..ocehan dinihari..

Tadinya sih ingin membuka sejumlah situs yang mengulas tentang fashion style.. Aku ingin mengetahui lebih banyak hal yang selama ini ingin kuketahui, namun terbentur dengan segala rutinitasku yang mulai stagnan dan kehilangan spirit.. Dan di saat aku lowong, hal itu malah terhambat karena pikiran yang tak henti menghantui setiap sisi di ruang pikirku..

Sebenarnya ingin “kubuang” semua kesalku di halaman ini.. Tapi usiaku saat seolah perlahan mengingatkan aku bahwa aku bukan anak kecil lagi.. Kalau kelakuan masih sulit diubah, minimal masih bisa mengendalikan jari-jari ini untuk mengetik kalimat-kalimat yang bermanfaat dan lebih bijak..

Ahhh.. Aku teringat sekitar 6 tahun lalu.. Saat itu aku sedang menunggu angkutan kota di halte.. Aku berencana pulang ke rumah setelah kelar menyelesaikan tugasku di kantor.. Saat aku sedang menunggu, ada banyak anak kecil yang sedang bermain di halte itu, mereka berjumlah sekitar 4 orang

Mereka berpakaian lusuh dan dekil.. Tidak jelas dimana orang tua mereka, apakah mengawasi mereka dari jauh atau hanya tidur-tiduran di rumah.... Anak-anak itu terlihat saling meledek satu sama lain, sambil tertawa cekikikan... Entah apa yang mereka bahas, tapi sepertinya aku ingin mengetahuinya.. Siapa tau bisa menghilangkan penat setelah melewati aktivitas kuliah dan kerjaku hari itu..

Bberapa menit kemudian, lampu lalu lintas memperlihatkan warna merah yang artinya berhenti.. Merekapun berhamburan ke jalan, mampir di sisi jendela setiap mobil mewah yang berhenti. Ada yang berbelaskasih memberikan recehan bagi mereka, tapi tidak sedikit juga yang menghardik mereka karena takut kaca jendela mobilnya kotor...

Beberapa menit kemudian, lampu lalu lintas berubah warna menjadi hijau yang artinya para pengendara dapat melanjutkan perjalanan mereka lagi.. Empat anak kecil itupun kembali ke tempat semula, mereka kembali saling meledek dan tertawa.. Mereka berjarak sekitar se-meter dariku... Lalu tiba-tiba satu dari mereka, seorang bocah cowok, berusia sekitar 7 tahun, datang kepadaku...

”Ka... Minta uangnya...”, sapa si bocah.. Aku agak kaget, karena masih terbuai dengan suara tawa cekikikan mereka dan senyum kebahagiaan yang terpajang rapi di wajah mereka... Aku lalu mengeluarkan empat lembar uang bernilai nominal yang tertera.. Kuberikan pada si bocah dan berkata, ”Ini kan uangnya ada empat lembar dengan nilai yang sama, kamu harus membagi tiap lembarnya untuk kamu dan teman-temanmu yah”

”Makasih, ka”.. Dia lalu berlari kecil ke arah teman-temannya.. Aku melihat dia membagi-bagikan lembaran uang yang aku berikan, sambil bercanda. Aku tersenyum.. Lalu tertawa kecil.. Angkutan kota ber-cat biru jurusan Minasa Upa pun berhenti tepat di hadapanku.. Saatnya aku pulang..

Begitu aku melangkahkan kakiku menuju pintu angkot, gerimis pun turun... Aku bergegas mencari tempat duduk kosong.. Dari jendela kuintip keempat bocah itu.. Mereka masih saja tertawa riang dan saling meledek.. Dan kali ini.. Mereka menari di bawah hujan...

Entah kenapa tiba-tiba teringat moment itu... Yang jelas.. Itu indah..

15 Maret 2011

03.45 wib

4 comments:

Jannata":) said...

bagus mba"nya

Personal Loan said...

kak Vero.. cerita-nya bagus2... Jd sampe ketiduran bacanya!! Hehe~^^

Word Study said...

lama juga kisahnya Kak`
untung masih ingat....

Joko Santoso said...

Tema disetiap tulisan-tulisanya rata-rata ringan dan fresh. Tapi besaran file blog anda saat ini sekitar 364kb, jika di akses dari ponsel, meski tarikan awalnya agak berat loadingnya tapi akhirya terkoneksi juga dan selanjutnya jadi pengen mengakses terus untuk dibaca dan dibaca lagi lho mbak..h. Tapi besaran file blog anda saat ini sekitar 364kb, jika di akses dari ponsel, meski tarikan awalnya agak berat loadingnya tapi akhirya terkoneksi juga dan selanjutnya jadi pengen mengakses terus untuk dibaca dan dibaca lagi lho mbak..