antara cappucino dan teh tarik

Hari off gini, gak biasanya saya nongkrong depan komputerku dan waktu masih menunjukkan pukul delapan malam… Namanya juga hari off, pastinya adalah hari dimana saya menghabiskan waktu dengan hal yang menyenangkan… Namun karena rasa capek dan lelah menyerangku lebih awal, jadilah aku kebingungan sendiri harus ngapain..

Pengennya sieeehhhh minum kopi *ngapamieee yang coffee addict*, tapi gak tau cara buatnya.. Eitttsss… Don’t think that I’m too stupid to make it.. Hanya saja gak bisa jamin rasanya se-nikmat kopi di Dg. Anas.. Ternyata kegiatan minum kopi teman-teman kantor di warung kopi yang dulunya kuanggap membuang-buang waktu, ternyata dapat menjadi kegiatan yang sayang untuk dilewatkan, apalagi saat sore bersambut..

Hummm.... Jujur yak, dulunya saya sangaaaattttt mmbenci yang namanya kopi.. Tiap kali saya meneguk secangkir kopi, seperti ada rasa aneh tertinggal di leherku, lalu tiba-tiba mengaktifkan alarm di kepalaku seolah tanda bahwa kepalaku akan mengalami pusing beberapa saat, jantung berdetak lebih cepat, yang akhirnya disusul dengan rasa mual, kemudian diakhiri dengan keringat dingin.. *Ve.. Kayaknya berlebihan banged deh.. Intinya kopi itu gak enak!!!!*

Saya bahkan geleng-geleng kepala melihat dua temanku Ayu dan Gita yang tampak luarnya cantik, feminim, wangi, dan masih banyak lagi yang gak penting.. *hihihihi*, yang merupakan pecinta kopi sejati, lebih tepatnya kopi susu atau bisa juga cappucino.. Tiap kali mengetahui mereka sedang menikmati secangkir cappucino, saya sering nyeletuk dengan kalimat, “Tinggal nambah sebatang rokok, asbak, dan koran, and both of you seem like totally a MAN!!

Hahahahaha... Saya lebih senang dengan minuman teh, khususnya teh tarik.. Merupakan minuman dengan campuran teh dan susu, cara membuatnya pun
unik, yaitu dituang bolak-balik dalam wadah dan dalam jarak yang jauh, sehingga terkesan ditarik, dan akhirnya menghasilkan busa, tidak jauh beda dengan cappuccino kan.... Tapi tetep aja beda dongg… *maksudnyaaa*

Pertama kali saya menikmati teh tarik, saat saya mengerjakan tugas penelitianku di bangku kuliah dulu. Kebetulan saya melakukan penelitian di sebuah warung kopi yang cukup terkenal di Makassar.. Sekali mencoba, saya pun benar-benar kecanduan.. Hehehehe.. Konvensional banged yak.. Menurutku itu sangat aman dan nyaman..

Bagi saya.. Rasa teh yang sederhana dengan wangi yang khas, mampu mendamaikan perasaan seketika.. Kemudian campuran susu kental yang memberikan sensasi berbeda namun tidak se-“keras” caffeine, membuat saat-saat meneguknya menjadi begitu nikmat, tanpa ada rasa khawatir dengan caffeine yang berlebihan dan mempengaruhi kesehatan, ataukah pertanyaan mengapa rasanya agak pahit, atau mengapa rasanya tidak sebanding, dan pertanyaan aneh lainnya yang justru membuatku semakin panik...

Sementara cappuccino.. Okelah.. Memang minuman yang satu ini tidak 100% kopi, tapi tetap saja mengandung kopi.. Rasanya bagiku cukup “mengkhawatirkan”.. Saya menyebutnya sajian kopi modern, yapp nilai exclusive-nya tinggi dan sangat identik dengan mereka para workaholic. Mereka yang butuh kandungan caffeine sebagai tambahan “amunisi” yang mampu menambah semangad kerja dua kali lipat tanpa istirahat, hanya kerja.. kerja.. dan kerja..

Namun.. Seminggu terakhir ini.. Entah angin macam apa yang menyambarku... Tiba-tiba saja di suatu siang *halllahhhh kayak cerpen ajahhh*, sepulangku dari bank setelah antri selama 45 menit dan cukup menguji kesabaranku, saya memutuskan melakukan suatu hal yang tidak ingin kulakukan sebelumnya… Minum kopi or something which is contained of coffee..

Saya pun menyempatkan diri ke Excelco.. Salah satu unlike places karena sajian minumannya yang kebanyakan mengandung kopi.. But not for that day.. Sluurrrp.. Sluurrrp.. Emmm.. Sluurrrrpp… Ternyata lumayan juga rasanya.. 5 menit.. 10 menit.. 20 menit.. Hummm.. Nikmat juga rasanya…

Okey.. How we say that I am getting addict now.. Hehehehehe.. Yappp.. Ternyata rasa kopi lumayan juga, kopi susu yah.. Karena saya kayaknya belum mampu/berani menikmati kopi to’.. Bisa-bisa baru seteguk, rasa khawatirku sudah berlebihan. khususnya pada frekwensi detak jantungku dan nyut-nyut di kepalaku..

Saat ini saya kemudian mulai menganalogikan diriku dengan dua jenis minuman itu.. Dua minuman itu seringkali tersedia di satu tempat yang sama, warung kopi misalnya.. Namun dua minuman itu tetap memiliki rasa yang berbeda.. Teh tarik melambangkan sisi konvensional dalam diriku..

Diriku yang selalu menurut, yang selalu mengurungkan niatku membahagiakan diri dan lebih memilih untuk mendengar serta mematuhi, diriku yang berusaha berada di koridor yang benar, tidak senang dengan dunia gemerlap, ingin melakukan sesuatu dengan sempurna, berusaha menjadi kebanggaan..

Dannn cappuccino... Refleksi diriku yang haus akan kebebasan, yang tidak monoton dipagari dengan peraturan yang harus dipatuhi.. *intinya break the rules* Ingin lebih fleksibel dari sekedar menyapa kenalan baruku hanya dengan senyum, melakukan hal-hal yang membahagiakan diriku dan tidak hanya terpaku pada kerja untuk mencari duit, tapi kerja adalah bersenang-senang…

Mungkin sesekali keluar dari koridor demi menciptakan sensasi berbeda, bisa dilakukan.. Seperti.. Pulang kantor bisa hang out bareng teman dan pulang di atas waktu tengah malam... Salah??? Kesalahan?? Itu wajar Ve… Bahkan mengapa tidak mencoba melakukan banyak kesalahan, agar belajar lebih tegar dan belajar dari semua kesalahan itu..

Dan.. hidup ini sebuah proses… proses itulah yang terpenting demi sebuah tujuann… So.. Which one I have to choose cappuccino or teh tarik? Emmm… How about you, guys.. Which one do you prefer being for.. cappuccino or teh tarik????

05 April 2009
21:00 wita

3 comments:

ArIf said...

Teh tarik, ka'.. :)

Ve Miranty said...

Wahhh.. Sepp dahhh... Kalo Ve, lagi pengen coba cappucino.. Hihihihi..

Unknown said...

Kopi dari Pegunungan Kilimanjaro (puncak tertinggi di Afrika) sy punya, tp dah habis..:)