bad job.. good day..

“Apa kebakaran di KIMA??” Saya balik bertanya ke pak Haking, security di kantor biro tvOne. Meskipun begitu, saya yakin pak Haking tidak main-main. Dengan tergesa-gesa namun tak lupa memasang senyum yang manis buat teman-teman di kantor, hehehe… seperti biasa saya masuk menyimpan jas dan tasku di tempatnya masing-masing. Kembali saya mempertanyakan peristiwa kebakaran yang menurutku cukup besar, secara yahhhh… Kawasan Industri Makassar (KIMA), satu pabrik saja yang terbakar pasti sudah menjadi berita besar dan Anchu kontributor tvOne yang gokil itu, punya kesempatan mendapatkan gambar-gambar yang TOP dehhh. Teman-teman di kantor meng-iya-kan pertanyaanku, ditambah dengan tawaran Ka Takbir agar saya LOT di sana. “Eummm.. eeee.. ummm.. Okey ka!” Saya tidak ragu, namun saya tidak sangka kesempatan yang ke sekian kali itu datang tiba-tiba dan tanpa saya sadari, ditambah lagi dengan Ka Tody campers ku yang antusias pergi meliput. Saya segera memakai seragam tvOne yang oke punya lah menurutku, saya selalu merasa langsing kalo menggunakannya.. Hehehehe… Merasa cantik… Sedikit lebih pede…Merasa bahwa saya Veronica Moniaga, reporternya tvOne biro Makassar.. Hehehe… Maaf sedikit narsis.. Untungnya hari ini pilihan kostum dan sepatuku nyantai banget, gak biasanya, tapi itulah mungkin yang dikatakan firasat atau intuisi. Sempat saya disuruh ka Budi menghubungi ka Abo yang ternyata berada di lokasi tersebut untuk memastikan kondisi di TKP. Ya iyyalah.. tidak mungkin dia melewatkan hal seperti ini, saya setuju kalo dia memang seorang penjejak.

“Bismillahirrahmanirahim!” Sempat saya dengar Chandra driverku mengucapkannya sambil naik ke atas mobil, sesaat setelah saya, ka Tody, Nanie, dan Ria duduk manis di atasa mobil. Wahhhh kami kayak mau pergi perang, tapi itulah mungkin perang bagi para jurnalis, saat berjuang mendapatkan sebuah gambar eksklusif dan membuat berita yang spektakuler. Mobil berlogo tvOne yang cukup menarik perhatian para pengguna jalan, melaju dengan amat kencangnya. Chandra tidak tanggung-tanggung demi mengejar api yang ditakutkan akan padam, meskipun kami masih melihat bumbungan asap hitam yang tinggi dan tebal. Nani dan Ria sudah tidak terdengar suaranya, “Mungkin mereka mabuk”, pikirku. Perasaanku saja sudah mulai tidak nyaman, yang saya khawatirkan kalau saya sampai mabuk, yahhhh payah donk.. Payah untuk reporter sebuah tv nasional yang akan melanglang buana ke berbagai tempat.. Inni semua pasti belum apa-apa. Tapi alhamdulillah.. Lantunan lagu-lagu yang kudengar lewat MP4 kesayanganku, mampu menetralisir perasaanku. “Kayak main playstation di!”, kata ka Tody, hahhh untuk kali ini saya setuju dengan dia. Rasanya memang seperti berada di dalam mobil yang melaju kencang di dalam game playstation yang biasanya anak-anak mainkan di kantor untuk mengisi kejenuhan mereka sambil diwarnai teriakan-teriakan yang membuat suasana kantor jadi lebih rame. Kami melewati kemacetan yang panjang dan padat di kawasan industri tersebut. Chandra cukup lihai memainkan kopling, rem dan gas dengan waktu singkat, seolah-olah kakinya itu ada tiga. Sepertinya dia memang driver yang cocok untuk biro Makassar ini, hehehe… Bravo Chandra..

Akhirnya kami sampai juga, meskipun harus sedikit berjalan kaki untuk mencapai TKP. Semangat, yah itulah yang saya rasakan. Saya ingin melihat sebagaimana besar kebakaran itu sambil melewati kerumunan warga yang menyaksikan proses pemadaman api. Sekitar puluhan mobil pemadam kebakaran terparkir dan petuga berbaju biru berlarian sambil memegang selang sambil teriak-teriak kepada teman-teman seperjuangannya. Bisa kulihat betapa besar dedikasi mereka terhadap profesi yang mereka sandang, meskipun mengancam keselamatan mereka sendiri. “Ve! Pabrik kasur busa Ve!, itu nama pabriknya!” dengan nada yang begitu semangat, ka Abo dengan sweater abu-abu favoritnya (sepertinya yah) plus scarf merah, dia datang menghampiriku. Ahhh.. ternyata ada Pak Bachtiar, Kepala Humas Dinas Damkar. Sambil menyunggingkan senyumku saya menjabat tangannya dan menanyakan kabarnya, saya jadi teringat janjiku beberapa bulan lalu akan menghubungi dia apabila wawancaraku bersama dia mengenai kasus korupsi damkar itu ditayangkan di tvOne. Hehehehe… Maaf pak, bukannya janji-janji buta, tapi emang belum dan gak tau kalo ditayangkan, insya Allah.

Saat bersiap-siap, saya teringat kata pa Takbir sesaat sebelum saya berangkat menuju lokasi, “LOT 1,5 menit yah, bukan oncam yang biasa” Hummm… what kind of LOT is that? I mean, I don’t understand I need more explain, tapi kalo saya bertanya lagi artinya saya mempertaruhkan waktu yang singkat itu. “Oke Ve, oncam yah!” kata Ka Tody menyadarkanku dari lamunanku. Hahhhhh… Sebenarnya malas cerita mengenai oncam, ini seperti bercerita tentang sesuatu yang memalukan, mengecewakan, dan my bad ability. LIMA KALI!!!! Hahhhh… Apaan itu, masa saya harus mengulang sampai lima kali untuk 1,5 meit. Ini semua karena saya belum mempersiapkan data dengan matang. Tidak seperti oncam ku yang kemarin-kemarin, mantap dan yakin. Rasanya malu sekali, sedih..

Panassss…. Sepertinya ini hawa api yang jaraknya cuma beberapa meter dari saya, Nani, dan Ria. Sambil ngobrol kami sedikit bercanda dan mereka menyeka keringatku yang menetes, ah… kalian.. adik-adikku.. baik sekali.. Kalian jangan pernah merasa sebagai anak magang, bagi saya kalian bagian dari biro kami. Saya jadi teringat ka Tody, saat oncam tadi, keringatnya menetes terus.. Hummmm… Pasti karena hawa panas dan kesibukannya mengatur kamera dan tripot. Sekarang dia pasti sibuk mengambil gambar-gambar pendukung. Tapi saya yakin dia tidak begitu kesulitan, karena didukung dengan postur tubuhnya yang tinggi.. Hahahaha jadi ingat cerita pohon Natal yang sempat kusandingkan dengan tinggi badannya.. Maaf yeeee...

Hmmm… Berapa banyak yah kerugian pemilik pabrik ini? Ratusan juta? Ah tidak mungkin! Mungkin miliaran yah??? Tapi pasti gedung dan peralatannya diasuransikan.. Malas bersedekah kali, atau jarang berbagi sama yang tidak mampu. Mudah-mudahan para pemilik saham di perusahaan itu mampu mengatasi semuanya dengan baik. Yang pasti… api yang sudah menyala selama dua jam itu harus padam!!! Kasihan warga yang tinggal di sekitar tempat itu, mereka berdiri dengan wajah yang panic dan khawatir kalau-kalau api menjalar ke pemukiman mereka, Ya Allah, mudah-mudahan itu tidak terjadi. Amin. Setelah tugas kami selesai (selesai??? Bagi saya tidak, karena oncam ku jelek).. Kami pamit sama ka Abo setelah sebelumnya saya berkenalan dengan bang Lukman salah satu anggota densus 88 (pasukan khusus anti terror), welll.. percaya.. percaya… dengan postur tubuhnya yang bongsor dan kekar. Mobil melaju dengan tenang menuju ke kantor biro, dalam hatiku "ah ka Tod dan Chandra… maafkanka, mungkin liputan kita gak tayang, karena sekali lagi my bad performance"… maafkan saya…

****


Hahhh… Sebenarnya saya mau ngobrol dulu sama kaka sebelum berangkat liputan. Mau minta sedikit petunjuk harus gimana setiba di sana dan apa yang harus saya sampaikan kepada pemirsa. Meskipun itu ilmu standar yang harus saya miliki sebagai reporter, setidaknya masukan kaka bisa membantuku… Tapi kaka lagi sarapan, hmm… gak enak juga sih membicarakan masalah kerja saat kaka terlihat menikmati hidangan indomie itu. Terpaksa saya urungkan niatku, dengan harapan via sms mungkin lebih nyaman. Yahhh ternyata diberi semangat doang (tapi makasih ka buat semangatnya). Hummm… Seandainya semua bisa lebih ideal, saya tidak perlu menyusahkan kalian. Tapi makasih untuk kesabaran kalian semua, untuk menuntunku, membimbingku, menyemangatiku, melepasku ke alam bebas, dan mendekapku kembali saat semuanya gagal.

9 Mei 2008
16:40 wita
Gi demam… Di ruang computer… Hiksssss

4 comments:

Unknown said...

well,selamat menjalani kutukan sebagai wartawan. inilah dunia yang hampir tak bisa dibayangkan sebelumnya... :) piss

Anonymous said...

Kaka tetap semangat ya!!!!! saya yakin dibalik sifat manja n childish, kaka itu seorang wanita tangguh yang dapat bertahan dan berjuang(ciiieeeeee...kayak wonder women gitu deh).
5 kali mengulang bukan hal jelek kok.....
Btw thank for all...
keep ur spirit n never give up....

Anonymous said...

hai.....

Anonymous said...

hai..........