Saya rasa cerita liputanku kali ini layak ku-posting.. Hehehe... *apa sih yang tidak loe posting, narsissss* Entah setan darimana yang me-nyambetku hari Kamis kemarin... Saya nekat pergi liputan bersama kontributorku Mimin, sementara langit sudah gelap banget, mendung bo’.. It’s going rain.. Tapi kasusnya menarik, mengenai penemuan mayat.. Secara yah.. Saya sempat mengurungkan niatku jadi dokter karena takut liat mayat, ughhh... something smell horror too, really hate that.. Tapi hari ini saya menantang semua itu... *cieee... jadi jago mako itu?*
Baru juga seperempat jalan, rintik hujan se-gede biji jagung pun turun perlahan dan kian deras.. Alhasil saya dan Mimin inisiatif pake jas hujan... Berdasarkan informasi yang kami terima *duhhh udah kayak melaporkan di lapangan*.. Lokasi penemuan mayat di sekitar Tanjung Bunga.. Namun, baru juga menuju ke sana dan melintas di Pantai Losari, ada aparat kepolisian yang sedang berjaga. Akhirnya kami memutuskan untuk singgah dan mencari info lanjutan dimana lokasi TKP-nya...
“Mayatnya di pulau Ve..” kata kontributorku Mimin... Hummm.. Sounds great!.. “Jadi kita nyebrang pulau mi saja, supaya bisa dapat gambar TKP-nya” jawabku semangat... “Ihhh tanya dulu korlip deh, ntar ditegurki” sanggah Mimin.. Setelah lama bernegosiasi tanpa hasil, saya pun mutusin buat nyebrang pulau karena kami sempat bertemu keluarga korban yang akan menuju pulau tersebut. “Ka.. Kami nyebrang pulau nah, mayatnya ada di pulau, bagus kalo ada gambar TKP-nya, saya di perahu motor mi” kataku pada ka Budi yang saat itu bertugas sebagai korlip. “Hahhhh...! Jadi kalian udah menuju ke sana, ya udah, kabari saja secepatnya”
Kalian pasti pasti sudah membayangkan pulau itu letaknya jauh dan betapa kesatria-nya saya dan mimin yang nekat nyebrang hanya untuk mendapatkan gambar lokasi TKP nya.. Hehehehehe.. Tenang aja... Pulaunya gak jauh koq, hanya sekitar 400 m - 500 m. Naik perahu motor 10 menit juga nyampe... Tapi tetap aja bagi Ve itu excited banget.. Soalnya sempat ngiler waktu liputan eksklusif kontributorku, Fajar, pengen banget liputan sampe nyebrang ke pulau gitu.. Akhirnya nyebrang juga deh.. Meskipun ini hanya penemuan mayat...
Ah.. Sampe juga... Namanya pulau Gusung.. Hummm.. Gak terawat.. Dan jumlah rumah pun dikittttttt bangett... Pikirku rumah yang ada di hadapan mata kami adalah lokasi mayat ditemukan.. Ternyata tidak... “Agak jauhki tempatnya, jalan lagi lewati itu rawa-rawa kecil dek” kata salah seorang penduduk di pulau itu. “Jangan mako ikut Ve, saya mi saja yang pergi nah, nanti kenapa-napa ko” larang Mimin.. Duhhhh udah capek-capek nyebrang, mana hujan-hujanan pula *emang kamu yang kendarain perahu motornya? Kamu kan tinggal duduk Ve* Hehehe.. Tapi tetap aja saya merasa sia-sia kalo sampe gak liat mayatnya. “Nda mauka! Mauka ikut!”
Baru juga seperempat jalan, rintik hujan se-gede biji jagung pun turun perlahan dan kian deras.. Alhasil saya dan Mimin inisiatif pake jas hujan... Berdasarkan informasi yang kami terima *duhhh udah kayak melaporkan di lapangan*.. Lokasi penemuan mayat di sekitar Tanjung Bunga.. Namun, baru juga menuju ke sana dan melintas di Pantai Losari, ada aparat kepolisian yang sedang berjaga. Akhirnya kami memutuskan untuk singgah dan mencari info lanjutan dimana lokasi TKP-nya...
“Mayatnya di pulau Ve..” kata kontributorku Mimin... Hummm.. Sounds great!.. “Jadi kita nyebrang pulau mi saja, supaya bisa dapat gambar TKP-nya” jawabku semangat... “Ihhh tanya dulu korlip deh, ntar ditegurki” sanggah Mimin.. Setelah lama bernegosiasi tanpa hasil, saya pun mutusin buat nyebrang pulau karena kami sempat bertemu keluarga korban yang akan menuju pulau tersebut. “Ka.. Kami nyebrang pulau nah, mayatnya ada di pulau, bagus kalo ada gambar TKP-nya, saya di perahu motor mi” kataku pada ka Budi yang saat itu bertugas sebagai korlip. “Hahhhh...! Jadi kalian udah menuju ke sana, ya udah, kabari saja secepatnya”
Kalian pasti pasti sudah membayangkan pulau itu letaknya jauh dan betapa kesatria-nya saya dan mimin yang nekat nyebrang hanya untuk mendapatkan gambar lokasi TKP nya.. Hehehehehe.. Tenang aja... Pulaunya gak jauh koq, hanya sekitar 400 m - 500 m. Naik perahu motor 10 menit juga nyampe... Tapi tetap aja bagi Ve itu excited banget.. Soalnya sempat ngiler waktu liputan eksklusif kontributorku, Fajar, pengen banget liputan sampe nyebrang ke pulau gitu.. Akhirnya nyebrang juga deh.. Meskipun ini hanya penemuan mayat...
Ah.. Sampe juga... Namanya pulau Gusung.. Hummm.. Gak terawat.. Dan jumlah rumah pun dikittttttt bangett... Pikirku rumah yang ada di hadapan mata kami adalah lokasi mayat ditemukan.. Ternyata tidak... “Agak jauhki tempatnya, jalan lagi lewati itu rawa-rawa kecil dek” kata salah seorang penduduk di pulau itu. “Jangan mako ikut Ve, saya mi saja yang pergi nah, nanti kenapa-napa ko” larang Mimin.. Duhhhh udah capek-capek nyebrang, mana hujan-hujanan pula *emang kamu yang kendarain perahu motornya? Kamu kan tinggal duduk Ve* Hehehe.. Tapi tetap aja saya merasa sia-sia kalo sampe gak liat mayatnya. “Nda mauka! Mauka ikut!”
Setelah menggulung celana panjang jeansku dan mengganti sepatuku dengan sendal yang kupinjam dari penduduk, saya pun menuju ke rumah korban bersama Mimin dan beberapa wartawan. Sepanjang jalan hanya dipenuhi rumput-rumput liar dan sejumlah genangan air dan rawa kecil... Oh ya ada juga lubang tempat kepiting keluar dan masuk.. Huaaaahhh gawat kalo tiba-tiba si kepiting dengan capitnya muncul dan me-ngepitku.. *me-ngepit?? Bahasa apa itu Ve?* Saya cukup hati-hati melewati sepanjang jalan tersebut. Sesekali sendalku tertancap di lumpur dan susah banget melangkah, jalan jadi berat banget... Belum lumpur-lumpur yang nempel di jaketku.. Asli dehh.. Saya sepertinya kembali ke masa-masa praktek lapang di pertanian dulu...
Sejumlah warga telah berkumpul dan memberi keterangan kepada aparat kepolisian yang telah berada di TKP sekitar setengah jam lalu... Mimin pun mulai mengambil gambar lokasi TKP serta gambar mayat korban yang masih tergeletak kaku di dalam rumah.. Saya juga mulai mengumpulkan info mengenai penyebab kematian korban. Ternyata korban berumur 70 tahun dan merupakan kepala keluarga dari dua istri serta 11 anak.. Banyak yahh... Pekerjaannya hanya sebagai pengemis... Tapi sempat terbersit rasa salut juga, dari 11 anaknya, hanya 5 orang anak kandung, sementara 6 lainnya adalah anak yang dia pungut di jalanan karena mereka gak punya tempat tinggal.
Anggota keluarga meduga korban meninggal karena dibunuh, karena kondisi tubuh korban pada saat ditemukan tidak wajar. Terdapat beberapa luka di sekujur tubuhnya yang menurut keluarga korban, adalah hasil penganiayaan seorang rekan korban yang merupakan tetangga di pulau tersebut yang juga bermukim di Makassar. Namun aparat kepolisian saat itu, belum mampu mengetahui secara pasti penyebab kematian korban dan belum dapat memastikan apakah korban meninggal karena dibunuh, atau karena memang sudah ajal. Sementara menurut pihak kepolisian, luka di tubuh korban, bisa jadi disebabkan karena hasil gigitan hewan semacam anjing atau sejenisnya yang berkeliaran di sekitar tempat tinggalnya.
Ihhh sempat bete juga waktu meliput.. Soalnya prajurit berbaju seragam atau akrab kita sapa ‘polisi’ itu, gak berhenti menggoda saya yang udah hancur banget dengan penampilanku, celana tergulung, kaki kotor karena lumpur, plus jaket yang bermotif totol-totol karena lumpur.. Apaan sih.. Bukannya mereka lagi tugas, ini masalah serius kan... Kalo pengen becanda, gak perlu kali dengan mengganggu ketenangan orang lain. Heran juga orang tua sekarang yang ngotot banget anaknya married sama polisi, hanya karena terhipnotis dengan kegagahan mereka di balik seragam, serta mimpi orang tua bahwa anaknya akan terlihat cantik jalan bersanding dalam pesta pedang pora pada pernikahannya... Huuffff....
Setelah selesai pemeriksaan, mayat korban langsung dibawa ke rumah sakit Bhayangkara Makassar, untuk diotopsi lebih lanjut. Saya, Mimin, dan sejumlah wartawan pun balik ke Makassar.. Wahhh yang ini perlu dicerita.. Suasana di atas perahu motor asik banget... meski berisiknya minta ampun, tapi angin pantainya asikkk... Hujan pun masih turun tintik demi rintik tapi gak deras, langit masih dengan warna biru muda yang indah... Huaaa.. Senangnya liputan hari ini... Everything is fun, include the rain...
23 November 2008
23:28 wita
...tapi balik ke kantor basah kuyup..
No comments:
Post a Comment