what love is about?

Mestinya siaran Kabar Pagi bareng mba Farah dan Rizky.. Tapii.. Sepertinya badai dalam perutku, sampai aku harus berkali-kali ke kamar mandi, mulesss... Alhasil aku baru bisa masuk jam 6.30 wib, melanjutkan tugas siaran di kantor.. And here I am.. Di kantor yang cukup crowded dengan mereka yang berseragam merah..

Kemarin malam, saat aku sedang menyeterika beberapa potong baju *nasib anak kos.. phew!*, tiba-tiba terdengar dari tv ku dialog sepasang kekasih dalam sebuah sinetron.. "Kamu tidak bisa mengerti aku.. Mengerti apa yang aku mau..", kata si cewek.. Si cowok menimpali, "Kamu yang tidak mengerti aku! Aku kan sibuk kerja.. Kamu hanya bisa nuntut aja!"... "Siapa yang nuntut.. Aku selalu berusaha ngertiin kamu.. Bahkan aku rela meskipun harus mengorbankan waktu kencan kita demi meeting-meeting mu itu!!"

Hmmm.. Klise lahh yahhh.. Penyakit pasangan emang gitu.. Namanya dua manusia dengan karakter yang berbeda, disatukan dalam sebuah hubungan.. Satu sama lain ingin dimengerti, tapi sulit untuk mengerti.. Sebagian besar pertengkaran didasari hal tersebut... Egoisme.. *hallahhh*.. Base on my experience.. Aku pernah ngambek sama pacar hanya karena dia ngumpul sama teman-temannya tanpa mengajak aku... Padahal yahh.. Aku kalo jalan bareng teman-temanku, gak ngajak dia malah.. alasannya, "girls time" lahh.. *dalih biar bisa ngecengin cowok cakep*

Pernah juga.. Aku tiba-tiba ninggalin pacar di kantin kampus karena kesal, merasa dia gak bisa menghibur aku yang lagi bete... While me.. Malah gak peduli kalo misalnya dia lagi bete sama teman-temannya.. Ada lagi.. Pernah ngamuk sama pacar karena gak ditemenin hang out pas libur, dan dia lebih pilih kerjaannya.. Tapi wajar juga sih, aku liburnya hari Senin - Selasa, hari kerja gitu lho.. Hehehe...

Itu masih sepele.. Kalo kata my mr. glasses, "itu things kecil, dear"... Tapi dari hal sepele, bisa menjadi rumit dan masalah besar.. Bahkan sampe berkhianat alias se-ling-kuh... Ughhh.. Gak asik deh kalo udah kayak gitu.. Aku pun melakukan survey ke beberapa temanku yang sudah menikah.. Ingin melihat se-yakin kah apa mereka memilih menyatukan perasaan yang disebut "cinta", dalam sebuah pernikahan... Aku mengajukan satu pertanyaan.. "Apa yang membuat kalian yakin memilih pasangan kalian itu sebagai pendamping seumur hidup??" Jawabannya pun berbeda-beda..

(untuk identitas mereka, aku menggunakan nama samaran)

Reni, ibu PNS yang satu ini menikah pada usia yang lebih belia dari aku... Beda setahun sih.. Hihihihi.. Menururt dia,
"Yah.. Mo gimana lagi, Ve.. Dia datang melamarku, orang tua ku menerima, meskipun saat itu aku gak yakin dengan dia... Daripada pamali' nolak lamaran orang.. Dan semua berjalan begitu cepat"
Alhamdulillah saat ini dia sedang mengandung anak pertamanya, dan tinggal beberapa bulan lagi lahiran..

Lalu aku bertanya pada salah seorang sepupu.. Namanya Lina.. Dia memilih menikah di usia sekitar 28 atau 29 tahun.. Dan dia menjawab,
"Berdoa.. Aku yakin karena berdoa.. Alhamdulillah Allah menetapkan hati ku untuk memilihya setelah perjalanan panjangku.."
Saat ini.. Meskipun sudah berkeluarga, namun mereka berdua masih semangat untuk mengembangkan diri mereka masing-masing.. Sang suami mulai dengan usaha baru di Kolaka Utara di bidang pertambangan. Sang istri pun tetap mendukung sambil melanjutkan S2-nya.. Mereka terus memperkaya kualitas hubungan mereka dengan meningkatkan kemampuan personal mereka.. Bahwa hubungan suami istri bukan penghalang mereka untuk terus berkarir

Hal yang sama kutanyakan kepada mantan teman sekantorku yang menikah dengan suaminya yang juga satu kantor dengan kami, karena kebijakan kantor, maka dia harus resign... Namanya mba Talita.. Menurutnya,
"Yang pasti adalah agamanya, karena nantinya dia jadi imamku.. Soal perbedaan selera, gaya, dan kebiasaan, bisa diatasi seiring berjalannya waktu.. Semua tergantung niat dalam hubungan itu.. Apakah sekedar pacaran atau ibadah... Yang penting, dia bisa menjadi sahabatku dalam suka dan duka"
Meskipun kisah cinta mereka bermula dari lirik-lirikan di kantor, hihihi.. Meskipun saat ini dia berada di kantor yang berbeda sebagai asisten produser.. Alhamdulillah on this January they have celebrated their 1st anniversary

Aku pun memberanikan diri bertanya ke salah seorang ipar tante, tante Vita.. Aku gak mengetahui pasti profesinya, secara kami lebih sering ketemu di acara keluarga.. But she is soo nice and his husband.. totally handsome with his glasses.. She said,
"Tante memilih om, karena tante tau, om berasal dari keluarga baik-baik.. Om bisa membimbing tante dalam hal agama"
Mereka saat ini memiliki putra yang tampan.. Tiap kali bertemu mereka sekeluarga, selalu terlihat harmonis..

Lantas beberapa pasangan kontroversi di keluarganya karena memilih pasangan mereka, memberikan komentar terkait pertanyaanku.. Dua teman kantorku..
Mba Hera.. Usia pacaran dengan suaminya hampir 10 tahun, dan akhirnya menikah.. Awalnya mereka beda keyakinan.. Keluarga dari dua pihak, tidak setuju dengan hubungan mereka.. Dia pun menjawab..
"Aku memilih dia karena sudah lama pacaran.. Sudah saling tau sifat dan karakter.. Dari keluarga baik-baik.. Meskipun saat itu beda agama, aku lebih melihat kepribadiannya"
Yep.. And they made it.. Saat ini mereka sudah punya seorang putri.. Dan mba Hera hamil lagi donggg... Hihihi.. Congrate for you, sist.. Now.. They are Moslem now.. Pelan-pelan mereka merajut kembali jalinan kekerabatan keluarga yang renggang.. They are on process now..

Namanya Nezya.. Temenku ini pun menjalin hubungan dengan lelaki yang beda keyakinan.. Petentangan dengan keluarga cukup kuat.. Dan akhirnya dia memutuskan memilih jalannya, jalan yang awalnya pun tidak mendapat restu dari keluarganya.. Bagi Nezya,
"Suamiku tuh sabar banget.. Selama kami pacaran hingga nikah, kami banyak halangannya.. Tapi dia sabar mendampingi aku.. Aku sering marah ataupun judes, tapi dia gak melakukan hal yang sama ke aku.. Klik nya bukan kayak cinta jaman kuliah dulu.. Lebih realistis dan dewasa"
Well.. Akhirnya dua keluarga mereka pun kembali berkumpul.. Suaminya pun memutuskan menemaninya melangkah dalam keyakinan agama yang sama.. 31 Desember 2010 kemarin, hadiah perjuangan mereka pun lahir.. Putri sulung mereka..

Satu lagiii.. Awalnya sempat juga jungkir balik selama 4 tahun dengan pacar yang kini jadi suaminya.. Namanya Ellyana... But what can I say.. Liputan tsunami di Aceh kemarin justru yang menjadi awal pertemuan mereka.. I love when she said,
"Sampai seumur hidup, kita sendiri gak akan tau seperti apa lelaki yang kita butuhkan untuk mendampingi kita.. Jalani dengan keyakinan bahwa inilah yang terbaik dan berani berkomitmen"
So mature I think.. But yes she is! Saat ini dia memilih dipindahtugaskan di kampung halamannya untuk merawat buah hati mereka.. Meskipun dia sangat potensial untuk berkarya di kota besar ini.. Sang suami pun dengan komitmen awal yang dia pegang serta keberaniannya, insya Allah selalu menjaga keluarganya, meski terpaut jarak jauh..

Hmmmm.. Akupun menyimpulkan.. Bahwa cinta itu bukan sekedar rasa.. Justru rasa itulah yang menjadi energi atau kekuatan bagi kita untuk mewujudkan mimpi kita berdua.. Tuhan menciptakan lelaki dan perempuan untuk saling jatuh cinta.. saling bergandengan tangan.. menata hidup mereka dengan mimpi dan harapan.. bukan hanya sekedar kata, "aku cinta kamu", "aku kangen kamu", "aku butuh kamu".. ataukah "tolong mengerti aku"...

....karena kata seorang perempuan yang sangat tegar selama 27 tahun menjalani bahtera rumah tangganya.. perempuan yang dihadapkan dengan berbagai persoalan keluarga.. perempuan yang mengurus empat orang anak dengan karakter dan masalah yang berbeda.. perempuan yang awalnya harus menerima perlakuan "tidak peduli" dari keluarga.. perempuan yang kuat dibalik sikap dan senyum lembutnya

"...bahwa sikap saling pengertian itu akan tumbuh dengan sendirinya, saat kamu benar-benar yakin bahwa dia lah yang akan menjadi pendamping hidupmu.. yang dapat menjagamu.. dan bertanggung jawab atas hidup kalian berdua.. dan sayangilah dia, sebagaimana Allah mempertemukan kalian di waktu yang indah.. itulah alasan mengapa mama memilih papa-mu"

So.. How about my mr. glasses yahh? *nyengir.. lirik dia*

11 Januari 2011
15.30 wib

3 comments:

Shulhan Rumaru said...

Menarik banget tulisan ini, inspiratif. klo aku memandang cinta itu sebagai pengabdia, pelukan bergairah, tiga kali makan sehari, dan ingat buang sampah.

alya said...

isinya ringan tentang keseharian mslh yg bs dialami semua orang tp dengan membaca ini sepertinya yg nulis masih mencari jati diri tetang relationship dgn someone nya...tetapkan hati aja sist..

Joko Santoso said...

jika bisa request, mungkin aku akan lebih menyukai kalo di settingan profil blognya, semua tulisan ini bisa di share ke beberapa situs jejaring sosial lain, agar kesan usernya tidak tertutup. tetapi jika belum ada persetujuan, aku berharap bisa menjelma menjadi salah satu dari ke empat anak kecil yang bermain hujan-hujanan lalu diberi beberapa lembar uang recehan oleh seorang wanita usia berkisar belum sampai tiga puluhan, dengan nilai nominalnya ribuan..
"hehe.. kan lumayan.. bisa buat beli jajan.. hahaha... "phew.. nasib anak kost.. (kidding-sedikit)