Sedikit meniru judul film karya Rudi Soedjarwo yang akhirnya membawa namanya sebagai penerima piala citra pada ajang FFI tahun 2004.. Hmmm.. Tapi pastinya tetap beda lah.. Kata "cinta" bermakna ambigu dalam film itu, adalah Cinta sebagai pemeran utama.. Dan tentang kisah cinta sepasang remaja..
Sementara "hujan".. Hujan yaa hujan.. Titik-titik air yang turun dari langit, karena daya tampung uap air di langit sudah melebihi kapasitasnya.. Pun kalau ada orang bernama hujan, itu hanya 1 dari sekian bintang di langit *halahhh pengandaiannya*.. Artinya para orang tua lebih memilih bolak balik berkali-kali mencari nama lain, daripada menamakan anaknya "hujan"
Ngomong-ngomong soal hujan, pastinya semua orang punya cerita tentangnya.. Seperti diriku hari ini.. Hari kedua liburku biasa saja.. Tidak ada yang menarik.. Aku menghabiskan dengan berguling-guling di kasur sambil nonton tv.. Acara tv pun biasa aja, kecuali News Boom! Yeaayy.. Aku agak heboh sendiri saat menontonnya..
Pukul 5 sore, berhubung stok air minum di kamar tinggal dikit, dan aku agak lapar, akhirnya aku memutuskan pergi ke tempat perbelanjaan terdekat.. Meskipun gaya casual selalu jadi pilihan paling aman dan nyaman, aku kadang menyertakan jaket sebagai item penting.. Pas aja ternyata, aku baru saja mengunci pagar, angin bertiup cukup kencang..
Langitnya koq tiba-tiba mendung yah.. Tanggung ahh, udah deket pangkalan bajaj koq.. Fiuhhh.. Untung ada bajaj, meskipun itu hanya satu-satunya yang terparkir.. Lucky me!... Tapi keberuntungan itu hanya bertahan 3 menit!! Tiba-tiba saja, tiupan angin jadi lebih kencang disertai pasir.. *udah kayak di gurun pasir dehh*..
Hujan pun turun! Cukup deras disertai angin kencang.. Aku masuk ke pusat perbelanjaan dalam kondisi lembab dan lusuh banget.. Lalu sambil menikmati makan malamku, aku teringat dengan pertanyaan seorang teman.. "Kenapa sih kamu suka hujan?? Apa yang menarik dari hujan? Hujan itu bikin repot tauk.. Kalo hujan, pasti macet.. Hujan bisa bikin banjir"
Aku hanya bisa tersenyum kecut.. Batinku, "Sial.. Kenapa kali ini aku seakan mengakui pernyataan temanku itu? Kenapa aku tak bisa membantahnya saat ini?" Yahh saat itu aku benar-benar seperti perantau yang baru tiba di kota besar.. Lusuh..
Setelah makan dan membeli keperluan air minum, aku pun berniat pulang segera.. Tapi saat tiba di depan pintu keluar, hujannya makin deras.. Ada sekitar puluhan ojek payung di depan pintu, aku memilih seorang bocah yang masih berseragam sekolah lengkap, kayaknya sih tingkat SMP.. Sembari dia me-mayungi-ku menuju ke pangkalan bajaj, aku pun memerhatikan dia dan seragamnya..
Sudah sekitar pukul 7 malam.. "Kamu dari sekolah, lanjut ngojek payung?", tanyaku iseng.. "Iyah mba.. Lumayan nambah uang buat jajan", jawabnya sambil mengusap air hujan yang membasahi wajahnya.. Hmmm.. Hujan sepertinya mendatangkan rezeki bagi dia..
Tiba di pangkalan ojek, aku tak bisa berbuat banyak.. Air hujan merendam jalanan, sehingga tak mungkin menyeberang mengambil bajaj.. Apalagi dengan sepatu bludru biru-ku yang baru kubeli seminggu lalu.. Hiksss.. Aku bingung sesaat.. Kusuruh si bocah melanjutkan ojekan payungnya.. Dan aku.. Aku memutuskan menuju ke gerbang depan , berharap pada para supir taxi yang biasa memarkir taxinya di sana..
Nihil!!! Tak ada taxi!! Ahhh.. Kesal.. Bingungg.. Lalu tiba-tiba saja, "Mba!!! Mbaaa!!! Bajaj mba!!", seorang supir bajaj meneriaki-ku.. Ahhh syukurlah.. Tak ada taxi, bajaj pun jadilah.. Emang awalnya niat naik bajaj kan.. Aku pun menuju ke arahnya dan masuk ke dalam bajaj disambut senyum riang si supir bajaj..
Badannya basah kuyup.. Terlihat air menetes dari beberapa helai rambutnya.. Dia sepertinya sudah pasrah diguyur hujan.. "Agak susah mba kalo hujan.. Apalagi kalo udah banjir depan gerbang tadi.. Tapi lumayan mba, saya habis ngangkut beberapa penumpang.. Soalnya mereka gak mau jalan kaki menuju ke halte karena hujan.. Rejeki buat saya sih", lalu disusul dengan tawa nya
Akupun meng-iya-kan dan tertawa.. Menertawakan diriku yang basah kuyup dan sudah mengumpat beberapa kali.. Sementara si bocah dan supir bajaj justru merasa terberkati dengan hujan ini.. Berarti memang hujan itu menyenangkan yahhh.. Tergantung kamu memaknai dan menikmati hujan itu..
Aku teringat kutipan yang kubuat sendiri.. "Dalam setiap tetes hujan, seperti pita kaset masa lalu, selalu ada kenangan"..
Lalu.. Seorang sahabat menambahkan, "Selalu suka bulir2nya yang lembut ikhlas membasahi bumi yang kering kasih.."..
Lantas.. Apa kabarnya dengan sejumlah bencana banjir akibat guyuran hujan deras?? Apa maksudnya?.. Ada apa dengan hujan?
Yang jelas.. Satu hal.. Karena hujan hari ini, aku menulis untukmu..
22 Oktober 2010
21:18 WIB
Sementara "hujan".. Hujan yaa hujan.. Titik-titik air yang turun dari langit, karena daya tampung uap air di langit sudah melebihi kapasitasnya.. Pun kalau ada orang bernama hujan, itu hanya 1 dari sekian bintang di langit *halahhh pengandaiannya*.. Artinya para orang tua lebih memilih bolak balik berkali-kali mencari nama lain, daripada menamakan anaknya "hujan"
Ngomong-ngomong soal hujan, pastinya semua orang punya cerita tentangnya.. Seperti diriku hari ini.. Hari kedua liburku biasa saja.. Tidak ada yang menarik.. Aku menghabiskan dengan berguling-guling di kasur sambil nonton tv.. Acara tv pun biasa aja, kecuali News Boom! Yeaayy.. Aku agak heboh sendiri saat menontonnya..
Pukul 5 sore, berhubung stok air minum di kamar tinggal dikit, dan aku agak lapar, akhirnya aku memutuskan pergi ke tempat perbelanjaan terdekat.. Meskipun gaya casual selalu jadi pilihan paling aman dan nyaman, aku kadang menyertakan jaket sebagai item penting.. Pas aja ternyata, aku baru saja mengunci pagar, angin bertiup cukup kencang..
Langitnya koq tiba-tiba mendung yah.. Tanggung ahh, udah deket pangkalan bajaj koq.. Fiuhhh.. Untung ada bajaj, meskipun itu hanya satu-satunya yang terparkir.. Lucky me!... Tapi keberuntungan itu hanya bertahan 3 menit!! Tiba-tiba saja, tiupan angin jadi lebih kencang disertai pasir.. *udah kayak di gurun pasir dehh*..
Hujan pun turun! Cukup deras disertai angin kencang.. Aku masuk ke pusat perbelanjaan dalam kondisi lembab dan lusuh banget.. Lalu sambil menikmati makan malamku, aku teringat dengan pertanyaan seorang teman.. "Kenapa sih kamu suka hujan?? Apa yang menarik dari hujan? Hujan itu bikin repot tauk.. Kalo hujan, pasti macet.. Hujan bisa bikin banjir"
Aku hanya bisa tersenyum kecut.. Batinku, "Sial.. Kenapa kali ini aku seakan mengakui pernyataan temanku itu? Kenapa aku tak bisa membantahnya saat ini?" Yahh saat itu aku benar-benar seperti perantau yang baru tiba di kota besar.. Lusuh..
Setelah makan dan membeli keperluan air minum, aku pun berniat pulang segera.. Tapi saat tiba di depan pintu keluar, hujannya makin deras.. Ada sekitar puluhan ojek payung di depan pintu, aku memilih seorang bocah yang masih berseragam sekolah lengkap, kayaknya sih tingkat SMP.. Sembari dia me-mayungi-ku menuju ke pangkalan bajaj, aku pun memerhatikan dia dan seragamnya..
Sudah sekitar pukul 7 malam.. "Kamu dari sekolah, lanjut ngojek payung?", tanyaku iseng.. "Iyah mba.. Lumayan nambah uang buat jajan", jawabnya sambil mengusap air hujan yang membasahi wajahnya.. Hmmm.. Hujan sepertinya mendatangkan rezeki bagi dia..
Tiba di pangkalan ojek, aku tak bisa berbuat banyak.. Air hujan merendam jalanan, sehingga tak mungkin menyeberang mengambil bajaj.. Apalagi dengan sepatu bludru biru-ku yang baru kubeli seminggu lalu.. Hiksss.. Aku bingung sesaat.. Kusuruh si bocah melanjutkan ojekan payungnya.. Dan aku.. Aku memutuskan menuju ke gerbang depan , berharap pada para supir taxi yang biasa memarkir taxinya di sana..
Nihil!!! Tak ada taxi!! Ahhh.. Kesal.. Bingungg.. Lalu tiba-tiba saja, "Mba!!! Mbaaa!!! Bajaj mba!!", seorang supir bajaj meneriaki-ku.. Ahhh syukurlah.. Tak ada taxi, bajaj pun jadilah.. Emang awalnya niat naik bajaj kan.. Aku pun menuju ke arahnya dan masuk ke dalam bajaj disambut senyum riang si supir bajaj..
Badannya basah kuyup.. Terlihat air menetes dari beberapa helai rambutnya.. Dia sepertinya sudah pasrah diguyur hujan.. "Agak susah mba kalo hujan.. Apalagi kalo udah banjir depan gerbang tadi.. Tapi lumayan mba, saya habis ngangkut beberapa penumpang.. Soalnya mereka gak mau jalan kaki menuju ke halte karena hujan.. Rejeki buat saya sih", lalu disusul dengan tawa nya
Akupun meng-iya-kan dan tertawa.. Menertawakan diriku yang basah kuyup dan sudah mengumpat beberapa kali.. Sementara si bocah dan supir bajaj justru merasa terberkati dengan hujan ini.. Berarti memang hujan itu menyenangkan yahhh.. Tergantung kamu memaknai dan menikmati hujan itu..
Aku teringat kutipan yang kubuat sendiri.. "Dalam setiap tetes hujan, seperti pita kaset masa lalu, selalu ada kenangan"..
Lalu.. Seorang sahabat menambahkan, "Selalu suka bulir2nya yang lembut ikhlas membasahi bumi yang kering kasih.."..
Lantas.. Apa kabarnya dengan sejumlah bencana banjir akibat guyuran hujan deras?? Apa maksudnya?.. Ada apa dengan hujan?
Yang jelas.. Satu hal.. Karena hujan hari ini, aku menulis untukmu..
22 Oktober 2010
21:18 WIB
2 comments:
kadang aku suka hujan
kadang aku benci hujan
dan kadang hujan tak berarti apa apa buatku
tapi hujan sangan berarti bagi tukang ojek payung bener gak???
hujan ya ujan ujanan lah heu
Post a Comment