Sepanjang hari ini.. Hanya menghabiskan waktu bolak-balik di tempat tidur dengan tubuh terkulai lemas.. Huuufffff... Bobot tubuhku serasa lebih berat dari biasanya.. Sistem yang menggerakkan seluruh anggota tubuhku pun tidak berfungi sebagaimana mestinya.. Hanya jari-jariku yang mampu bermain dengan tombol handphone, meladeni sms yang bermacam-macam jenisnya. Tidak hanya itu, suhu tubuh pun meninggi dan membuatku menggigil tak karuan sejak tadi malam.. Satu lapis.. Dua lapis.. Yapp!!! Tiga lapis baju plus selimut yang ekstra tebal, tidak mampu menyelamatkanku dari kedinginan yang amat sangat..
Ini akibat waktu begadangku yang over load selama tiga hari berturut-turut, dan aktivitas yang tak henti-hentinya memaksaku meninggalkan rumah. Yahhh... Si bungsu itu disibukkan dengan kegiatan kampus serta tugas yang gak penting dan hanya memuaskan para senior yang merasa hebat hanya karena mereka masuk lebih awal dari Ecy dan teman se-angkatannya, di fakultas yang banyak dikagumi calon mahasiswa. Tanpa mereka sadari, tidak semua lulusan fakultas tersebut mampu mengaplikasikan ilmu mereka sesuai dengan deklarasi Hasanuddin serta sumpah Hippokrates yang mereka pegang.. Heiii! Look! I’m getting learn about them! And I found it! Hehehehe..
Meski saya sudah berniat tidak membantu Ecy, agar dia mampu mandiri, tapi selalu saja ada perasaan ‘tidak tega’ saat melihat dia berkutat dengan mesin tik, dengan durasi mengetik yang lebih lama ditambah waktu berpikirnya yang lamban mengingat dia berada di bawah tekanan senior, sehingga menekan kreativitas menulisnya yang biasa dia tuangkan di blognya. Adikku yang malang.... Kadang saya tersenyum kecil saat dia mulai mengumpat dan mengeluhkan seniornya yang sok tahu, sok hebat, sok cantik, dan berbagai sok-sok lainnya.. Daripada dia tidak istirahat, mendingan saya mengambil jatah mengetiknya, dan tidak main-main, sampai adzan subuh berkumandang, suara mesin tik pun tak kalah kerasnya, seolah-olah bersaing dengan adzan yang terngiang di telingaku.
Padahal kemarin sore kondisiku membaik setelah tidur setengah jam untuk memulihkannya. Saya malah menyempatkan diri menghadiri acara pernikahan sahabat, kaka, pokoknya semua dehh.. Akhirnya married juga kalian, alhamdulillah.. Acaranya sederhana tapi bagiku melelahkan dan menyenangkan. Seperti acara reuni dan tempat bagi kawanan wartawan untuk bersembunyi sejenak dari aktivitas yang tak henti mencuri waktu, karena peristiwa datangnya tak diduga, tak disangka, dan kita selalu ingin eksklusif, yappp.. Senang juga akhirnya bisa menyapa rekan yang datang jauh-jauh, thanks for the handshake and friendship, honey..
Setelah wedding, saya kembali disibukkan dengan tugas adikku, saya cukup optimis mampu menyelesaikannya malam itu. Sayang.. Optimis itu pelan-pelan menyurut saat dingin menyerang hingga ke tulang-tulangku.. Tubuhku hangat... Wajahku memucat (emang sudah pucat kalleeee..) Duhhh... Maafkan saya de’, saya gak sanggup meneyelesaikan tugasnya, rasanya hanya ingin membaringkan tubuhku... Saya menggapai tempat tidur dengan tenaga yang tersisa, dan malam itu saya sangat menikmati pembaringan itu, lebih dari malam-malam sebelumnya yang hanya kuanggap untuk membunuh waktu demi menyambut pagi.
Sepanjang hari ini... Sesekali kuintip wajahku di cermin wastafel saat saya buang air kecil atau membersihkan badan, hmmm... kelihatan kuyu, kantung mataku berwarna lebih gelap, pengen senyum aja susah... Yang kulakukan hanya menenggak air putih sebanyak-banyaknya setelah pagi tadi sempat makan dan minum obat... Kata kalian, air putih selalu lebih manjur kan... I hope so... Kegiatan mandi yang menjadi rutinitas tiap pagi pun tak kulakukan.. Eiitttt.. Tapi Ve tetap menjauhkan diri dari yang namanya bau badan.. Please believe me, I hate that.. Hehehe... Saya jadi mikir, betapa hebatnya teman-teman di kantor serta sejumlah orang yang mampu begadang ber-hari-hari, demi tanggung jawab atau bahkan hanya untuk bersenang-senang..
Tapi sudahlah... Mereka memang tangguh, bukankah seharusnya Ve juga begitu? Keadaan seperti ini hanya memaksaku untuk beristirahat sejenak.. Tiba-tiba saya merindukan sesuatu... Saya rindu hiruk-pikuk kantor yang kadang kuanggap terlalu bising, dan kini saya hanya ditemani hening kamarku. Saya rindu senja di teras kantor, dan kini saya hanya menatap pelafon kamarku dibalut cat putih. Saya rindu candaan teman-teman, dan kini saya hanya ditemani benda berteknologi tinggi yang akrab disapa handphone alias hp, namun tak mampu membuatku tertawa riang dan sedikitpun tidak meghiburku, justru membuatku resah dan bingung..
Malam ini di tengah kerinduanku pada semua yang kusayangi, saya mencoba mem-posting tulisanku, hanya untuk mengatakan
“Betapa yang namanya ‘sehat’ itu sangat berarti... Dan betapa ‘sakit’ itu membuat kita tidak mampu melakukan apapun selain bersembunyi dibalik kelemahan..”
10 November 2008
21:13 wita
...saat ini saya hanya berharap untuk sembuh, dan menjalani semuanya seperti biasa, agar tidak terusik oleh risauku...
Ini akibat waktu begadangku yang over load selama tiga hari berturut-turut, dan aktivitas yang tak henti-hentinya memaksaku meninggalkan rumah. Yahhh... Si bungsu itu disibukkan dengan kegiatan kampus serta tugas yang gak penting dan hanya memuaskan para senior yang merasa hebat hanya karena mereka masuk lebih awal dari Ecy dan teman se-angkatannya, di fakultas yang banyak dikagumi calon mahasiswa. Tanpa mereka sadari, tidak semua lulusan fakultas tersebut mampu mengaplikasikan ilmu mereka sesuai dengan deklarasi Hasanuddin serta sumpah Hippokrates yang mereka pegang.. Heiii! Look! I’m getting learn about them! And I found it! Hehehehe..
Meski saya sudah berniat tidak membantu Ecy, agar dia mampu mandiri, tapi selalu saja ada perasaan ‘tidak tega’ saat melihat dia berkutat dengan mesin tik, dengan durasi mengetik yang lebih lama ditambah waktu berpikirnya yang lamban mengingat dia berada di bawah tekanan senior, sehingga menekan kreativitas menulisnya yang biasa dia tuangkan di blognya. Adikku yang malang.... Kadang saya tersenyum kecil saat dia mulai mengumpat dan mengeluhkan seniornya yang sok tahu, sok hebat, sok cantik, dan berbagai sok-sok lainnya.. Daripada dia tidak istirahat, mendingan saya mengambil jatah mengetiknya, dan tidak main-main, sampai adzan subuh berkumandang, suara mesin tik pun tak kalah kerasnya, seolah-olah bersaing dengan adzan yang terngiang di telingaku.
Padahal kemarin sore kondisiku membaik setelah tidur setengah jam untuk memulihkannya. Saya malah menyempatkan diri menghadiri acara pernikahan sahabat, kaka, pokoknya semua dehh.. Akhirnya married juga kalian, alhamdulillah.. Acaranya sederhana tapi bagiku melelahkan dan menyenangkan. Seperti acara reuni dan tempat bagi kawanan wartawan untuk bersembunyi sejenak dari aktivitas yang tak henti mencuri waktu, karena peristiwa datangnya tak diduga, tak disangka, dan kita selalu ingin eksklusif, yappp.. Senang juga akhirnya bisa menyapa rekan yang datang jauh-jauh, thanks for the handshake and friendship, honey..
Setelah wedding, saya kembali disibukkan dengan tugas adikku, saya cukup optimis mampu menyelesaikannya malam itu. Sayang.. Optimis itu pelan-pelan menyurut saat dingin menyerang hingga ke tulang-tulangku.. Tubuhku hangat... Wajahku memucat (emang sudah pucat kalleeee..) Duhhh... Maafkan saya de’, saya gak sanggup meneyelesaikan tugasnya, rasanya hanya ingin membaringkan tubuhku... Saya menggapai tempat tidur dengan tenaga yang tersisa, dan malam itu saya sangat menikmati pembaringan itu, lebih dari malam-malam sebelumnya yang hanya kuanggap untuk membunuh waktu demi menyambut pagi.
Sepanjang hari ini... Sesekali kuintip wajahku di cermin wastafel saat saya buang air kecil atau membersihkan badan, hmmm... kelihatan kuyu, kantung mataku berwarna lebih gelap, pengen senyum aja susah... Yang kulakukan hanya menenggak air putih sebanyak-banyaknya setelah pagi tadi sempat makan dan minum obat... Kata kalian, air putih selalu lebih manjur kan... I hope so... Kegiatan mandi yang menjadi rutinitas tiap pagi pun tak kulakukan.. Eiitttt.. Tapi Ve tetap menjauhkan diri dari yang namanya bau badan.. Please believe me, I hate that.. Hehehe... Saya jadi mikir, betapa hebatnya teman-teman di kantor serta sejumlah orang yang mampu begadang ber-hari-hari, demi tanggung jawab atau bahkan hanya untuk bersenang-senang..
Tapi sudahlah... Mereka memang tangguh, bukankah seharusnya Ve juga begitu? Keadaan seperti ini hanya memaksaku untuk beristirahat sejenak.. Tiba-tiba saya merindukan sesuatu... Saya rindu hiruk-pikuk kantor yang kadang kuanggap terlalu bising, dan kini saya hanya ditemani hening kamarku. Saya rindu senja di teras kantor, dan kini saya hanya menatap pelafon kamarku dibalut cat putih. Saya rindu candaan teman-teman, dan kini saya hanya ditemani benda berteknologi tinggi yang akrab disapa handphone alias hp, namun tak mampu membuatku tertawa riang dan sedikitpun tidak meghiburku, justru membuatku resah dan bingung..
Malam ini di tengah kerinduanku pada semua yang kusayangi, saya mencoba mem-posting tulisanku, hanya untuk mengatakan
“Betapa yang namanya ‘sehat’ itu sangat berarti... Dan betapa ‘sakit’ itu membuat kita tidak mampu melakukan apapun selain bersembunyi dibalik kelemahan..”
10 November 2008
21:13 wita
...saat ini saya hanya berharap untuk sembuh, dan menjalani semuanya seperti biasa, agar tidak terusik oleh risauku...
No comments:
Post a Comment