Lukisannya sih oke, tapi hehehe.. ada aroma “tahi sapi” nya…Tenangg aja.. Gak ‘menusuk’ koq aromanya.. Hitung-hitung melatih indera penciuman… Huahahaha…

Saya yang berusaha menjaga jarak sejauh mungkin dengan “tahi sapi”nya, eh.. malah kena juga saat jabat tangan dengan Abang… Duhhhh untungnya sudah kering tangannya. Yahhh lumayanlah, oleh-oleh dari Tanjung Bayang.. Hehehe.. Hmmm… Dua pelukis tersebut menurutku adalah asset negara yang terlupakan, terlewatkan, atau bahkan sengaja ditinggalkan…

Pemerintah sudah terlalu sibuk dengan masalah yang mereka buat sendiri, dengan sejumlah kasus korupsi yang mereka ‘ciptakan’, sejumlah bencana alam yang terjadi, sejumlah demonstrasi dan unjuk rasa yang menjadi semacam rutinitas di beberapa daerah yang membuat negara ini semakin pelik... Ide-ide unik dari para pelukis tersebut tidak dianggap sebagai sebuah inovasi, melainkan ide gila yang tidak dilayak..

Sepertinya Zainal Beta, Dina Mahardika, serta sejumlah pelukis dan seniman lokal lainnya harus berusaha lebih keras lagi, dan semoga semangat mereka tidak pernah redup di tengah hiruk pikuk “dosa” masa lalu dan masa kini di negara kita..

30 Oktober 2008
13:51 wita


nikmatnya hari ini

Brrrr... Dingginnnn... Hujan di luar masih deras saja.. Sepertinya kawanan katak sedang berpesta menyambut turunnya hujan yang mengguyur seantero kota Makassar sejak sore tadi.. Wahhh seandainya Ve juga diundang ke pesta mereka... Hehehe... Padahal sejak pagi hingga siang, gak ada tanda-tanda akan turun hujan, yang ada hanya sinar matahari yang cukup bersahabat.. Setelah menjalani aktivitas liburku hari ini, saya akhirnya memutuskan untuk mandi malam, biar lebih bersih dan segar!! Meski sudah dibantu dengan water heater, teteeeppp aja gak bisa mengalahkan dingin yang kian membungkus malam...

....dan berakhirlah saya di depan komputerku dengan menggunakan piyama dengan size yang ke-gede-an, pemberian temanku tahun lalu saat dia balik dari Jogja.. Satu set piyama ini terdiri dari baju lengan panjang dan celana panjang, jenis kain kaos yang cukup tebal dibanding piyama yang lain, warnanya putih dihiasi gambar kartun boneka berwarna orange-hitam, serta beberapa tulisan ‘friends’ berwarna hijau yang bertebaran dimana-mana.. Saya jarang menggunakannya karena sekali lagi bahannya yang cukup tebal, namun malam ini sangat bermanfaat, bisa tetap menikmati suara hujan dan udara dingin dibalik piyama ini.. Makasihh Immi chayankkk...

Ditemani segelas susu coklat hangat, hmmm mantap bukannn... Ini adalah kali pertama lagi saya membuat susu coklat, setelah 6 – 7 bulan lalu.... Hehehehe... Ohhh tidak.. Lagunya Adeff – Sang Rasa.. Huaaaaa.. Romantisnya... Saat-saat seperti ini tidak akan bisa terbayarkan dengan apapun... Saat dimana hanya berteman sepi, tapi seakan-akan sepi itu tak berarti... Karena hati ini lagi damai banget.. Risau pun hilang sejenak.. Hmmm... Ternyata sepi itu tidak selalu menyedihkan...

Jadi teringat siang tadi di pom bensin... Saat petugas mengisi bensin mobilku, tiba-tiba saja seorang ibu tua mampir di dekatku sambil menawarkan kacang jualannya.. Kasihan juga yah, hari libur kayak gini seorang ibu seperti dia harus berjualan dengan berjalan kaki di bawah sinar matahari.. Sementara saya kadang mengeluhkan hari liburku yang cuma sehari, yaitu hari ini, dan sisanya kembali beraktivitas di tempat kerja..”Harganya berapa, Bu?” tanyaku padanya.. Dengan senyumnya, dia menjawab, “Lima ratus per bungkus, nak...”.. Huuffff... per bungkus hanya 500 perak, keuntungannya berapa yah per hari?? Saya mutusin buat beli beberapa bungkus, “Nih bu uangnya, ambilmi sisanya”..

Yahhh Allah.. Senyum itu... Jauh lebih manis dan lebih nikmat dari senyumnya Christian Sugiono dan pria-pria sepantarannya.. “Aduhhh.. Nak banyak ini sisanya.. Makasih di’... Alhamdulillah hari ini rejekiku bagus!” Padahal jumlah nominal uang itu tidak sebesar gambaran ekspresinya kepadaku.. Saya hanya mampu tersenyum, tapi hatiku bersorak girang... Entah kenikmatan seperti apa yang saya rasakan saat itu, yang jelas itu murni, tulus, beda dari serangkaian suguhan yang diberikan kepadaku sebelumnya.. Ibu itu pun berlalu pergi, dan mobilku melaju menuju tempat tujuan bersama dua orang adikku...

Hari ini jauh lebih baik dari kemarin... Tidak ada kegiatan yang begitu berarti seperti minggu-minggu sebelumnya yang saya isi dengan shopping alias belanja-belanji, karaoke, dan wisata kuliner bersama dua orang adikku.. Tapi senyuman ibu itu, derasnya hujan, serta udara dingin yang membungkus malam, membuatku kembali bersyukur kepada-Nya.. "Terima kasih atas nikmat hari ini, wahai Pemilik Kehidupan..."

“...dan untukmu yang jauh di sana... saat kau bertanya bagaimana diriku hari ini... hummm.. saya akan menjawab bahwa saya bahagia... meski tidak kunikmati bersamamu, dan bahagia ini bukan darimu... tak perlu kau umbarkan rasa kecewamu, karena kita senasib...”

27 Oktober 2008
00:50 wita

PDKT vs pacaran

Malam ini saya kembali membaca beberapa tulisan di "rumah danau"ku.. Hmmm.. Jadi pengen nulis lagi.. Apa yahh?? Ada sih beberapa alternartif, tapi untuk ke sekian kalinya saya memilih nulis mengenai relationship antara dua anak manusia.. Tiba-tiba aja jadi ingat obrolan saat chatting sama teman di kota lain, petang tadi..

Dia bercerita tentang dirinya yang akhirnya jatuh cinta lagi pasca ditinggalkan "sang mantan".. Saat ini pria beruntung itu bagi dia adalah sosok yang sangat unik, kadang cuek, kadang juga perhatian dengan sejumlah kejutan.. Tapi saat ini masih tahap PDKT alian "pendekatan"..

Huummm.. Emang yang namanya tahap PDKT itu selalu indah dan menyenangkan.. Kata orang, "biar tai kambing, rasa coklat juga deh.." Hueekkss.. Tai kambing yahh tetep tai kambing lah! Begitu banyak variasi cara untuk menarik perhatian lawan jenis..

Semuanya lebih intensif.. Sms-an lancar banget, sampe jempol tuh udah kebal banget (biar qwerty keyboard kayak Ve juga kerasa bo' jempolnya).. Telponan berjam-jam, bisa sekalian ronda kali yah.. Gak di kantor, di rumah, di terminal lagi nunggu angkutan kota, di meja makan saat lunch. Bahkan saat mau istirahat malam, gak bisa kalo gak dengar suaranya.. Kasmarannn mulu..

Hujan pujian, kata sayang dan cinta.. Hmm.. Buat perasaan jadi senang banget dan merasa menjadi yang terindah dan istimewa.. Pokoknya nihhh... Apapun kata orang.. Lewaaattt dehhh.. Itu yang sebagian besar dialami oleh mereka yang sedang berbunga-bunga di masa PDKT..

Tapi tunggu dulu.. Begitu jadian alias pacaran, itu bisa berubah 90 bahkan 180 derajat. Segala perhatian, kata sayang, dan pujian itu, pelan-pelan terasa berbeda, gak seperti awalnya.. Jumlah sms yang biasanya lebih dari selusin per hari, ini malah gak sampe lima di inbox.. Kadang hanya basa-basi, bahkan jadi basi banget, smsnya kapan.. dibalasnya kapan.. Nanyanya apa.. balasnya apa..

Durasi telepon pun berkurang setengah kali dari biasanya, yang biasanya tiap hari, malah jadi seminggu 3 kali, tunggu sebulan, jadi seminggu sekali dehh.. Alasannya sibuklah.. Capeklahh.. Ada juga kalimat, "Jangan keseringan say, ntar bosan, jenuh".. Waduh gimana kalo suami istri yahh.. Gak tau deh itu dalih atau apa, atau malah udah jenuh duluan..

Kalimat seperti, "udah makan belum?", "jangan lupa makan dan shalat yah", "kangen nieehh", "lagi dimana?", dan sejenisnya, terdengar kekanak-kanakan, katanya sih gak profesional.. Emang hubungan pacaran itu profesi yahh???? Maaf yah.. Ini hanya untuk segelintir orang yang menurutku malah merusak cita rasa dari hubungan itu..

Okelah.. Emang kerjaan kita bukan pacaran mulu, saya juga gak setuju.. Tapi gak berarti jadi berbeda banget dari awal PDKT dulu.. Kita kesannya "beli kucing dalam karung".. Yang biasa aja donkk.. Minta pengertian dan beri penjelasan secara baik.. Jangan tiba-tiba berubah sikap tanpa konfirmasi, apalagi kalo sampe harus berdebat..

Tulisanku ini sama sekali gak berniat mempengaruhi hubungan kalian yang sudah mantap dan dilandasi rasa sayang, cinta, dan pengertian.. Saya hanya bertanya-tanya bagaimanakah idealnya sebuah hubungan itu dijalin hingga mencapai tujuan yang diinginkan.. Apakah dengan tahap PDKT yang terasa significant dengan masa pacaran, mampu mempertahankan semua "rasa" itu...??

23 Oktober 2008
00:50 wita

marrynoid syndrome

Saya sempat membaca tulisan seorang sahabat mengenai tahun 2008 yang rame banget dengan wedding.. wedding.. dan wedding.. Saya gak menyangkalinya sama sekali, karena tepat sehari setelah tulisan itu diposting, sepupuku melangsungkan resepsi pernikahannya di gedung Balai Manunggal M Yusuf, Makassar. Dia kelihatan cantik dan sangat bahagia... Of course!!..

Mungkin dari tahun ke tahun, yang namanya pesta pernikahan sudah sering membanjiri tahun tersebut, namun tahun ini yang namanya pesta pernikahan ke-"rasa" banget bagi saya, mengingat teman-teman di sekelilingku yang satu per satu mulai menemukan pasangan seumur hidupnya dan masuk pada tahap yang lebih serius, mengakhiri masa lajang mereka, menikah..

Sejak dua hari yang lalu, saya sih masih santai aja mendengar dan menghadiri resepsi pernikahan tersebut.. Masih santai aja meski mama dan tante-tanteku sering bertanya, "pacarnya mana?", "kapan rencana nikah?", "kamu itu terlalu cuek, pengen nikah gak?", "kalo gak bisa nyari pasangan, dicariin, mau yah?"… Huuuaaaaaa ampuunnn!! For me that is too fast.. Tanggapanku pasti kayak gini, “Sabar mam, Allah pasti ngasih yang terbaik koq”, “Sabar tante, jalanku masih panjang koq”, pokoknya minta bersabar aja.. Hihihi..

Dan kemarin… Saya kembali mendengar kabar mengenai pernikahan, dari salah seorang sahabat dekatku.. Yang ini cukup mengejutkan..! Kaget, gak percaya, tapi senang.. Gak nyangka juga sih, soalnya kemarin-kemarin waktu curhat, dia malah pengen putus sama pacarnya.. Sampai masang wajah yang murung banget, kelihatan resah.. Ehh.. Akhirnya mereka mutusin buat nikah.. Yahh.. Seperti biasa saya turut senang dan gembira, serta menanyakan mengenai kain seragam yang akan kami gunakan.. Hehehe.. Biassalah cewek..

Meski begitu… Di hati kecil saya tersimpan ke-khawatiran.. Khawatir tentang diriku sendiri.. Semakin saya mencoba meyakini diriku bahwa, "saya masih muda koq", "masih bisa berkarya dulu", "masih bisa nikmati masa-masa sendiri", "masih bisa ngumpul bareng teman-teman"… Duhhhh malah semakin banyak aja orang-orang di sekeliling yang pada nikah… Bukan gak senang mendengar kabar itu, saya justru senang banget….

Tapi “Apa kabarnya dengan diriku yang masih memilih untuk have fun dan menikmati usiaku?” Tiba-tiba jadi takut banget, muncul pertanyaan, “Gimana kalo sampe target tahun yang diinginkan, saya belum memiliki pendamping yang tepat?”, “Gimana kalo nikahnya kelamaan?”, "Gmana kalo salah pilih pasangan?", “Gimana kalo gak sesuai dengan keinginan orang tua?”, Gimana kalo gini, kalo gitu, dan seterusnya…

Wadduhhh…Tiba-tiba jadi paranoid sama yang namanya marry alias nikah… And.. I call this marrynoid syndrome… Hehehe…

20 Oktober 2008
19:45 wita

hufffff...

Huufffffff...
Letihhhhhhh...
Seharian ini membuatku letih… Sejak pagi liputan sama ka Tody, mulai dari kampanye Idial, liputan mengenai profil koperasi Brimob, sampai main "kucing-kucingan" sama Kasat Brimob dari kantor Brimob, KS Tubun, sampai ke Polda… Dia dimana.... saya dan ka Tody dimana.. Lanjut bawain Kabar Petang… Setelah siaran, langsung ke rumah sepupu, ada acara Mapacci.. Ughhh… gerahhh… Mana masih pake seragam lengkap pula, jadinya saltum dehhh…

Sejak pukul 9:00 sampai pukul 23:00 wita… Saya “berkeliaran” di luar rumah… Yap memang ini yang sebaiknya saya lakukan.. Agar tidak ada waktu memikirkan yang lain, memikirkan hal-hal yang sia-sia… Tapi di tengah semua kesibukan itu, masih saja saya mengenang dan membingkainya sebagai sosok yang selalu kurindukan…

Ahhh.. Ini salahku juga.. Mengapa saya harus bekata “tidak” kalau ternyata “iya”? Mengapa harus membohongi kata hati kalau ternyata kenyataannya berbeda? Semua itu semata-mata agar dia berubah, agar dia mau melakukannya demi saya… Tapi saya malah salah mengambil langkah, dan kini dia menjauh.. Lebih memilih diam, dan suatu saat saya hanya tinggal menjadi kisah dalam hidupnya… kenangan..

Dia pergi membawa semuanya yang saya senangi… hujan… purnama.. serta hutan itu… Yang tersisa hanya kegerahan dalam terik, itupun berusaha kunikmati.. Meski itu tolol dan bodoh..

Kini.. saya kembali duduk termenung dalam kotak itu… Sendiri.. Bukan kotak masa lalu…. Bukan juga kotak masa depan… Sekali lagi jalanku terhenti… Saya harus menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya, berharap semua rasa ini ikut terbuang, pergi sejauh mungkin… Karena saya bukan yang berharga baginya…

16 Oktober 2008
01:20 wita

hujan

"Suka hujan? Ingin kukirim hujan tanpa petir padamu, dalam sebuah kado, dan sampai ditanganmu sebelum hujan itu reda..."

Iya emang dasar sok puitissss... Hehehe.. (",)

by : Utopia

Rinai hujan basahi aku
Temani sepi yang mengendap
Kala aku mengingatmu
Dan semua saat manis itu

Segalanya seperti mimpi
Kujalani hidup sendiri
Andai waktu berganti
Aku tetap tak 'kan berubah

Aku selalu bahagia
Saat hujan turun
Karna aku dapat mengenangmu
Untukku sendiri

Selalu ada cerita
Tersimpan dihatiku
Tentang kau dan hujan
Tentang cinta kita
Yang mengalir seperti air

Aku bisa tersenyum
Sepanjang hari
Karna hujan pernah menahanmu disini
Untukku

15 Oktober 2008
18:53 wita
Sabar aja kalau di sana cuaca panas banget, kelak kamu dapat menikmati hujan di kampung halamanmu, saat kau kembali.. Duhhh jadi kangen mandi hujan nieehh..

kabar petang = kuiz cepat tepat

“Apa ini hanya perasaanku saja, ataukah memang beberapa hari terakhir “Kabar Petang” seperti kuiz cepat tepat??” Yappp… Setelah lama tidak merasakan sensasi dallet yang luar biasa hebatnya mempermainkan kami seperti bola “pingpong”, akhirnya beberapa hari berturut-turut kami seperti menebak-nebak sendiri berita yang kami bawakan.. Baik dari biro Medan, Surabaya, dan Makassar, meskipun kali ini dallet bukanlah pelaku utama.. Ada beberapa faktor yang dulunya sepele, sekarang jadi lebih rumit..

Hmmm… Dimulai dari rundown yang kadang difax dan kadang juga gak difax.. Kalo difax, modelnya kadang berbeda. Beberapa waktu lalu bahkan gak ditulis nama biro-biro, jadi saya harus melihat dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya untuk menemukan sejumlah berita yang harus dibacakan dari biro Makassar.. Yang lebih parah, sampe kabar petang selesai, rundown pun tidak juga kami terima.. Dari mana kami tau berita kami?? Dari hasil teriakan mas Ricky, Senida, Taufan, mas Lukman, dkk, yang berkoordinasi dengan kami dari ruang panel pusat di Pulogadung, Jakarta… Itupun last minute..!

Berikutnya naskah… Gak jauh beda dengan rundown.. Tapi sedikit lebih rumit apabila naskah tidak kami terima.. Pertama, kami harus membuka e-mail yang menampung semua naskah dari seluruh daerah di Indonesia. Bagus kalo jaringan internet lagi bersahabat, kalo gak??? Terus hanya punya waktu SATU menit!! Kedua, naskah tuh gak dibaca mentah-mentah, tapi harus diedit.. Kadang yang ditulis oleh teman kontributor gak pas dengan bahasa presenter. Ketiga, saya harus mengetik kembali lead yang akan saya bacakan, dan percayalah padaku, semua itu tidaklah mudah dalam waktu yang sangat singkat dengan harus mempertahankan make up agar tetap fresh dan gak luntur..

Kembali ke koordinasi dengan teman-teman di panel Pulogadung, Jakarta. Wuihhh gilaaa… Saya gak tau dengan pasti gambaran suasana panel itu kayak gimana dan berapa jumlah manusia hebat yang ada di dalamnya. Yang pasti telingaku men-translate bahwa ruang panel bak pasar senggol yang lagi rameeeee banget dengan pembeli yang sedang tawar-menawar dengan penjual. Huhhh… Padahal mulai dari cek audio sampe komposisi biasanya udah mapan banget.. (ini minus naskah dan rundown lhoooo)… Tapi begitu mulai “Kabar Petang”, rasa-rasanya kami ingin mengatakan “selamat datang dan selamat bergabung di kuiz cepat tepat, enjoy it!”

Rundown akrobat alias gak tersusun rapi seperti yang diprint sebelumnya.. Naskah bisa saja berubah (ini kalo kami terima naskahnya, kalo gak..???) dengan berita up date-nya yang bisa masuk kapan saja, TV itu hitungannya per detik lho.. Dan kami seperti mesin hitung cepat yang mampu membaca dan mengerti apa mau producer serta pemirsa… Belum lagi jaringan internet yang manjaaaaa banget… Kita harus selalu waspada kalau-kalau gambar turun karena jaringan internetnya error.. Ughhh.. Belum lagi kondisi studio yang lapang banget, jangankan manusia, serangga pun lewat dengan bebasnya, terbang sana-sini dan menggangu konsentrasi.. Mana saya parno banget lagi..

Di Makassar kami menyebut kursi Presenter adalah “kursi panas” tempat dimana semua ketegangan “Kabar Petang” mulai dan berakhir.. Satu yang kami harapkan.. yaitu koordinasi dan komunikasi dari teman-teman di panel Pulogadung Jakarta… Kami dari biro-biro, sangat membutuhkannya.. You help us, we’ll help you guys!!

14 Oktober 2008
19:28 wita

kemarilah purnama

Alhamdulillah kenyaaanggg.. Hmmm.. Saatnya pulang ke rumah.. Merebahkan badan.. Kondisi tubuhku baik-baik saja.. Tapi entahlah.. Kinerja otakku melambat.. Lelah mungkin.. Program petang tadi cukup menyita energi, bahkan memancing emosiku.. Huff..

Laju kendaraan standar aja.. Kami sedang menikmati perjalanan.. Sepertinya sepupuku terhanyut dengan lagu slow dari compact disc yang diplay.. Kami tidak banyak bicara.. Dia juga terlihat lelah dari aktivitasnya seharian..

Sambil bersandar, kuarahkan pandanganku ke langit yang hampa dan gelap.. Dimana kau wahai purnama? Mengapa kau sembunyi? Tak inginkah kau menatapku seperti biasa? Kau lelah? Padahal jam segini adalah saat dimana kita saling menyapa..

Maaf saya mendesakmu.. Kau tidak mengerti.. Malah membiarkanku menyelami samudera rindu ini sendiri.. Tak ada temanku bercengkerama.. Membagi rasa yang tak sanggup kupikul sendiri.. Kau tak seperti saat pertama kali menyapaku.. Saat itu.. jarak antara kau dan aku tidak menjadi pembatas.. Merasa begitu dekat dengan hangatnya cahayamu..

Ahhh.. Saat ini saya pun hanya mampu menyapamu lewat lirik demi lirik dari tumpukan lagu-lagu itu.. Berharap semua pesanku tersampaikan.. Tak letihkah dirimu?? Kemarilah.. Temani aku duduk di sisi-sisi jalan.. Menikmati kilau para bintang yang menggantikanmu sejenak..

Hmmm.. Seandainya saja..

14 Oktober 2008
01:15 wita

eee.. anu.. nakke Daeng Tika

Hahaha… Upppsss.. Yap.. Salah satu kontributor… Namanya Rahman Dg. Tika.. Akrabnya disapa Daeng Tika, tapi anak-anak kontributor sering iseng panggil dia ka' Rahman atau ka' Ammang.. Atau bahkan RATIH, akronim dari nama lengkapnya itu.. Kalo dari wajahnya sih, saya taksir usianya sekitar 40 hingga 45 tahun.. Ternyata… Dia baru berusia 39 tahun… Ya ampunnn dasar Ve… Soalnya potongannya itu layaknya bapak-bapak yang nyaris punya cucu..

Kelihatannya dia tipikal yang sabar banget… Makanya saya bilang dia kelihatan tuir alias tua dari usianya, karena sabaaaaaarrr banget.. Hehehe… Tapi.. Itu hanya sebagian kecil dari seorang Daeng Tika… Selebihnya, dia selalu menyisakan cerita lucu tanpa disengaja… Itu karena sifat dan tingkah lakunya… Orangnya sopan, acap kali nunduk dan senyum bila menyapa kami, khususnya karyawan biro… Saya saja dia panggil "mba", kadang juga "bu".. Duhhh seolah-olah saya ini wanita dewasa yang udah married… Hihihi..

Menurutku yang lucu dari dia itu adalah ke-lugu-annya (itu sebutanku, gak tau kalo kalian).. Dialeknya makassar-nya yang khas dan sering diikuti dengan, "eeeee… anu… begini.. eeeee…." Hahahaha… Ini yang buat ka Budi dan ka Abo stress kalo lagi olah naskahnya Daeng Tika.. Uppppsss… Saya juga pernah rasa lho, dikerjain ma ka Budi dan ka Abo, capek pulang liputan, bikin naskah, saya malah ditambahin satu tugas buat bikinin naskahnya Daeng Tika, ampuuunnn dehhh… Biar dibentak ato suara dikerasin, dia sabar aja dan tetap setia memasang wajahnya yang udah bengkok karena memaksa otaknya berpikir... Sebelll, tapi lucuuuu…

Dia kadang sulit menangkap apa yang disampaikan oleh kami apabila kami menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, apalagi kalo pake bahasa gaul, wahhh… wahhh.. kalian bisa mendapati wajah bloonnya yang gak ngerti apa yang kalian omongin.. Belum lagi okkotz-nya (itu sebutan kami di Makassar).. Dia sering salah sebut kata, misalnya nih.. kata "pupuk" dia sebut "puput", nah selain itu, kata "cek" dia sebut "cet", maknanya bisa berubah kan? Kayaknya semboyan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, gak berlaku bagi dia…

Satu yang saya salut dari dia, dengan usia yang terbilang paling tua di kantor, dia masih bisa gabung dengan anak-anak kontributor yang masih muda dan enerjik, bahkan dia rela begadang berjam-jam untuk waktu piket yang telah ditetapkan oleh kabiro kami, yah meskipun kadang tumbang juga… Tapi setidaknya dia tidak memperhitungkan usianya.. Usia seperti itu kadang dihabiskan seseorang untuk menghabiskan waktu dengan pekerjaan pasti, sesuai bakat dan minatnya... Yahhh... kata beberapa teman, dia punya usaha lain yang lebih menjanjikan hidupnya, meski begitu... dia tetap keukeuh menggeluti profesi jurnalis ini sambil menjalankan usahanya.

Dia juga termasuk orang yang rajin menjalankan shalat lima waktunya, saking rajinnya.. anak-anak kontri yang dapat jadwal piket sampe subuh untuk standby pantau berita kontributor wilayah Indonesia Timur di Kabar Pagi, memanfaatkan Daeng Tika. Mereka enak-enakan tidur sampe lewat program Kabar Pagi, udah gitu tinggal telpon Daeng Tika buat nanya, beritanya siapa yang tayang dari wilayah Indonesia Timur di Kabar Pagi, karena pasti Daeng Tika nonton. Kemudian tinggal ditandai di tabel rekap.. Dassaarrrr… Gimana ka Abo dan ka Budi gak naik pitam… Hahaha…

Hmmm… Semangat meliputnya juga selalu ada… Walaupun dia bukan jurnalis yang baik apalagi hebat. Saya masih ingat waktu musim Ujian Nasional anak SMA, dia tiba-tiba datang ke kantor dan grasak-grusuk, seolah-olah dia membawa liputan eksklusif dan hebat.. Ternyata liputannya mengenai salah satu lokasi Ujian Nasional yang tidak dijaga ketat di kabupaten Takalar, sampe.. sampe.. ada seekor ayam masuk ke dalam ruangan kelas.. Hehehe… Dia tetap semangat aja, meski ka Takbir udah ketawa terbahak-bahak..

Nyaris seminggu ini, dia sedang diuber-uber producer karena liputan ricuhnya di kabupaten Takalar, mengenai sengketa lahan antara petani Tebu dengan PT. Perkebunan Nusantara XIV. Ricuhnya besar-besaran, para petani bahkan membakar sebagian lahan perkebunan tebu tersebut, sekitar 6000 Ha, dan ini mengakibatkan PTPN XIV rugi milyaran rupiah.. Tiap hari ada penugasan up-date berita tersebut dari producer, korda, dan korlip yaitu ka Abo dan ka Budi..

Hahhh… Seandainya kalian bisa melihat ekspresi ka Abo dan ka Budi, sepert darahnya tuhhh sudah ada diubun-ubun, dikit lagi meledak deh kayak gunung Soputan di Minahasa Selatan.. Agar beritanya cepat tayang, korlip di biro tuh inisiatif buatkan naskah sementara Daeng Tika on the way ke kantor, tujuannya agar lebih efisien dan cepat. Tapi jadinya malah runyam, suara korlip tiba-tiba jadi menggelegar, ekspresi wajah yang ekstrim, kelihatannya sih gemas banget sama Daeng Tika. Belum lagi telpon yang putus-nyambung, terus bahasanya Daeng Tika yang sulit dicerna dengan “eeeee… anu… begini… eeee… begitu…” Malah lebih lancar kalo pake bahasa Makassar, dia lebih ngerti.. Like what I’ve said.. Bahasa Indonesia bukan bahasa persatuan bagi dia.

Anyway… Apapun mengenai dia… Bagi saya.. Dia tetap Daeng Tika, yang lucu… Dia cukup menghibur teman-teman yang udah sumpek dan jenuh dengan kondisi kantor, belum lagi analisa dan koordinasi liputan yang kadang merepotkan… Dan… Daeng Tika selalu datang membawa liputan menarik serta naskah yang lucu plus... okkotz bo'.. “Well… Daeng Tika… Semangat aja.. Kita masih sama-sama belajar, Ve juga koq…”

10 Oktober 2008
22:06 wita
Maaf yahhh... Daeng Tika.. Supaya selalu diingat.. Hihihi..

uhuk... uhuk!!

"Uhuk... uhuk...!!" dikit-dikit... "uhuk... uhuk!!".. Duhhhh batuukkk...!! Jadi susah tidur, gelisah, bolak-balik di kasur, jadi berisik kalo malam, gangguin mama dan papa yang lagi istirahat, jadi malu sama teman-teman di kantor, apalagi sama teman-teman di panel dan teman-teman biro, belum lagi sama pemirsa... Pasti mereka gak nyaman banget dengar saya baca lead berita, apalagi kalo beritanya voice over, dengan tone suara yang turun naik dibarengi serak-serak dan sengau-nya... Hiksss.. Batuknya ganggu banget...

Udah sekitar seminggu penderitaan tenggorokanku ini gak "pergi" juga... Ini pasti karena sering kena AC, begadang, pulang malam dari kantor, ditambah hujan yang turun beberapa hari berturut-turut (tapi Ve senangggg)... Huuffff... Kalo gak ada air putih pas lagi kambuh, hmmm... udah deh... batuknya gak bisa berhenti sampe mata membentuk sedikit kawah di bagian kantung, alias mata berair.. Hiksss...

Saking gemesnya sama "batuk" ku ini, saya jadi tergelitik untuk browsing mengenai batuk, dan saya dapat sedikit informasi yang mungkin bisa berguna bagiku dan teman-teman.. Nah sebelumnya kita harus tau, bahwa..
"batuk adalah sebuah refleks fisiologi untuk melindungi tubuh dari benda-benda asing yang masuk ke tenggorokan, jika ada benda asing yang masuk ke tenggorokan, tubuh akan berusaha mengeluarkannya dengan cara batuk"

Tapi, batuk juga bisa karena gejala dari suatu penyakit tertentu. Dalam jalan udara di tenggorokan ada banyak rambut getar yang terus bergerak dan berfungsi untuk menyapu bersih benda-benda asing yang masuk. Selain sebagai lalu lintas makanan, ada juga saluran tenggorokan yang menuju ke usus dan pernapasan. Kalo kita makan nasi, misalnya, lalu ada butiran yang masuk ke saluran napas, maka secara refleks kita akan batuk..

Ada asap, pasti ada api.. Ada akibat, pasti ada penyebab.. Nahhh.. Penyebab batuk bisa bermacam-macam. Misalnya akibat radang tenggorokan, radang paru-paru misalnya penyakit TBC, sinusitis, dan alergi. Pada sinusitis lendir pada hidung akan turun ke bawah yang menimbulkan gatal-gatal pada tenggorokan sehingga menimbulkan batuk. Hufff.. Kayaknya saya kategori yang ini deh, secara mama dan papa juga gitu dulu..

Dan heiii!!! Bagi kamu yang suka merokok, jangan senang dulu guys…!! Uhmmm.. You must be aware! Asap rokok juga bisa menyebabkan batuk. Apabila seseorang merokok, maka bulu getar pada tenggorokan tidak dapat berfungsi maksimal untuk mengusir benda asing yang masuk. Akibatnya nih terjadi infeksi dan menimbulkan dahak di dalam saluran pernapasan. Akibat lebih jauh, orang tersebut akan batuk secara refleks untuk melindungi dan membersihkan jalan udara yang masuk.

Kapan aja sih batuk mudah menyerang?? Secara umum penyakit batuk akan lebih mudah menyerang orang pada peralihan musim, terutama bila terjadi perubahan temperatur udara mendadak dari musim panas ke musim dingin atau penghujan, atau masa pancaroba. Kondisi tubuh yang tidak fit juga memudahkan terkena penyakit, khususnya batuk. Jadi buat kamu yang tidur subuh, bangun pagi, kerja sampe malam, begadang sampe subuh lagi, jaga kesehatan deh, “atur pola hidup kamu, say..”

Nahhhh… Buat kamu, jangan asal mengumpat kalo lagi sakit batuk. Mumpung lagi batuk, tambah pengetahuan kamu mengenai batuk… Hihihihi… Seperti Ve ini.. Sebagian besar dari kalian mungkin udah tau, tapi ada juga yang belum kaliii.. Bahwa batuk terbagi menjadi dua tipe. Batuk kering dan batuk berdahak.

Batuk kering
timbul karena adanya sensitivitas pada bulu-bulu getar di tenggorokan, misalnya jika timbul alergi. Alergi bisa timbul jika bulu-bulu getar terkena benda-benda, seperti es atau makanan yang pedas, sehingga tidak kuat dan akhirnya menimbulkan batuk. Hmmm… Jadi teringat dokter gigiku yang alergi sehingga sering batuk, hikksss…

Sedangkan batuk berdahak adalah batuk yang disertai dengan keluarnya lendir. Lendir ini bisa berasal dari peradangan pada paru-paru. Lendir itu akan keluar bersama batuk. Misalnya penyakit TBC, duhhhhh jangan sampe deh.. Nah buat kamu yang menderita TBC pleaseee… jangan buang lendirnya di sembarang tempat yah.. Soalnya begitu batuk dan membuang lendir, maka kumannya akan ikut keluar, bisa terjangkit sama yang lain… Kasian kan..

Hiiii ngeri yahhh… Udahhhh jangan kepikiran… Ve mau kasih tau cara ngobatinnya nihhh… Kalo kamu menderita batuk berdahak, yang harus diminum adalah obat batuk ekspektoran. Obat batu jenis ini berfungsi untuk membantu agar dahak bisa keluar. Maka, jangan sampai memilih obat batuk antitusif yang berfungsi menekan batuk. Sebab jika mengonsumsi obat batuk jenis antitusif dahaknya justru tidak bisa keluar, bahkan bisa menimbulkan infeksi paru.

Sedangkan bagi kamu yang menderita batuk kering harus memilih obat batuk antitusif. Jangan minum obat batuk ekspektoran, karena batuk kamu malah tidak akan sembuh, bahkan bisa mengakibatkan batuk berdarah. Selain jenis obatnya, perhatiin dosis juga, say.. Dosis yang tepat sesuai dengan aturan akan memudahkan penyembuhan penyakit. Sebaliknya, jika dosis kurang atau berlebih, batuk bisa tidak kunjung sembuh.

Saat ini banyak beredar obat batuk di pasaran. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih obat batuk sebagai berikut:
1. Pilih obat batuk yang komponennya spesifik. Apakah obat batuk espektoran ataukah antitusif, kalo lebih spesifik justru lebih efektif menyembuhkan..

2. Usahakan efek samping dari obat batuk yang kamu beli, sedikit. Penting banget kan.. untuk mengurangi resiko buruk bagi kamu. Jangan sampe batuknya sembuh, eh… malah dapat penyakit lain… Naujubilah…

3. Nah sekarang kan banyak banget tuh kabar mengenai produk kedaluwarsa, so you must be aware, honey.. Buat obat batuk juga harus jeli! Jangn lupa periksa tanggal kedaluwarsa yang tercantum pada kemasan obat batuk. Kalo udah expired, tempatnya di tong sampah, bukan buat dikonsumsi. Deal!?

4. Oh ya… Satu lagi… Biar lebih sah dan terlegitimasi… Halllahh.. Hehehe.. Harus ada nomor registrasi dari Departemen Kesehatan (Depkes), karena dengan begitu, menunjukkan bahwa obat batuk tersebut telah disetujui oleh Depkes untuk beredar di pasaran.

Gimana... Gimana tips nya...?? Wah mudah-mudahan bermanfaat buat kalian semua... Senang banget bisa posting sesuatu yang nambah pengetahuan kita.. Udah yahhh... Ve mau minum obat dulu.. Hiksss.. Doain cepat sembuh yahh.. And.. keep your healthy guys!!

10 Oktober 2008
01:23 wita
Hufff.. Lagi sakit kayak gini, gak seharusnya diperlakukan begitu... Hiksss..

hate you!

hate this things...
really hate you!!
you're blind, althouh you have eyes...
really def, although you have ears...
really stupid, although you have brain..

can't hold, although you have hands..
can't run after me, although you have feet..
can't you feel it???
...or you just pretend, and don't wanna realize that..

ughhh.. this is so unfair for me
feel like wanna hit you..
wanna kick you..
wanna scream as hard as I can..
that I really hate you..

I have to live this lonely..
This stupid thing..
This stupid feeling...
So difficult... but I have to...

09 Oktober 2008
00:33 wita



hanya basa-basi

“Lagi ngapain? Gimana kabarnya hari ini?” Hehehe… Pertanyaan seperti ini kesannya peduli banget dengan yang kita lakukan sepanjang hari ini… Kesannya pengen tau kondisi kita hari ini… Giliran dijawab, eh.. malah dicuekin..

Jadi... Saya sarankan bagi kalian.. Jangan senang dulu, apabila disapa dengan pertanyaan seperti itu.... Karena bisa aja, itu hanya basa-basi..

Iyahhh hanya basa - basi.. Dan akhirnya kita jadi gak penting banget…

08 Oktober 2008
19:49 wita

hai hujan...

Wahhh... Hari ini hujannn... Setelah sekian lama menikmati dan memaksa diri untuk terus menikmati teriknya sinar matahari serta hawanya yang panas, akhirnya kau turun juga membasahi kota ku yang sudah cukup sumpek...

Awalnya nanggung banget.. Hawa panas... dan hujan perlahan-lahan turun.. Rasanya hawa panas itu berasal dari tanah tempat kita berpijak, yang penuh dengan aktivitas, kesibukan, masalah, dan lain-lain. Ughhh... Gerahhh... Ditambah dengan kondisi tubuhku yang kurang fit, flu, batuk, dan demam..

Tapi setiap menit kunikmati suara rintikan itu.. Yang semakin deras dan akhirnya menciptakan hawa sejuk, dingin, hmm... nyamannnn sekali... Saat-saat seperti ini, ingin rasanya membagi sejuk ini dengan mereka semua..

Tapi mereka terlalu sibuk, terlalu sibuk sampai tidak merasakan suara rintikanmu yang sudah nyaris menembus raga ini, hawa sejukmu yang nyaris membekukan tubuh ini.. Terlalu sibuk sampai melupakan aku gadisnya yang sepi..

“Hmmm... Hai hujan... Sudah cukup lama kau tak menyapaku, banyak yang ingin kuceritakan, ingin kusampaikan, dan ingin kubagi denganmu. Agar beban ini terasa lebih ringan, dan kubisa menikmati kembali sinar matahari yang hangat setelah kau beranjak pergi...”

Penat di kepala, sesak di dada, tumpukan kesedihan, seakan pergi sejenak.. Membiarkanku menikmati kehadiran hujan.. Tapi... Ternyata sesuatu yang indah dan menyenangkan tidak berarti, tanpa ada yang menemani.. Namun kusyukuri semuanya..

"Semoga saat kau menyapaku lagi, aku tidak sendiri... Agar dapat kubagi hawa sejukmu, hingga kau pergi menyisakan tujuh warna indah yang dapat kupandangi bersamanya.. Di sana pasti bukan hanya tujuh, tapi ada sejuta keindahan.."

07 Oktober 2008
23:56 wita

cinta atau "cinta"

"Aku bisa membuatmu...
jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta...
Beri sedikit waktu...
biar cinta datang karena tlah terbiasa..."

Hmmm.. pesan singkat ini, masuk ke handphone ku sekitar pukul 11 siang... Mirip lirik sebuah lagu yah.. Well... siapapun pengirim sms ini, saya hanya ingin mengatakan,

"cinta itu tidak mengenal ruang dan waktu, kan.. berapa lama pun, kita tidak punya jaminan bahwa cinta itu datang karena telah terbiasa, dan sebaliknya kita tidak punya jaminan saat kita hanya bersinggungan pandangan dan cinta datang seketika"

Percayalah... Semua itu datangnya dari Allah... Maka biarkanlah semuanya terangkai indah seiring waktu, entah apa wujudnya nanti.. Apakah cinta atau cinta??

4 Oktober 2008

11:40 wita

Ma...

Ma....
Apa yang harus kulakukan supaya kau mengerti??
Haruskah saya mengorbankan kebahagiaanku untukmu??
Masa depanku, Ma...
Dia bukan laki-laki yang baik untukku..
Saya berhak mendapatkan yang terbaik buatku, Ma

Ma...
Hidup ini terlalu singkat untuk kulalui dengan orang yang salah...
Saya mohon, Ma...
Jadilah sahabat bagiku dikala saya ingin berbagi...
Akan saya ceritakan kerisauanku...
Semuanya, Ma...
Tidak ada yang tersisa...
Bahkan tentang dirimu dan papa, tertulis jelas dalam hatiku..

Ma...
Seandainya airmata ini bisa melukai wajahku...
Maka mungkin anakmu ini tidak seindah apa yang kau
dan orang lain lihat..
Mungkin wajahku telah hancur berlumur darah...
Karena airmata ini tidak henti-hentinya menangisi keadaan..
Airmata ini seakan menjadi teman sepiku...
...dan kerisauan ini mulai membangun sebuah istana di hatiku...

Ma...
Jangan kau ragukan sayang dan cintaku untukmu...
Jangan kau ukur semuanya dengan kesediaanku bersama lelaki itu..
Saya tau kau sedih, Ma...
Saya tau itu karena papa...
Saya tau tidak pernah akan terobati semua luka itu..
Tapi Ma..
Tidakkah kau iba dengan diriku??
Pergi pagi pulang malam, seolah mencari tempat pelarian hidup...

Ma...
Biarkan saya menjalani dan menapakinya sendiri..
Saya hanya butuh doa dan dukunganmu...
Saya butuh dekapanmu kala saya kembali dari kegagalan itu...
Kenapa saya gak bisa sebebas mereka yang berhak memilih yang terbaik??

Ma...
Jangan kacaukan hidupku...
Jangan hancurkan semua yang telah kususun rapi...

Ma...
Kau tau saya akan sulit memilih apabila kau adalah salah satunya...

Karena saya sayang mama...
Apapun mama...
Bagaimanapun mama...
Saat ini..
Saya hanya butuh sahabat Ma...

4 Oktober 2008
00:00 wita


untitled12

Saya benci dia!!
Dia tidak pernah kuat seperti apa yang dia katakan..
Dia tidak pernah punya cinta...
..... dan akhirnya.. karena letih, dia menamparku dengan kata-katanya...

2 Oktober 2008
23:17 wita
saya tidak pernah tau kalo ada yang lebih penting dari cinta, yang pasti... dengan cinta lebih dari sekedar nikmat hembusan nafas yang kurasakan...

sensasi lebaran

Hari Raya Idul Fitri alias Lebaran euyyy….. Moment ini dalam tiap tahunnya akan memberikan sensasi yang berbeda bagiku… Ritual silaturahmi pasti ada, tapi pasti selalu ada saja yang beda, rasanya pahit, asam, manis, bersoda gitu dehhh.. Hehehe… Minuman kallleeee… Emang sih, sama dengan tahun kemarin, saya tidak shalat Ied bersama mama dan adik-adik, huhuhu.. ini karena tugas live dan tahun ini tugas liputan. Tapi tetep aja beda, beda stasiun TV nya, beda lokasi shalatnya, dan sekali lagi… beda sensasinya..

Namun sebelumnya saya sempat merasakan sensasi pahit sebelum berangkat liputan, hufff.. entah ini ujian, cobaan, ataukah azab.. Hiksss.. Pukul 04:00 wita, saya mendengarkan takbir berkumandang, “ahhh pasti dari mesjid Nurul Hikmah”, mesjid yang terletak tidak jauh dari rumahku, dan disitulah saya, mama, dan adik-adik melaksanakan shalat Idul Fitri dan Idul Adha tiap tahunnya. Sekitar 15 menit berlalu, saya mendengar suara orang teriak-teriak dan beberapa benda dibanting… Ahhh… apa ini? Jangan… Jangan… “ya Allah, haruskah sekarang? Haruskah di hari yang penuh berkah dan ampunan ini?” Mereka bertengkar lagi, dan saya tau siapa yang memulainya…

Kejadian tersebut berlangsung sekitar 30 menit, dimana saya hanya mampu mendengar dari balik dinding kamar dengan perasaan luka dan kecewa, saya pun sempat mendengar beberapa penggal cerita mereka. Ahhhh… ini lebih parah, saya tidak mampu menangis, namun dalam hati, rasanya sakit, sakit sekali... Setelah itu saya bergegas melangkah keluar untuk pergi liputan pelaksanaan salat Ied di mesjid Al- Markaz Al Islami yang biasa disebut “Al Markas”, kebetulan ka Budi dan ka Chureq sudah menjemput..

Hmmm… Awalnya saya merasa beruntung bisa ikut salat di mesjid Al-Markas Al Islami, merupakan mesjid termegah di Kawasan Indonesia Timur yang luasnya sekitar 10 ha, yang digagas oleh salah satu putra terbaik Sul-Sel, Jenderal (purn) TNI M. Yusuf. Secara yah… Dari dulu saya dan keluarga gak pernah salat Ied di mesjid itu. Yahh… Meskipun kali ini gak sama keluarga, “hmmm… someday, we will lah pokoknya” Setelah on cam durasi 30 second di depan mesjid, saya pun ikut berdesak-desakan dengan umat Muslim lain yang mencoba menerobos masuk ke dalam mesjid, berlomba-lomba mencari tempat, agar jangan sampai tidak dapat tempat.

Setelah mendengarkan sejumlah sambutan dari ketua panitia dan Gubernur Sul-Sel, Syahrul Yasin Limpo.. Shalat Idul Fitri 1 Sayawal 1429 Hijriyah pun akhirnya dimulai pada pukul tujuh teng.. Shalat berjalan lancar, meski kudapati beberapa Amat Muslim yang tidak shalat padahal mukenahnya terparkir rapi di hadapannya, entah apa alasannya. Sambil mendengarkan lantunan doa dari Imam, suara isak tangis anak-anak kecil yang berasal dari beberapa arah pun terdengar di telingaku…

Usai shalat, seperti kita ketahui ada ceramah yang akan disampaikan oleh khatib, karena antara shalat itu sendiri dan ceramah sudah merupakan satu kesatuan pelaksanaan shalat Idul Fitri. Lho??!! Tapi koq sudah pada bubar…?? Saat itu, saya langsung teringat mesjid Nurul Hikmah, mesjid dekat rumahku itu. Hmmm… Memang mesjid tersebut tidak se-besar dan se-megah Al Markas yang mampu menampung ribuan orang umat Muslim yang datang, mesjid Nurul Hikmah hanya mampu menampung ratusan jemaah, itupun tidak bisa lebih dari 200 jemaah.

Namun, meski begitu, kedekatan antara umat Muslim yang melaksanakan shalat Idul Fitri berjamaah di mesjid Nurul Hikmah, sangat terasa. Biasanya sih kalo di mesjid dekat rumahku, usai shalat, kami langsung berjabat tangan sambil cipika-cipiki dengan umat Muslim di sekitarku (depan – belakang, kanan – kiri), rasa kekeluargaan dan persaudaraan sangat terasa.. Padahal betapa indahnya suasana suka cita itu, apabila usai shalat Idul Fitri berjamaah, ribuan umat tersebut saling bersalaman dan saling memaafkan satu dengan yang lain..

Benar kan!!! Bisa dikatakan beginilah kondisi modern yang ada, masyarakat semakin menanamkan sifat individual antar sesama, “siapa loe.. siapa gue…?” Upppsss… Kalo begini adanya, berarti benar, yang sejati itu perlan-lahan telah terkikis oleh waktu.. Sampai semua tidak terlihat murni, yang ada hanya imitasi, palsu!... Dan semua semata-mata untuk menyenangkan diri sendiri, hanya euforia untuk diri sendiri..

Okeh! Kita tinggalkan sensasi yang satu itu.. Setelah menyelesaikan semua tugasku, akhirnya saya punya waktu berkumpul bersama keluarga, bersilaturahmi dan bermaaf – maafan, nyaris sama dengan tahun kemarin. Tapi kali ini, tanpa almarhum om Taufik yang meninggalkan kami sekitar 40 hari yang lalu… Hufff.. Kami merindukan dia, dia yang pastinya akan memeluk kami satu per satu dan mulai bertanya macam-macam mengenai aktivitas kami, dia yang selalu menjadi penengah dan yang di-tua-kan dalam perbincangan kecil sesama laki-laki. Suaranya yang khas dan meramaikan suasana lebaran tahun-tahun kemarin.. Hmmm.. Miss you uncle..

Menu lebaran juga masih sama, and I always miss thatDelicious! Tapi tahun tetap aja beda, tahun ini saya harus menikmatinya dengan kondisi tubuh yang agak lemas, suhu tubuh meninggi alias demam, dan dikit - dikit pasti keringatan kayak habis lari pagi.. Hehehe... Mungkin kurang fit, lagi-lagi karena kebanyakan begadang… Sensasi nya jadi aneh banget, bawaannya pengen baring, ngantuk mulu…

Sama halnya dengan siaran petang… Semua berjalan seperti biasa, dan tetap dimulai pukul 18:30 wita. Tapi tetap aja beda, kali ini presenter harus menggunakan kerudung, maklum…. kan lebaran… Dan saya harus berkutat dengan kerudung orange ku yang kainnya panjang, kaku, dan susah diatur… Ughhhh.. Sepanjang siaran, saya lebih banyak mengurus kerudungku itu dibanding naskah beritaku, fiuhhh untung beritaku hanya satu… Saya sempat krisis PeDe, pengen turun aja cepat-cepat..

Well… Sensasi lebaran kali ini semakin komplit dengan keresahan serta kerisauan yang kian bersarang… Ditambah lagi lebaran seharian, tanpa kehadiran papa.. uhmmm... dia berulah lagi... Entah apa namanya ini? Yang jelas, ini sensasi baru…

1 Oktober 2008
23:48 wita
Oh ya... "MET HARI RAYA IDUL FITRI" yeee... Minal Aidin Wal Faizin, maafin Ve dan keluarga atas kesalahn-kesalahannya, baik yang disengaja, maupun tidak disengaja.. Moga bisa lebih baik dan semakin dekat dengan Allah SWT. Amin


..asa..

ya Allah...
dimanakah Kau letakkan asa ku??
kemanakah harus kucari??
adakah sedikit petunjuk dari-Mu??

ya Allah..
ataukah saya salah mengerti??
tidak mampu membaca semuanya??
dan inikah pertanda baru??

ya Allah..
mata ini mampu melihat..
tapi buta akan kedalaman asa itu..

tolong..
ketika raga ini kembali terhempas dalam gelap..
ketika duka kembali tak bertepi..
ketika risau mulai bertahta...
...dan asa itu menjadi lawan bagiku...

jangan tinggalkan diriku..
tetaplah menemaniku..
meski yang ada hanya derai tangis..
dan ratusan, bahkan ribuan keluhku padaMu..

harapku.. ini tak akan lama..
saya akan beranjak..
menghampiri masa depan..
entah dengan asa.. ataukah tanpa asa...

1 Oktober 2008
22:59 wita
sampaikan salam hangatku padanya...