hmm.. my kaleidoscope..

"Smoked chicken croissant-nya satu, mba.. Oh iyah.. Minumnya.. Hot green tea.."..

Mataku mengitari ruangan, memilih tempat yang nyaman.. Ada beberapa kursi dan meja yang kosong di dekat pintu kaca cafe ini, namun aku memilih kursi dan meja yang dekat dengan meja kasir.. Simpel sih, aku gak mau diserang teriknya sinar matahari yang menembus pintu kaca itu.. Soo.. Aku cari posisi aman ajah, sekalian menyaksikan acara televisi di layar berukuran 24 inch di depanku..

Aku memeriksa notifikasi di bb ku.. Sebagian besar teman-teman memilih mengirimkan ucapan selamat tahun baru lebih awal.. Klise sih alasannya, khawatir ntar malam signal nya "gak beres".. Ada yang lewat sms, Facebook, dan pastinya lewat BBM. Sementara aku.. Aku masih sibuk mencari alasan kuat, mengapa aku harus menyampaikan ucapan itu.. Selamat tahun baru?? Hmmm..

Biasanya.. Menyongsong malam pergantian tahun, sebagian besar orang akan membuat planning.. How to pass this new year's eve with their beloved in the middle of awesome party.. Tapi aku dan sebagian besar orang yang kerja di media, tidak pernah berani menyusun rundown acara malam tahun baru untuk diri sendiri.. Pekerjaan ini yang akan menyusunnya, dan aku hanya bisa pasrah..

Pastinya akhir tahun ini, ada kaleidoskop versi aku sendiri.. Hmmm tahun ini.. What can I say.. I'm being a red line in thermometer.. Aku pernah berada pada suhu rendah, lalu beberapa bulan kemudian berada pada suhu tertinggi.. Yahhh.. Something bigger and different, alhamdulillah it happened on this year..

Aku mau bercerita.. Kemarin, my new someone special *blushing*.. Let say, Mr. glasses.. He asked me.. Lebih tepatnya challenge me to play ice skating.. Ihh sumpah deh! Even my bestiest aja susah ngebujuk aku main gituan.. While him, only one asking.. Dan aku mauuuu ajahh.. *luv is blind.. Ughhh.. I hate to admit it*

Aku gak yakin bisa berdiri dengan sepatu "in line skate" itu, jalan pun jadi ragu-ragu.. Apalagi ber-skating ria! Dan parahnya, that mr. glasses itu juga baru pertama kali ber-skating.. Jadilah kami beginner ridiculous couple, without a coach! Tapi kami berdua malah yakin ajah bisa, setidaknya menginjakkan kaki di atas hamparan es yang licin banget!

Putaran pertama, aku berjalan sangat lambat.. Berjalan yahh! Bukan ber-skate.. Aku mengandalkan holder di pinggir yang mengitari arena tersebut.. Seringkali aku hampir jatuh.. Gak tau deh my mr. glasses ini ketawain aku berapa kali, awas ajah, kalo sampe aku tau dia ketawain aku berkali-kali, He has to paid more than he did!! Ini kan ulah diaaaa.. *hiks*

Putaran kedua.. Aku masih gak yakin.. Tapi kali ini jadi penasaran.. Well durasi mengelilingi arena jadi lebih cepat.. Sesekali aku melepaskan genggamanku dari holder, even only a few second.. Setelah itu berpegang lagi.. Secara aku agak sulit berdiri dengan sepatu "in line skate".. Membuatku letih dan ngos-ngosan juga.. While him, dia udah bisa dalam hitungaan menit berjalan tanpa memegang holder.. Ahhh irihh bangetttt.. Sesekali dia bilang, "Kamu coba jalan, dear.. Melangkah.. Don't slide it.." *with his kindness of course*

Huff.. Situ enak, udah bisa.. Sini masih bermasalah dengan keseimbangan tubuh, belum jalannya licin.. Tanggung banget deh.. Arena nya emang buat sliding sih, jadi mending sekalian sliding ajah.. Tapi itu diawali dengan melangkah dulu kayaknya.. Kalo udah bisa menjaga keseimbangan tubuh dengan melangkah, baru bisa sliding!

Putaran ketiga.. Kali ini, aku gak ragu buat masuk ke arena, soalnyaa rasa penasaran semakin besar.. Yahhh.. Emang terasa beda sih.. Durasinya jauh lebih cepat.. Dan aku sempat dengar dia teriak, "Hey! You are sliding, dear".. Selain licin, ada beberapa ruas yang udah gak rata es nya dan membentuk lubang kecil..

Setidaknya aku bisa berdiri dengan in line skate-nya saat ngambil pose buat difoto.. Aku bisa melangkah dikit-dikit.. Dan ditiap putaran, sesekali he just hold me.. Mencegah kalau-kalau aku jatuh, even dia sendiri pun cukup sulit menjaga keseimbangannya..

Stop untuk cerita konyol plus romantis itu.. *blushing lagi*.. Dalam 365 hari, atau 12 bulan di tahun 2010 ini, kulewati seperti bermain ice skating itu.. Pada awal tahun terlihat mulus, seperti hamparan arena ice skating.. Aku cukup ragu menjalani awal tahun ini dengan relationship dengan seseorang *aku minta maaf sekali lagi padamu*.. Dan akupun hampir terjatuh.. No one hold me at that time, beside saran dari beberapa teman yang menguatkanku.. *thank you to Elvira and Hentty*

'Cause life must go on.. Aku harus kembali berjalan melanjutkan hidupku.. Sepertinya mudah saja berjalan.. Kalo bisa kulewatkan setiap hari dengan sangat lancar, namun ternyata itu meletihkan, terkadang malah ada hantaman kecil yang menyerangku, dari segi manapun..

Seandainya aku tidak punya hubungan vertikal denganNya, tempatku berpegang, mungkin aku sudah terjatuh, menelan ludah dan menangisi keadaanku.. Membiarkan orang lain bercerita dan mencemoohku di belakang..

Aku sempat membiarkan pikiranku diracuni oleh hal buruk seperti menyalahkan diriku terus-menerus.. Hingga energiku habis.. Akupun jatuh sakit.. Lumayan, 11 hari bedrest.. And it takes me get closer with my bestiest and her kindly family..

Alhamdulillah membaik setelah itu.. Tapi ada saja keputusanku yang dihantui keraguan, membuatku dilemma.. Terus menerus memakan energiku.. Sesekali aku menyesali dan mempertanyakan apa yang sedang kulalui ini.. Aku pun sudah mulai menikmatinya, berusaha menyenangkan diriku dengan orang-orang yang bersedia menemaniku.. Meski hanya se-persinggahan saja umurnya.. Beside my bestiest.. We made our moment.. We built up our friendship trust..

And then.. I met him.. Di beberapa minggu sisa tahun ini.. Di saat aku yang masih penasaran mencari cara keluar dari tekanan-tekanan.. Di saat aku butuh energi yang mengantarku untuk bernafas lebih lega.. Alhamdulillah.. I found it.. Dia mungkin terlihat biasa.. Tapi dia punya energi positif yang sangat besar..

I love the way he moved me to a bigger place.. The way he asked to touch each side of life.. The way he told me about his past, without any worries.. The way he staring at me by his glasses.. *blushing lagi*.. The way he transfered his energy..Yang jelas.. Alhamdulillah itu menjadikanku lebih baik.. Membuatku semakin menyayangi keluarga dan sahabat-sahabatku.. Berusaha mengerti mereka dengan cinta kasih yang kumiliki, dan itu bertumbuh..

Mungkin aku belum mampu ber-sliding dengan lincah di atas hamparan arena es itu.. Tapi aku mau belajar.. Aku mau menjaga keseimbangan tubuhku seperti aku akan berusaha menjaga keseimbangan pikiran dan sikapku selama menjalani tahun berikutnya.. Aku tau.. Bahkan di dalam kesendirian.. Aku tidak pernah sendiri.. Ada mereka dan dia yang akan memeluk aku erat..

Dan di saat mereka letih.. Insya Allah aku sudah cukup kuat untuk merangkul mereka....
Ini bukan bentuk euforia ku.. Ini hanya sebagian dari kisahku untuk menyentuhmu, kawan.. Bagimu yang telah kukecewakan.. Maafkan aku.. Maafkan segala kesalahanku di tahun ini..

For my special.. "Thank you, sir.. You make it perfectly.. Just like the way you are"...

And this time.. I say to all of you guys.. Happy passing this new year's eve.. Don't stop enjoying this life process.. Keep convincing yourself, that there always a happy ending story , and only if you want it.. Just make it!!!

31 Desember 2010
13.20 wib

aku ingin... aku pengen.. aku senang..

Desember.. Biasanya pada bulan itu, tiap orang pasti punya rencana sendiri untuk melewatkannya dengan orang-orang ter-sayang, atau bahkan dengan setumpuk pekerjaan dan proyek... Palagi event akhir tahun selalu menggiurkan, khususnya midnite sale.. Hmmm :)

Aku? Kau bertanya padaku mengenai rencanaku bulan depan.. Jawabannya, "Belum ada, kawan.." Bagai berjalan di atas bidang datar namun tak berpijak... Meskipun begitu, pastinya aku punya keinginan yang ingin kupenuhi..

1. Pengen ke Bandung.. Baiklah kalian boleh meledekku, karena aku baru satu kali ke Bandung, dan itupun karena penugasan liputan yang huffff... Riweh dan ribetnya minta ampun .. Tapi akan lebih baik kalau kalian memberiku ide bagaimana menikmati kota Kembang itu untuk pertama kalinya di tengah aktivitas yang sebenarnya cukup normatif ini..

2. Pulang ke Makassar.. Kalau tak ada teman ke Bandung, Makassar mungkin akan menyambutku dengan lebih ramah.. Akupun sudah merindukan tumisan sambel terasi buatan mama, suara papa yang menggelegar, adek Dodiku yang bisa diajak kemana-mana *lumayan jadi gandengan, cakep siiyy*, dann si centil Debi-Desi dengan segudang curhat mereka... Tinggal mengumpulkan keberanian mengambil lembaran cuti, kemudian menghadap para atasan

3. Leggsssss... XXI are waiting for us.. Caramel popcorn isn't taste sweetier without cheerful salty popcorn..

4. Pengen banget menggunakan dress blue jeans-ku pada sebuah kesempatan yang menyenangkan bersama teman-teman.. *request dress code*

5. Unggg.. Blueberry cheesecake di cheesecake fact. outlet, kayaknya enak tuh dinikmati pas lagi gerimis.. Hummm...

6. Can't wait to see those Christmas trees surrounded by sparkling lights.. Di belahan bumi manapun akan terlihat indah..

7. Pak bosss... Semoga tidak berlebihan kalo di bulan depan aku bekerja lebih giat dan berdoa lebih banyak demi kenaikan gaji... Hihihihi.. *namanya juga usaha*

8. Kalo rambutku terlihat lebih panjang.. Tidak ada yang berhak protes yah.. Biar seperti perempuan pada umumnya.. Hehehe.. Minimal bisa dikuncir-kuncir ala gadis Jepang atau Korea *ngarep*

9. Mungkin sudah setahun aku tidak berenang... And I have no idea 'till now...

10. Papaaaaa.... Februari nanti gak usah beliin kado deh.. Kalo I Pad di awal tahun ini, gimana, pa? *mupeng*

Well.. Mungkin saat kalian membacanya, ada yang tertawa geli, tapi ada pula yang meledek *suudzon*.. Tapi aku yakin satu hal, kalian pasti punya banyak keinginan kecil seperti yang kutulis.. Apa salahnya membuat sebuah list, jangan biarkan kesibukan dan rutinitas kalian mengubur keinginan-keinginan itu..

Entah itu akan terwujud atau tidak.. Aku sepertinya lebih berani untuk menyuarakannya... Konyol.. Namun akan sangat menyenangkan apabila terwujud.. Bukankah untuk menyenangkan orang lain, kita sebaiknya menyenangkan diri sendiri terlebih dahulu..

28 November 2010
15:00 WIB

ada apa dengan hujan?

Sedikit meniru judul film karya Rudi Soedjarwo yang akhirnya membawa namanya sebagai penerima piala citra pada ajang FFI tahun 2004.. Hmmm.. Tapi pastinya tetap beda lah.. Kata "cinta" bermakna ambigu dalam film itu, adalah Cinta sebagai pemeran utama.. Dan tentang kisah cinta sepasang remaja..

Sementara "hujan".. Hujan yaa hujan.. Titik-titik air yang turun dari langit, karena daya tampung uap air di langit sudah melebihi kapasitasnya.. Pun kalau ada orang bernama hujan, itu hanya 1 dari sekian bintang di langit *halahhh pengandaiannya*.. Artinya para orang tua lebih memilih bolak balik berkali-kali mencari nama lain, daripada menamakan anaknya "hujan"

Ngomong-ngomong soal hujan, pastinya semua orang punya cerita tentangnya.. Seperti diriku hari ini.. Hari kedua liburku biasa saja.. Tidak ada yang menarik.. Aku menghabiskan dengan berguling-guling di kasur sambil nonton tv.. Acara tv pun biasa aja, kecuali News Boom! Yeaayy.. Aku agak heboh sendiri saat menontonnya..

Pukul 5 sore, berhubung stok air minum di kamar tinggal dikit, dan aku agak lapar, akhirnya aku memutuskan pergi ke tempat perbelanjaan terdekat.. Meskipun gaya casual selalu jadi pilihan paling aman dan nyaman, aku kadang menyertakan jaket sebagai item penting.. Pas aja ternyata, aku baru saja mengunci pagar, angin bertiup cukup kencang..

Langitnya koq tiba-tiba mendung yah.. Tanggung ahh, udah deket pangkalan bajaj koq.. Fiuhhh.. Untung ada bajaj, meskipun itu hanya satu-satunya yang terparkir.. Lucky me!... Tapi keberuntungan itu hanya bertahan 3 menit!! Tiba-tiba saja, tiupan angin jadi lebih kencang disertai pasir.. *udah kayak di gurun pasir dehh*..

Hujan pun turun! Cukup deras disertai angin kencang.. Aku masuk ke pusat perbelanjaan dalam kondisi lembab dan lusuh banget.. Lalu sambil menikmati makan malamku, aku teringat dengan pertanyaan seorang teman.. "Kenapa sih kamu suka hujan?? Apa yang menarik dari hujan? Hujan itu bikin repot tauk.. Kalo hujan, pasti macet.. Hujan bisa bikin banjir"

Aku hanya bisa tersenyum kecut.. Batinku, "Sial.. Kenapa kali ini aku seakan mengakui pernyataan temanku itu? Kenapa aku tak bisa membantahnya saat ini?" Yahh saat itu aku benar-benar seperti perantau yang baru tiba di kota besar.. Lusuh..

Setelah makan dan membeli keperluan air minum, aku pun berniat pulang segera.. Tapi saat tiba di depan pintu keluar, hujannya makin deras.. Ada sekitar puluhan ojek payung di depan pintu, aku memilih seorang bocah yang masih berseragam sekolah lengkap, kayaknya sih tingkat SMP.. Sembari dia me-mayungi-ku menuju ke pangkalan bajaj, aku pun memerhatikan dia dan seragamnya..

Sudah sekitar pukul 7 malam.. "Kamu dari sekolah, lanjut ngojek payung?", tanyaku iseng.. "Iyah mba.. Lumayan nambah uang buat jajan", jawabnya sambil mengusap air hujan yang membasahi wajahnya.. Hmmm.. Hujan sepertinya mendatangkan rezeki bagi dia..

Tiba di pangkalan ojek, aku tak bisa berbuat banyak.. Air hujan merendam jalanan, sehingga tak mungkin menyeberang mengambil bajaj.. Apalagi dengan sepatu bludru biru-ku yang baru kubeli seminggu lalu.. Hiksss.. Aku bingung sesaat.. Kusuruh si bocah melanjutkan ojekan payungnya.. Dan aku.. Aku memutuskan menuju ke gerbang depan , berharap pada para supir taxi yang biasa memarkir taxinya di sana..

Nihil!!! Tak ada taxi!! Ahhh.. Kesal.. Bingungg.. Lalu tiba-tiba saja, "Mba!!! Mbaaa!!! Bajaj mba!!", seorang supir bajaj meneriaki-ku.. Ahhh syukurlah.. Tak ada taxi, bajaj pun jadilah.. Emang awalnya niat naik bajaj kan.. Aku pun menuju ke arahnya dan masuk ke dalam bajaj disambut senyum riang si supir bajaj..

Badannya basah kuyup.. Terlihat air menetes dari beberapa helai rambutnya.. Dia sepertinya sudah pasrah diguyur hujan.. "Agak susah mba kalo hujan.. Apalagi kalo udah banjir depan gerbang tadi.. Tapi lumayan mba, saya habis ngangkut beberapa penumpang.. Soalnya mereka gak mau jalan kaki menuju ke halte karena hujan.. Rejeki buat saya sih", lalu disusul dengan tawa nya

Akupun meng-iya-kan dan tertawa.. Menertawakan diriku yang basah kuyup dan sudah mengumpat beberapa kali.. Sementara si bocah dan supir bajaj justru merasa terberkati dengan hujan ini.. Berarti memang hujan itu menyenangkan yahhh.. Tergantung kamu memaknai dan menikmati hujan itu..

Aku teringat kutipan yang kubuat sendiri.. "Dalam setiap tetes hujan, seperti pita kaset masa lalu, selalu ada kenangan"..

Lalu.. Seorang sahabat menambahkan, "Selalu suka bulir2nya yang lembut ikhlas membasahi bumi yang kering kasih.."..

Lantas.. Apa kabarnya dengan sejumlah bencana banjir akibat guyuran hujan deras?? Apa maksudnya?.. Ada apa dengan hujan?

Yang jelas.. Satu hal.. Karena hujan hari ini, aku menulis untukmu..

22 Oktober 2010
21:18 WIB

tentang perempuan dalam segelas teh tarik

Sluurrrppp.. Begitu kedengarannya di film-film atau sinetron.. Aku menyeruput teh tarik yang untuk pertama kalinya setelah sekian kali saya makan di tempat tersebut.. Tiap kali ku memesannya, pasti selalu gak ada, padahal jelas-jelas tertera di daftar menu.. Bete kann..

Tapi berbeda dengan malam ini.. Bahkan aku mendapatkannya dengan gratis!.. "Mba.. Kami ada promo, mba tinggal pilih minuman gratisnya.. Mau Milo, teh tarik, atau teh botol sosro??", begitulah sekenanya si mba kasir menawarkannya padaku..

Woouuuww.. Teh tarik of course!! Selain lebih alami dan bisa disajikan hangat, dua minuman lainnya cukup beresiko menurutku.. Kenapa coba gratis? Bisa jadi expired date nya tinggal 3 hari sampe seminggu kann.. Hihihi.. *ade-ade aje, neng.. Alesssan aje*

Memang teh tarik adalah satu dari sekian minuman favoritku.. Mau dibilang teh, tapi rasa susunya legit di lidah.. Apalagi teh tarik yang pertama kali kuminum di salah satu warung kopi di Makassar.. Bikin penasaran karena ada sense of coffee-nya.. Cara buatnya bener-bener ditarik.. *sepertinya saya pernah posting soal teh tarik sebelumnya*

Mungkin perempuan seperti itu yah.. Menarik.. Manis.. Tapi kadang tak tertebak, bak empat musim yg dilewati dalam perjalanan mendaki gunung Kilimanjaro.. *itu kata temanku Cindy lho, berdasarkan observasinya sebelum melakukan ekspedisi bersama timnya* :D

Sama halnya dengan kalimat di beberapa profil pic bbm temanku, termasuk diriku juga.. "The most common lie is I'M FINE".. Hihihi.. Aku merasa geli sendiri membacanya.. Dalam hatiku, perempuan bangeeettt.. Itu yang terkadang membuat laki-laki jadi bingung kali yah.. Soalnya saat kita bilang, "aku baik-baik aja koq", bukanlah pengertian sebenarnya.. Kenapa sih gak langsung bilang aja yah, seolah kita menciptakan labirin sendiri.. Hahahaha..

Sambil menikmati makanan yang kupesan, dan teh tarik yang hangat meskipun tak senikmat teh tarik di kota kelahiranku, tapi lumayanlah.. Tak sengaja aku mendengar perbincangan dua wanita yang duduk tepat di sebelahku.. Wajah mereka cukup lelah, mungkin pulang dari tempat aktivitas, mampir makan malam dulu.

"Ehh.. Tau gak, belanja kosmetik di toko itu, bisa lupa diri lhoo.. Promosi SPG nya lebayyy.. Aku pernah soalnya.. Jadinya aku bayar cukup mahal untuk beberapa kosmetik.. Dan efeknya pun gak signifikan banget.. Biasa aja deh", begitulah si wanita I nyerocos tentang pengalaman belanjanya di toko yang letaknya pas di depan tempat kami makan..

"Oh yahhh.. Tapi emang sihh.. Kita tuh cepet banget tergiur produk kosmetik di pasaran.. Padahal belum tentu cocok dengan kulit kita.. Aku aja, setelah gonta-ganti, akhirnya pake yang biasa dan murah.. Aku nyaman-nyaman aja sampe sekarang.. Makanya gak usah masuk ke toko itu lagi ahh..", si wanita II menanggapi dengan tak kalah semangat, dan wanita I meng-iya-kan..

Stopp di dialog itu.. Aku tersenyum.. Batinku lalu, "Berarti aku masih normal.." Hmm.. Sebenarnya itu hanya keinginan untuk melindungi dan merawat wajah.. Menurutku wajarlah.. Bukankah Tuhan menitipkan semua yang ada di diri kita untuk dijaga dan dirawat.. Kecuali kalo kita mau merubah bentuknya, hmmm itu lain cerita yah..

Sisa dialog dari dua wanita itu tidak tertangkap lagi olehku.. Sampai akhirnya mereka selesai dengan santap malamnya.. Mereka menggeser kursinya, sambil berdiri mengangkat tentengannya, mereka pun keluar dari tempat makan.. Aku pun iseng menoleh keluar tepatnya ke arah toko yang diperbincangkan.. And you know what!! Setelah tadi berbincang panjang lebar tentang niatnya untuk tidak berkunjung ke toko itu lagi, yang kulihat justru sebaliknya..

Mereka melenggang masuk ke dalam toko itu.. Hahaha.. Pastinya ada rasa malu.. Rasa bersalah.. We call that, guilty pleasure.. Humm.. Dasar perempuannn.. Unpredictable awesome human..

20 Oktober 2010
21:35 wib
Terima kasih telah menjadi inspirasiku menulis demi membunuh waktu.. It's so simple, but I feel better..

just read it, Legs..

Haiiiiii….!! Udah lama nehh gak cerita-cerita.. Sebelumnya Ve mo ngucapin makasih yang sebesar-besarnya buat para pengunjung setia maupun gak setia-setia amat di rumah danau yang nyaris tak berpenghuni ini.. Hihihihi… Udah sekitar 6 bulanan Ve gak berbagi cerita yahh, maklum aja dehhh… Ve lagi “sok sibuk” bangett, plus badan lagi gak fit nehhhh…


By the way… Seru juga nih, Ve nyuri waktu di sela siaran Kabar Pagi.. Sembari liat mba Farah dan Rizky siaran.. Hmm.. Ve cuma kebagian tugas 2 segment, bacain kabar mancanegara dan kabar olahraga, hihihi.. thanks to this task, mr. Indiarto.. Jadinya ada waktu lowong.. Yappp udah hampir sebulan ini Ve kebagian tugas ini, patennya sih hari selasa dan rabu..


Let see… dari bulan Mei sampai Oktober ini, Ve punya cerita apa aja yahh… Lumayan banyak juga sih.. Mulai dari tukang ojek dan sahabat Ve yang uniknya minta amppun, sampe cerita tentang Ve sakit typus, hobi makan sushi, daaannnnn my first moment in Ghost House… Semuanya memberi warna yang berbeda, dan mengobati kesepian di kota metropolitan ini…


Kali ini Ve mo cerita tentang seorang sahabat yang sudah beberapa bulan semakin akrab dengan Ve.. Secara fisik kami berbeda…. Cara berpikir pun gak selalu sejalan… Tapi mungkin itu yah, bahwa perbedaan itu unik dan semakin membuat kami penasaran untuk saling mengenal satu sama lain.. I call her “Legs”.. Sebenarnya panggilan itupun baru belakangan tercetus.. *halahhh.. bahasa apa pula itu*


Ve termasuk orang yang cukup kaku, terstruktur, cenderung serius untuk beberapa hal… Mungkin karena Ve anak sulung yah, jadi terdoktrin untuk selalu menjadi contoh bagi adik-adik *jiaaahhhh gaiiyaaa dehh*. Sementara dia…. Gadis yang dinamis.. Suka tantangan.. Si bungsu yang ceria, dengan sekumpulan cerita hidupnya… Lucu jugaa…


Awalnya sih.. Ve melihat dia sebagai gadis tomboy yang hanya berkutat dengan pekerjaannya di lapangan.. Ve banyak belajar dari dia, sering “intip” di tv sihhh.. Pertama kenal… Dia ramah, suka tertawa, temen cerita yang menyenangkan.. Pasti udah banyak yang sharing ma dia…


Akhirnya di suatu waktu, kami mendapat penugasan di tempat yang sama… Di sanalah kami bercerita banyak hal.. Dan Ve cukup terkejut dengan beberapa cerita dia.. Terkejut karena tampak luarnya tidak seperti itu… Meskipun begitu, kita lantas gak hanyut dengan cerita sedih berdua.. Kita tertawa lepas untuk cerita lucu dan konyol…


Ve pikir dia begitu rapuh dengan ceritanya.. Ternyata tidak juga.. Dia penyayang… And really good in English!!! Sekitar bulan Juli.. Ve sakit typus.. Ahhh sumpahhh.. Gak enak bangeeetttt!! Rawat inap + infus selama 5 hari, rasanya menderitaaa banget… Analisa dokter juga sebenarnya gak jelas, dan hari kelima dia malah mengira Ve sakit lupus*!!… Seremm bangettt..


Legs pun maksa Ve keluar dari rumah sakit dan coba cek ke rumah sakit lain… Semua berjalan lancer, kecuali demamku yang akhirnya naik sampe 39 derajat… Geellaaaaa… Legs yang saat itu setia menemaniku ke rumah sakit, gak tega biarin Ve sendirian di tempat kos.. Dia akhirnya membawaku ke rumahnya.. Hmm.. Keluarga yang hangat dan ramah.. Dan disitulah Ve mengenal dia dan keluarganya…


Saat Ve bercerita seperti ini, mudah-mudahan kalian tidak berpikir bahwa kami lesbian couple… Plisssss!! Kami bener-bener seperti saudara.. Dia cerita, Ve pun bercerita.. Banyak hal yang kami lewatkan bersama.. Bagiku selalu seruuu.. selalu berwarna.. selalu menyenangkan…


Memang Ve akui.. ada beberapa hal yang terkadang membuatku kecewa ataupun sedih tentang dia.. Tapi ajaibnya, Ve gak lalu marah spontan kepadanya…. Ve lebih nyaman bercerita, atau menanti moment yang tepat untuk menyampaikan apa yang membuat Ve gak nyaman.. Ve gak tau sih kalo dari dia…


Dua minggu lagi, dia akan berangkat ke Swedia *insya Allah*.. Hmmm.. Penugasan dari kantor.. Gak heran sih, I think she is good on it! Tapi… Gimana yah rasanya kalo gak ada dia? Aneh juga sihh… Hihihihi.. Dia cukup concern dengan cerita-ceritaku, menyempatkan waktu buat mendengar atau bercerita… “Fiuhhh.. Unutngnya McDonald buka 24 jam yah, Legs”


Mungkin.. Ini waktunya buat kami bersosialisasi dengan orang di sekitar kami.. Baik mereka itu baru ataupun yang sudah cukup lama berjalan di samping kita berdua… “Sepertinya mereka punya cerita untuk kita dengar, Legs… Dan bukankah kita butuh waktu untuk saling merindukan??”


“Listen to me Legs… You are not a candle, dear.. ‘Cause you have me, him, and them” *really big hug!!!*


19 September 2010

05.45 wib

*Penyakit LUPUS adalah penyakit baru yang mematikan setara dengan kanker. Tidak sedikit pengindap penyakit ini tidak tertolong lagi...



memilih...

Bukannya mendramatisir keadaan, tapi mungkin saya yang tidak bisa tegas untuk hidupku... Semuanya menjadi semakin pelik.. Saya hanya mampu tersenyum manis di bibir.... Apabila saya sudah terdesak dengan kondisiku dan tetap tidak mampu melakukan sesuatu, saya memilih mengalihkan pikiranku.. Mengingat-ingat kisah orang di sekitarku, daripada terus mengarang kisahku sendiri..

Sebutlah namanya Runi *nama samaran*... Awalnya saya tidak begitu mengenalnya, namun dia begitu antusias mengajakku berkawan... Usianya memang lebih tua dariku, tapi saya tidak pernah menambahkan kata, "ka", "mba", atau apalah untuk sebutan bagi yang lebih tua dariku.. Saya tetap memanggil namanya, Runi.. Parasnya manis dengan tinggi badan yang tidak melebihiku sehingga dia kelihatan lebih muda 2 tahun dari usianya yang beranjak 28 tahun...

Sejauh yang kutau tentangnya.. Runi berasal dari keluarga yang "ber-ada"... Ayahnya mantan pejabat di salah satu daerah yang *maaf* tidak dapat kusebutkan.. Runi anak kedua dari tiga bersaudara.. Saat ayahnya masih memangku jabatan di pemerintahan daerah, Runi dan saudara-saudaranya hidup sangat berkecukupan, bahkan lebih.. Mereka bahkan diberikan fasilitas kendaraan masing-masing...

Mereka akhirnya terbiasa dengan urusan masing-masing tanpa ada waktu untuk memerdulikan satu sama lain.. Pasca sang ayah lengser dari jabatannya, hal tersebut menjadi pukulan besar bagi mereka sekeluarga.. Untungnya kaka Runi yang merupakan anak tertua, telah berkeluarga dan memiliki mata pencaharian sendiri.. Sebenarnya, Runi pun sudah memiliki pekerjaan saat itu, bahkan bisa dikatakan posisinya strategis sampai akhirnya dia mengundurkan diri karena ketidaknyamanannya atas bisikan serta gosip dari teman-teman kantor yang irih dengan Runi yang semakin eksis..

Runi pun sejak saat itu sering berpindah tempat kerja dengan alasan tidak cocok dengan suasana dan kondisi kantor... Runi sesekali bercerita tentang kondisi keluarganya.. Baik itu dengan orang tuanya sendiri, kakanya yang jauh dan seolah mengabaikannya. Terkadang Runi kelihatan tegar, tetapi tidak jarang dia harus mengakhiri ceritanya dengan tangisan.. Saat itu saya pun hanya mampu menepuk bahunya atau mengusap kepalanya, layaknya seorang sahabat..

Selain masalah keluarga, sama seperti wanita pada umumnya, Runi pun terjebak dengan kisah asmaranya yang menurutku cukup rumit... Persoalan beda keyakinan kerap menjadi mewarnai sejumlah pasangan yang kutemui belakangan.. Gak usah jauh-jauh, my parents is one of them.. Runi berada dalam dilema yang cukup besar... Dia memikirkan orang tuanya yang jelas tidak akan menyetujui pernikahannya dengan Nuno, pria yang dipacarinya cukup lama.. Yahh kira-kira 10 tahun..

Di sisi lain, Nuno sangat kuat dengan keyakinan agama yang dianutnya.. Meskipun Nuno tetap berharap bisa hidup bersama Runi sebagai sepasang suami istri dan membangun sebuah keluarga.. Satu-satunya hal yang membuat mereka masih berhubungan sampai sekarang, adalah perasaan saling memiliki yang sangat kuat.. Hingga akhirnya hubungan itu masih "menggantung".. Atau bisa saja ada masalah internal yang tak kuketahui yang membuat mereka tidak berani memperjuangkan kebahagiaan mereka berdua.. Karakter masing-masing mungkin...

Stop mengenai kisah Runi, sahabatku... Saya lalu mendesah dan meneguk air hangat dari botol minumanku yang kubeli beberapa bulan lalu bersama teman kerjaku di kantor usai liputan, saat itu harganya murah banget.. Hehehe.. Hmmm.. Sebenarnya kita diberi kuasa olehNya untuk memilih dalam hidup ini dan bertanggung jawab dengan pilihan kita.. Tidak seorang pun yang berhak mengadili pilihan kita selain Dia..

Apabila kita memilih untuk menyayangi seseorang, maka sayangilah dia dengan tulus dan ikhlas.. Bukankah Sang Pencipta mengajarkan kita membangun rasa indah itu...

Apabila kita memilih untuk berada di samping seseorang selamanya, maka lakukanlah dengan satu kata, setia... Bukankah Sang Pencipta pun tak pernah meninggalkan kita sejak dia memutuskan menciptakan kita...

Apabila kita memilih untuk mencintai seseorang, maka yakinkanlah dirimu bahwa bagaimanapun roda kehidupan berputar, kau akan menerima dia apa adanya...

Semua pilihan ada di tangan kita... Apapun hasil pilihan kita, tidak terlepas dari campur tanganNya selama kita memberikan ruang bagi Nya, Sang Pemilik Kehidupan..

Hihihihi.. Saya tertawa geli dengan tulisanku sendiri... Sok tau saja.. Terlalu teoritis.. Pertanyaannya sekarang.. Apakah saya harus selalu mengingat kisah orang lain? Bagaimana dengan kisahku?? Sanggupkah saya memilih??

30 April 2010
03.30 wib

all about my hair

Sebagian besar lelaki mungkin menyukai perempuan berambut panjang... Itu juga salah satu alasan kenapa perempuan memanjangkan rambutnya... Selain agar kelihatan lebih anggun, feminim, serta trik untuk mengakali wajah chubby nya... Hehehe...

Sementara aku... Perempuan dengan bentuk wajah yang tergolong chubby, justru betah dengan rambut pendekku yang kadang sulit ditata... Sebenarnya sih bukan betah juga, tapi emang sulit buat manjangin. Hasrat buat potong rambut itu datangnya sebulan sekali saat rambut sudah mulai tanggung di leher.

Macam-macam lah dalihku dalam hati tiap kali terjebak dalam dilema, mau dipanjangin atau dipotong lagi. Bentuknya gak beraturanlah, gerahlah, atau kadang niatnya nge-trim doang, tapi jadinya malah... Jreng! Model bob pendek!.. Udah kayak pake helm... *maaf... Ini bukan menyinggung model rambut bob yang masih menjadi tren tahun ini*

Sebenarnya waktu duduk di bangku SD dan SMP, aku malah senang manjangin rambut... Palagi waktu SMP, aku sampe motong model shaggy, terinspirasi sama Sarah Sechan. Saat itu doi lagi jaya-jayanya sebagai VJ MTv.. Uhhh... Nge-fans banggeeeetttt... Sampe sekarang sih sebenarnya, secara doi smart banget and talkable *hellehh bahasanya*

Tapi jelang masuk SMA, aku pun bereksperimen dengan model rambut pendek... Dan emang nyaman banget, terasa lebih ringan, gak repot nyisir, apalagi mondar-mandir di salon buat perawatan rambut. Bebaslah pokoknya... Lama-kelamaan saya tertarik lagi manjangin rambut, soalnya lagi jaman rebonding dan smoothing... Hihihi...

Model rambut panjang itu bertahan selama 3 tahun, dengan model yang gak panjang banget, yahhh sekitar 10 cm di bawah bahu *apa sih... Gak jelas* Lalu akhirnya aku kembali memotong pendek rambutku saat memutuskan kerja di slaah satu tv swasta sebagai reporter/presenter. Dalam bayanganku, kerjaan itu pastinya membuatku lebih sibuk dan akan cepat gerah, so no time for hair care.. And finally that's true!!!

Ini merupakan tahun kedua aku terjebak dengan model rambut pendek... Tiap kali memandang rambut panjang teman-teman di kantor, atau para artis di beberapa film yang ku nonton, hummm rasanya pengen banget manjangin rambut... Oh yahh... Sampe-sampe sekitar 3 bulan lalu, aku mengambil jalan pintas dengan menyambung rambutku a.k.a hair extension..

Hahahaha... Aku sering tertawa sendiri saat mengingat masa-masa ribet itu. Menurutku itu salah satu hal bodoh yang kulakukan... Baru hari pertama pasca sambung rambut itu, aku udah stress menata rambut sambungan yang tebal dan kering serta kusut... Tapi aku berusaha menikmatinya... Ada yang senang melihatku dengan rambut panjang "buatan" itu, tapi ada juga yang memprotes keras nya, khususnya beberapa sahabatku...

Namun lebih banyak mudarat dibanding manfaatnya deh... Belum "ring" sambungannya yang bikin alergi di leher dan kulit kepalaku... Lalu jenis rambutnya yang beda dengan rambut asliku.. Kalo nyisir rambut, pasti sesekali aku teriak "auw! ouch!! akhh!!" soalnya sisirnya sering nyangkut di ring-nya *kayak petinju aja pake "ring" hehehe*

Lama-kelamaan aku mulai gerah dengan rambut panjang "buatan" itu, dan kuputuskan untuk mengikatnya.. Tapi malah tambah jelek! Secara rambut asliku sangat pendek sehingga saat kuikat, otomatis banyak rambut pendek yang "lari" sana-sini karena tidak terjangkau karet rambutku... Sumpah! Jadinya malah berantakan... Ternyata bukan hanya aku yang repot, penata rambut di kantor pun terkadang bingung mengaturnya...

Akhirnya di suatu malam saat aku sudah gak tahan, aku mutusin untuk melepas rambut sambungan itu SENDIRI!! Sebenarnya tidak membutuhkan keahlian khusus untuk melepas rambut sambungan itu. Cukup menggunakan tang dan menguras tenaga lebih, maka satu per satu pun lepas.

Fiuhhhh... Setelah melewati 3 jam yang menegangkan, keringatku bercucuran udah kayak lari kelliling kompleks 10 kali *lebay*, dan akupun merasa lebih ringaaannn, bebas menyibakkan rambutku, meskipun pendek.. Rasanya gak ada beban... Saat itupun langsung kupensiunkan rambut-rambut sambungan itu...

Dan hari inipun, aku masih stay dengan rambut pendek ku, serta masih dengan niat tulus, ikhlas, lapang dada, tenggang rasa *loe kate pelajaran PPKn, Ve... Hihihi* memanjangkan rambutku.... Ufffff.... Berbagai upaya pun kulakukan, antara lain rajin keramas, pake hair tonic, creambath, dll... Tapi selaluuuu aja ada hal goib yang hasut Ve buat ke salon dengan alasan ngerapihin rambut... Hiksss...

Anyway... Gak penting sih cerita tentang model rambutku ini... But.. at least... Aku bisa sedikit menyampaikan uneg-uneg dan hal lucu tentang diriku yang berjibaku dengan niat memanjangkan rambut... Hihihi... Ohh yahhh... Terima kasih yah buatmu yang selalu terima diriku yang chubby dengan model rambut pendek yang tak sedikitpun menutupi kekurangan wajahku... Hehehe...

20 April 2010
00:32 wib

satu kisah

Ehm… Agak kaku untuk mulai bercerita.. It has been soooo long.. Ini sudah memasuki bulan ke delapan sejak Aku berhenti mengisahkan tentang Aku.. Banyak yang terjadi?? Yapp.. of course…!!! Sedih, senang, susah, gembira, dan lain-lain, uhhhh pokoknya banyak dehhh.. Udah berkarung-karung.. *hallahhh lebay*…

Yang jelas.. Ada satu kisah yang gimana yahh.. Bikin senang, nggak.. Sedih, dikit… Stress, banget.. Dan rasanya pengen berkemas dan berangkat ke bulan, menetap dan nyari kerja di sana.. Kali-kali aja mereka mau buka stasiun tipi lokal di sana.. Pemred-nya Neil Amstrong, lumayan tuh kalo jadi presenter atau reporter di sana, the one and only kan.. Gak perlu bargain lama-lama, pasti dapat gaji tinggi.. *wkwkwk.. terus gaji tinggi buat apaan non, belanja?? Jangankan mall, alfamart aja kagak ada*

Pengennya ceritanya ditulis, terus diblur gitu.. Tapi gak mungkin kali yakk.. Ummm.. Setahun lalu, Aku pernah punya cita-cita pengen nikah, pengen buka lembaran baru a.k.a berumah tangga.. Simpel sih yang ada di pikiran.. Yang penting bisa memenuhi tetek bengek kebutuhan pernikahan, pasangannya ada, sesuai harapan dan keinginan keluarga, built up feelings by the time, and then.. married!!!

But unfortunately... I am not that simple-think woman... I blame no one.. I just have an execlusive reason.. Well.. Not much I can explain 'bout my journey for three months about.. Udah kayak kisah sinetron dehh.. Ternyata semua yang kusebut di atas, bukan alasan utama sebuah pernikahan.. Aku mutar haluan secara tiba-tiba alias mengambil keputusan untuk berhenti menuju ke tahap perhelatan itu.. Gak tau deh siapa yang setuju, pastinya full of pro and kontra..

Yahhh.. Memang sulit untuk membuat orang sekitar mengerti alasanku.. Karena awalnya Aku pun tidak mengerti.. Sampai keyakinan semakin kuat setelah Aku mengambil keputusan tersebut… Meskipun itu akhirnya membuat banyak pihak yang kecewa, sedih, menentang, bahkan mungkin menghujat...

Aku yang sejak kecil mendapat perhatian penuh dari keluarga, khususnya dari papa dan mama… Aku yang selalu ingin dekat dan menjadi sahabat adik-adik di rumah… Aku yang selalu berusaha menjadi ponakan yang baik bagi tante dan om… Aku yang selalu merindukan sepupu dan kerabat.. Kini.. Hanya bisa menelan ludah dan melangkah sendiri menembus waktu tanpa kepercayaan dan keyakinan mereka semua..

Awalnya, Aku merasa semua ini tidak adil… Taukah mereka kalo aku pun sedih, bingung, membutuhkan bahu untuk menangis, bahkan sebuah pelukan hangat…?? Taukah mereka bahwa Aku tidak lalu bersenang-senang setelah mengambil keputusan itu?? Sayangnya mereka tidak tau, dan mungkin tidak mau tau…

“Yaaaa.. Itu resiko loe, Ve..!! Siapa yang suruh loe ambil keputusan aneh bin ajaib kayak gitu?? Loe mikir gak perasaan orang kayak gimana?? Kamu gak tau bersyukur!!” Kalimat semacam itu sering terngiang di telingaku, dan itu kuanggap ujian bagiku.. Sekali lagi, tidak ada yang mengerti alasannya, dan *bismillah* ini pastinya tidak lepas dari campur tangan Sang Pemilik Kehidupan..

Namun satu yang selalu buatku gelisah setiap waktu, mama… Sosok itu selalu terbayang… Keyakinan Aku yang begitu kuat, harus beradu dengan permohonan mama, dengan harapan mama… Dan itu yang paling berat… Bcoz she’s the one that I love so much!!

Tapi kata seorang kaka, “di dunia ini ada energi negative dan positif, adek” Maka.. Meski energi negative selalu menghantui Aku, membuat Aku menyalahkan diri sendiri, membuat Aku depresi.. Syukurlah energi positif itupun tak meninggalkanku… Akibat kejadian ini, Aku
belajar mengenal sisi lain kehidupan individu ataupun rumah tangga..

Banyak yang memang harus dipahami.. Bahwa cinta tidak hanya sekedar judul, ada beragam isinya yang kita abaikan.."Hari gini ngomong cinta Ve... Ayolahhh" Awalnya Aku juga mikir gitu... Tapi menurut Aku, hidup di jaman ini, justru harus lebih mengenal yang namanya "cinta".. Aku yakin, Aku terlahir dari cinta kedua orang tua.. Maka suatu hari, Aku ingin melahirkan jagoan dan peri kecil Aku atas dasar cinta itu... *amin*

Tulisan ini sama sekali tidak untuk menarik perhatian siapapun.. Ini Rumah Danau ku, apapun yang tertulis, maka itulah Aku.. Di sinilah tempat ku menemukan kehangatan tersendiri…

Dan.. Melalui rumah sederhana ini pun.. Kusampaikan maafku untuk ke sekian kalinya…

Kepada mama… Belum pun kubahagiakan dirimu, sudah kutorehkan luka perih padamu.. Percayalah, ma.. Luka yang kurasa jauh lebih pedih… Dan aku masih selalu merindukan sapaan hangat mama, serta lafadz doa yang tak kunjung letih…

Kepada papa… Mungkin putri sulungmu ini belum dewasa kemarin… Tapi ini adalah proses, pa.. I beg, don’t worry ‘bout me too much, you’ve taught me well.. Let me make it now.. I just ask your permit, and please keep my mom, brother, and sister…

Kepada adik-adik, sepupu, dan keluarga.. Well… This is me, If you don’t know me, It’s okay.. Just hug me tight… I need you, guys..

Kepadanya dan keluarga.. Maaf atas ulahku ini, mungkin tidak sekarang.. Suatu saat kau dan keluarga akan sadar bahwa inilah yang terbaik.. Bahwa keputusan ini kuambil bukan hanya memperhitungkan diriku, tapi juga dirimu, keluargamu, masa depanmu.. Kalau kau merasa ini tidak adil, katakan padaku.. Jangan mengeluh pada mereka di luar sana, karena mereka pun tidak benar-benar tau… Pesanku, jadikanlah peristiwa ini sebagai bahan evaluasi diri… Sujud maafku kepada ayahanda…

Lewat rumah danau ini pula, kusampaikan terimakasih yang tak berujung…

Kepada sahabatku yang masih percaya aku dan tak pernah letih mendengarku, serta senantiasa menopangku dengan semangat dan doa… Ternyata... Dalam kesendirianku, aku tak sendiri…

Kepada perantau…Aku punya satu kisah.. Dan aku masih yakin ini akan berakhir bahagia... Menururtmu??

7 April 2010
03:37 wib