"...maybe too greeny.. you know why?.. 'cause my lake house loves to refresh you all.."
terima kasih, Tuhan
Entah itu karang ataupun kerikil, tergantung setiap insan menyebutnya, karena rute perjalanan berbeda dalam satu peta kehidupan meskipun nantinya akan bertemu di satu zona.
Terlalu banyak kisah yang... maaf.. tak sempat kubagi selama 9 bulan terakhir ini.. Perih luka itu bisa kembali berdenyut, bila kuceritakan rasanya.. Namun euforia bersyukurku pun takkan habis, bila kututurkan lewat kata-kata..
Dann saat ini aku sadari.. Bahwa berkah yang Dia janjikan, tak pernah dipamerkan di depan etalase kehidupan ini.. Tak pernah Dia berikan semudah membalikkan telapak tangan..
Aku menikmati cara-Nya mendidikku, menegurku.. Aku bersyukur atas cinta dan kasih sayang-Nya lewat dekapan mereka di sekitarku.. Lewat senyum dan sapa mereka, yang menguatkan aku.
Aku... Aku malu.. Aku malu atas semua yang Dia suguhkan, yang tak kubayar impas dalam sujud dan lafadz dzikirku, dalam tingkah dan perkataanku.. Bahkan sampai aku mengucapkan "Terima kasih, Tuhan"
..ocehan dinihari..
Tadinya sih ingin membuka sejumlah situs yang mengulas tentang fashion style.. Aku ingin mengetahui lebih banyak hal yang selama ini ingin kuketahui, namun terbentur dengan segala rutinitasku yang mulai stagnan dan kehilangan spirit.. Dan di saat aku lowong, hal itu malah terhambat karena pikiran yang tak henti menghantui setiap sisi di ruang pikirku..
Sebenarnya ingin “kubuang” semua kesalku di halaman ini.. Tapi usiaku saat seolah perlahan mengingatkan aku bahwa aku bukan anak kecil lagi.. Kalau kelakuan masih sulit diubah, minimal masih bisa mengendalikan jari-jari ini untuk mengetik kalimat-kalimat yang bermanfaat dan lebih bijak..
Ahhh.. Aku teringat sekitar 6 tahun lalu.. Saat itu aku sedang menunggu angkutan kota di halte.. Aku berencana pulang ke rumah setelah kelar menyelesaikan tugasku di kantor.. Saat aku sedang menunggu, ada banyak anak kecil yang sedang bermain di halte itu, mereka berjumlah sekitar 4 orang
Mereka berpakaian lusuh dan dekil.. Tidak jelas dimana orang tua mereka, apakah mengawasi mereka dari jauh atau hanya tidur-tiduran di rumah.... Anak-anak itu terlihat saling meledek satu sama lain, sambil tertawa cekikikan... Entah apa yang mereka bahas, tapi sepertinya aku ingin mengetahuinya.. Siapa tau bisa menghilangkan penat setelah melewati aktivitas kuliah dan kerjaku hari itu..
Bberapa menit kemudian, lampu lalu lintas memperlihatkan warna merah yang artinya berhenti.. Merekapun berhamburan ke jalan, mampir di sisi jendela setiap mobil mewah yang berhenti. Ada yang berbelaskasih memberikan recehan bagi mereka, tapi tidak sedikit juga yang menghardik mereka karena takut kaca jendela mobilnya kotor...
Beberapa menit kemudian, lampu lalu lintas berubah warna menjadi hijau yang artinya para pengendara dapat melanjutkan perjalanan mereka lagi.. Empat anak kecil itupun kembali ke tempat semula, mereka kembali saling meledek dan tertawa.. Mereka berjarak sekitar se-meter dariku... Lalu tiba-tiba satu dari mereka, seorang bocah cowok, berusia sekitar 7 tahun, datang kepadaku...
”Ka... Minta uangnya...”, sapa si bocah.. Aku agak kaget, karena masih terbuai dengan suara tawa cekikikan mereka dan senyum kebahagiaan yang terpajang rapi di wajah mereka... Aku lalu mengeluarkan empat lembar uang bernilai nominal yang tertera.. Kuberikan pada si bocah dan berkata, ”Ini kan uangnya ada empat lembar dengan nilai yang sama, kamu harus membagi tiap lembarnya untuk kamu dan teman-temanmu yah”
”Makasih, ka”.. Dia lalu berlari kecil ke arah teman-temannya.. Aku melihat dia membagi-bagikan lembaran uang yang aku berikan, sambil bercanda. Aku tersenyum.. Lalu tertawa kecil.. Angkutan kota ber-cat biru jurusan Minasa Upa pun berhenti tepat di hadapanku.. Saatnya aku pulang..
Begitu aku melangkahkan kakiku menuju pintu angkot, gerimis pun turun... Aku bergegas mencari tempat duduk kosong.. Dari jendela kuintip keempat bocah itu.. Mereka masih saja tertawa riang dan saling meledek.. Dan kali ini.. Mereka menari di bawah hujan...
Entah kenapa tiba-tiba teringat moment itu... Yang jelas.. Itu indah..
15 Maret 2011
03.45 wib
what love is about?
Kemarin malam, saat aku sedang menyeterika beberapa potong baju *nasib anak kos.. phew!*, tiba-tiba terdengar dari tv ku dialog sepasang kekasih dalam sebuah sinetron.. "Kamu tidak bisa mengerti aku.. Mengerti apa yang aku mau..", kata si cewek.. Si cowok menimpali, "Kamu yang tidak mengerti aku! Aku kan sibuk kerja.. Kamu hanya bisa nuntut aja!"... "Siapa yang nuntut.. Aku selalu berusaha ngertiin kamu.. Bahkan aku rela meskipun harus mengorbankan waktu kencan kita demi meeting-meeting mu itu!!"
Hmmm.. Klise lahh yahhh.. Penyakit pasangan emang gitu.. Namanya dua manusia dengan karakter yang berbeda, disatukan dalam sebuah hubungan.. Satu sama lain ingin dimengerti, tapi sulit untuk mengerti.. Sebagian besar pertengkaran didasari hal tersebut... Egoisme.. *hallahhh*.. Base on my experience.. Aku pernah ngambek sama pacar hanya karena dia ngumpul sama teman-temannya tanpa mengajak aku... Padahal yahh.. Aku kalo jalan bareng teman-temanku, gak ngajak dia malah.. alasannya, "girls time" lahh.. *dalih biar bisa ngecengin cowok cakep*
Pernah juga.. Aku tiba-tiba ninggalin pacar di kantin kampus karena kesal, merasa dia gak bisa menghibur aku yang lagi bete... While me.. Malah gak peduli kalo misalnya dia lagi bete sama teman-temannya.. Ada lagi.. Pernah ngamuk sama pacar karena gak ditemenin hang out pas libur, dan dia lebih pilih kerjaannya.. Tapi wajar juga sih, aku liburnya hari Senin - Selasa, hari kerja gitu lho.. Hehehe...
Itu masih sepele.. Kalo kata my mr. glasses, "itu things kecil, dear"... Tapi dari hal sepele, bisa menjadi rumit dan masalah besar.. Bahkan sampe berkhianat alias se-ling-kuh... Ughhh.. Gak asik deh kalo udah kayak gitu.. Aku pun melakukan survey ke beberapa temanku yang sudah menikah.. Ingin melihat se-yakin kah apa mereka memilih menyatukan perasaan yang disebut "cinta", dalam sebuah pernikahan... Aku mengajukan satu pertanyaan.. "Apa yang membuat kalian yakin memilih pasangan kalian itu sebagai pendamping seumur hidup??" Jawabannya pun berbeda-beda..
(untuk identitas mereka, aku menggunakan nama samaran)
Reni, ibu PNS yang satu ini menikah pada usia yang lebih belia dari aku... Beda setahun sih.. Hihihihi.. Menururt dia,
"Yah.. Mo gimana lagi, Ve.. Dia datang melamarku, orang tua ku menerima, meskipun saat itu aku gak yakin dengan dia... Daripada pamali' nolak lamaran orang.. Dan semua berjalan begitu cepat"
Alhamdulillah saat ini dia sedang mengandung anak pertamanya, dan tinggal beberapa bulan lagi lahiran..
Lalu aku bertanya pada salah seorang sepupu.. Namanya Lina.. Dia memilih menikah di usia sekitar 28 atau 29 tahun.. Dan dia menjawab,
"Berdoa.. Aku yakin karena berdoa.. Alhamdulillah Allah menetapkan hati ku untuk memilihya setelah perjalanan panjangku.."
Saat ini.. Meskipun sudah berkeluarga, namun mereka berdua masih semangat untuk mengembangkan diri mereka masing-masing.. Sang suami mulai dengan usaha baru di Kolaka Utara di bidang pertambangan. Sang istri pun tetap mendukung sambil melanjutkan S2-nya.. Mereka terus memperkaya kualitas hubungan mereka dengan meningkatkan kemampuan personal mereka.. Bahwa hubungan suami istri bukan penghalang mereka untuk terus berkarir
Hal yang sama kutanyakan kepada mantan teman sekantorku yang menikah dengan suaminya yang juga satu kantor dengan kami, karena kebijakan kantor, maka dia harus resign... Namanya mba Talita.. Menurutnya,
Aku pun memberanikan diri bertanya ke salah seorang ipar tante, tante Vita.. Aku gak mengetahui pasti profesinya, secara kami lebih sering ketemu di acara keluarga.. But she is soo nice and his husband.. totally handsome with his glasses.. She said,
Lantas beberapa pasangan kontroversi di keluarganya karena memilih pasangan mereka, memberikan komentar terkait pertanyaanku.. Dua teman kantorku..
Namanya Nezya.. Temenku ini pun menjalin hubungan dengan lelaki yang beda keyakinan.. Petentangan dengan keluarga cukup kuat.. Dan akhirnya dia memutuskan memilih jalannya, jalan yang awalnya pun tidak mendapat restu dari keluarganya.. Bagi Nezya,
Satu lagiii.. Awalnya sempat juga jungkir balik selama 4 tahun dengan pacar yang kini jadi suaminya.. Namanya Ellyana... But what can I say.. Liputan tsunami di Aceh kemarin justru yang menjadi awal pertemuan mereka.. I love when she said,
Hmmmm.. Akupun menyimpulkan.. Bahwa cinta itu bukan sekedar rasa.. Justru rasa itulah yang menjadi energi atau kekuatan bagi kita untuk mewujudkan mimpi kita berdua.. Tuhan menciptakan lelaki dan perempuan untuk saling jatuh cinta.. saling bergandengan tangan.. menata hidup mereka dengan mimpi dan harapan.. bukan hanya sekedar kata, "aku cinta kamu", "aku kangen kamu", "aku butuh kamu".. ataukah "tolong mengerti aku"...
....karena kata seorang perempuan yang sangat tegar selama 27 tahun menjalani bahtera rumah tangganya.. perempuan yang dihadapkan dengan berbagai persoalan keluarga.. perempuan yang mengurus empat orang anak dengan karakter dan masalah yang berbeda.. perempuan yang awalnya harus menerima perlakuan "tidak peduli" dari keluarga.. perempuan yang kuat dibalik sikap dan senyum lembutnya
"...bahwa sikap saling pengertian itu akan tumbuh dengan sendirinya, saat kamu benar-benar yakin bahwa dia lah yang akan menjadi pendamping hidupmu.. yang dapat menjagamu.. dan bertanggung jawab atas hidup kalian berdua.. dan sayangilah dia, sebagaimana Allah mempertemukan kalian di waktu yang indah.. itulah alasan mengapa mama memilih papa-mu"
So.. How about my mr. glasses yahh? *nyengir.. lirik dia*
11 Januari 2011