“Saat ini dia sedang ranum-ranumnya, begitu banyak kumbang yang datang menyapanya, maka jangan harap kita yang hanya serpihan taman, mampu menarik hatinya”
Hufff... Kalimat sindiran itu ditujukan padaku beberapa waktu lalu.. Entah apa yang telah kuperbuat pada si ‘pencipta’ kalimat tersebut... Kesannya dia men-judge diriku sebagai seorang perempuan yang tengah menikmati banyak perhatian dari sejumlah pria yang menurutnya tertarik padaku..
Sama sekali aku tidak setuju!! Bukan ingin berdalih, tapi ini adalah kebenaran.. Bahwa saat ini diriku sedang berjalan ke depan bersama segenggam harapan. Bahwa tidak salah bila aku menyapa udara, hangatnya sinar matahari, derasnya hujan, kerasnya batu, dan dahsyatnya gelombang air laut...
Sama sekali tidak ada niat melewatkan unsur – unsur lain yang menjadi bagian dalam perjalananku. Maafkan apabila pandangan ini melewatkan dirimu selangkah demi selangkah. Maafkan apabila aku lupa bahwa dirimu adalah ‘A’, setelah aku mengenal ‘B’ dan akhirnya bertemu ‘C’.
Sejujurnya kau tidak tau apa, siapa, dan bagaimana kujalani ini semua. Bisakah kau ingatkan aku? Ingatkan bahwa kau ada di sisiku selagi aku berpaling. Ingatkan bahwa kau rapuh saat melihatku bersedih. Ingatkan bahwa lafadz doamu tak henti-hentinya menyertakan namaku.
Ingatkan aku wahai sahabatku... Bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini, bahkan cinta sekalipun....
5 November 2008
00:59 wita
Hufff... Kalimat sindiran itu ditujukan padaku beberapa waktu lalu.. Entah apa yang telah kuperbuat pada si ‘pencipta’ kalimat tersebut... Kesannya dia men-judge diriku sebagai seorang perempuan yang tengah menikmati banyak perhatian dari sejumlah pria yang menurutnya tertarik padaku..
Sama sekali aku tidak setuju!! Bukan ingin berdalih, tapi ini adalah kebenaran.. Bahwa saat ini diriku sedang berjalan ke depan bersama segenggam harapan. Bahwa tidak salah bila aku menyapa udara, hangatnya sinar matahari, derasnya hujan, kerasnya batu, dan dahsyatnya gelombang air laut...
Sama sekali tidak ada niat melewatkan unsur – unsur lain yang menjadi bagian dalam perjalananku. Maafkan apabila pandangan ini melewatkan dirimu selangkah demi selangkah. Maafkan apabila aku lupa bahwa dirimu adalah ‘A’, setelah aku mengenal ‘B’ dan akhirnya bertemu ‘C’.
Sejujurnya kau tidak tau apa, siapa, dan bagaimana kujalani ini semua. Bisakah kau ingatkan aku? Ingatkan bahwa kau ada di sisiku selagi aku berpaling. Ingatkan bahwa kau rapuh saat melihatku bersedih. Ingatkan bahwa lafadz doamu tak henti-hentinya menyertakan namaku.
Ingatkan aku wahai sahabatku... Bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini, bahkan cinta sekalipun....
5 November 2008
00:59 wita
1 comment:
Kalau sudah mengerti, tinggal aplikasinya di lapangan..hehe..
Post a Comment