cinta pertama dan terakhir

by : Sherina Munaf

Sebelumnya tak ada yang mampu,
mengajakku untuk bertahan,
dikala sedih

Sebelumnya ku ikat hatiku,

hanya untuk aku seorang

Sekarang kau disini..
Hilang rasanya,
semua bimbang, tangis kesepian

Reff:
Kau buat aku bertanya..
Kau buat aku mencari...
Tentang rasa ini..
Aku tak mengerti...

Akankah sama jadinya,
bila bukan kamu..
Lalu senyummu menyadarkanku..
kau cinta pertama dan terakhirku..

Sebelumnya tak mudah bagiku,
tertawa sendiri di kehidupan,
yang kelam ini...

Sebelumnya rasanya tak perlu,
membagi kisahku,
saat ada yang mengerti

Sekarang kau disini..
Hilang rasanya,
semua bimbang tangis kesepian

Bila suatu saat kau harus, pergi
jangan paksa aku tuk cari yang lebih baik...
Karena senyummu menyadarkanku,
kaulah cinta pertama dan terakhirku...


04 Agustus 2009
19:12 wita

aku, mama, dan mereka

Beberapa hari lalu…
"Kamu tuh sebenarnya cantik banget, nak.. Asal badannya dikecilin lagi, kamu diet dikitlah"
"Yeeee mama.. tega banget.. Mira diangkat-angkat.. lalu dibanting.... Hehehe.."
"Ihhh.. Mama gak boong lho.. Bukan karena kamu anak mama lantas mama muji-muji kamu... Tapi emang kamu cantik.. Mama maunya badan kamu dikurusin lagi, biar lebih enak diliatnya, apalagi kerjaan kamu itu lhoooww.."
"Iyah.. iyah, mam.. Sapa dulu dong mamanya... Hehehehe"
"Ya dong ! Mamanya kan cantik, jadi anaknya juga pasti cantik... Hehehehe.."

Itu merupakan kutipan percakapan antara aku dan mama... Senangnya saat itu, kami seperti sahabat... Sangat akrab.. Mama memang selalu begitu, berusaha menjadikan dirinya sahabat bagi anak-anaknya.. Pikirnya dengan cara seperti itu dia mampu menasehati kita namun tidak terkesan sebuah petuah dari seorang tua seperti dia...

Satu yang selalu kusenangi dari mama, dia tidak pernah membiarkan anak-anak perempuannya terlihat jelek.. Mama selalu menegur atau menyuruh kami mengganti busana, apabila menurutnya penampilan kami tidak menarik saat akan keluar rumah, bahkan dia rela membelanjakan apapun agar kami terlihat cantik di depan orang lain.

Selain itu, mama selalu mengajarkan kami untuk menghargai orang lain.. Bagaimanapun wujud dan rupanya, entah kaya atau miskin (maaf), tua maupun muda.. Selama mereka baik kepada kita, maka kita harus selalu menghargai dan menghormati mereka.. Mama selalu mengajarkan kami untuk saling menyayangi sesama saudara..

Namun... Beberapa waktu lalu... Tiba-tiba saja dia berubah padaku.. Ibarat langit yang cerah, menjadi mendung, dan akhirnya gelap, disertai petir yang mengejutkan.. Beitulah yang terjadi... Kecewa, sedih, dan bingung.. Semua bercampur.. Kepalaku terasa berat seketika, kemudian disusul rasa mual..

Bukan sesuatu yang kudramatisir.. Karena itu memang benar kualami, sampai membuatku tidak konsentrasi dalam bekerja.. Sangat kusayangkan atas perubahan yang signifikan mama kepadaku akibat hasutan, cerita, dan fitnah mereka tentangku.. Mereka yang selalu kuhormati dan kuhargai.. Yang selalu kujaga perasaannya..

Aku marah... Iya marahhh.. Hanya aku selalu berusaha meredam emosiku, meski akibat peristiwa itu, mama menjadi "orang lain" bagiku.. Kepercayaan yang kubangun susah payah.. Kasih sayang yang selalu kami pupuk tiap pagi jelang berangkat ke kantor, dan malam saat sisa letihku kupaksa untuk tersenyum dan ngobrol dengannya.. semua HILANG!!

Tapi aku tak dendam... Aku bersyukur karena apa yang mereka lakukan terhadapku dan mama membuatku sadar, bahwa setinggi-tinggi aku menyanjung dan menghormati mereka, aku seakan diperingatkan, bahwa mereka juga bisa berbalik menjatuhkanku.. Namun seperti kalian, aku terlahir bukan untuk mengadili..

Itu adalah ke-khilafan mereka.. dan saya tidak akan menyerah untuk membangun ulang menara kasih sayang antara aku dan mama.. insya Allah bisa.. Karena aku selalu tulus...

03 Agustus 2009
19:15 wita