pak Gusni.. pak Gusni..

Hahahahaha... Saya teringat kisah di kantor tadi sore.. Seorang SPB (sales promotion boy) datang ke kantor biro, mencoba mempromosikan produk yang dia jual dengan harapan menarik minat kami. Dia datang memecah keramaian tawa kami mendengar lelucon ka Abo, "permisi pak, saya minta waktu bapak 3 menit saja untuk sosialisasi produk saya ini." Ka Abo dengan sigapnya mengarahkan telunjuknya ke Chandra, "oh.. ini pak!.. sama dia cocok...", ujar ka Abo. Chandra yang tidak ikhlas dengan semua itu, lalu berlari memanggil pak Gusni yang berada di dalam kantor, dengan niat untuk menghibahkan tawaran SPB itu ke pak Gusni saja. Pak Gusni lalu keluar dengan wajah heran, dan seandainya saya bisa membaca pikirannya, dia seperti menanyakan siapa gerangan yang mencarinya sore-sore begini. Saya yakin Chandra memancing pak Gusni dengan dalih bahwa ada orang yang datang mencari pak Gusni dan sepertinya penting.

Hehehe.. Kasian pak Gusni, memang sih dia hanya bisa senyum-senyum apabila diganggu atau diledekin sama anak-anak di kantor, tapi apakah yang seperti ini bisa dia tolerir. Saya masih ingat di suatu sore, ka Abo yang turun tangan langsung mencuci motornya demi menyadarkan dia bahwa motor itu sudah sangat dekil dan membutuhkan perhatian dari tuannya. Seandainya motor itu bisa memilih tuannya, dia pasti lebih memilih Chandra, kenapa???? Karena mobil kantor saja dia cuci berjam-jam, bahkan melebihi waktu mandinya sendiri, apalagi motor pak Gusni. "Maaf komandan..." Hehehe itu panggilan sayangnya buat ka Abo, ka Takbir, ka Budi, dan ka Tody. Dia lalu menarik selang dari tangan ka Abo dan melanjutkan untuk mencuci motornya. Motornya itu penuh debu, pasir, dan tanah. Seandainya ditanam jagung ataupun tumbuh-tumbuhan lain, pasti tumbuh, hahaha... itu kata ka Abo dan beberapa anak kontributor. Yahh.. tapi begitulah pak Gusni, dia hanya tersenyum dan nyengir-nyengir.

Ternyata produk yang dibawa oleh Amri, nama SPB itu, adalah alat pemijat. Dia menyalakan alat yang bergetar itu dan tinggal diletakkan di bagian tubuh yang pegal atau keseleo. Meskipun tampangnya agak kuyu karena mengelilingi sejumlah perumahan, namun dia tetap bersemangat mendemonstrasikan alat tersebut. Terlintas di benakku... Betapa sulitnya Amri ini mencari makan untuk hidupnya, tapi insya Allah suatu saat dia bisa menjadi orang hebat karena usahanya yang begitu gigih, amin.

Sambil meletakkan alat pemijat yang sedang bergetar tersebut ke beberapa bagian tubuh pak Gusni, Amri bertanya, "Apa keluhannya pak selama beberapa hari terakhir ini??". Pertanyaan tersebut dia lontarkan dengan harapan bahwa pak Gusni mengeluhkan salah satu bagian tubuhnya yang agak pegal, dan Amri akan mencoba membuktikan bahwa alat itu sangat berguna.

Hahahaha... Hmmmphhff.. Maaf... Jawaban pak Gusni justru jauh dari harapan, "eummm.. anu... kurang beritaku...." HUAHAHAHAHAHA!!!! Sontak kami semua yang ada di sekitar mereka, tertawa terbahak-bahak. Seorang pak Gusni gitu lho, dengan tampilan yang seadanya dan usia kira-kira di atas 35 tahun.. Yahhh kalian bisa lihat, kami sampai memanggilnya dengan sebutan "pak".

Suasana sore tersebut sangat ramai.. Namun saya sempat tertegun sejenak dibalik senyum tipisku saat melihat Amri berlalu dari hadapan kami. Dia pamit dengan wajah yang tetap ceria namun sekali lagi!! dia tidak bisa menyembunyikan wajahnya yang kuyu dan tanpa asa. Hahhh... Tenanglah Amri... Suatu saat benih yang kau tanam, akan menghidupi dirimu dan orang-orang yang kau sayangi... Amin...




16 Mei 2008
23:37 wita
thanks God.. You create me in the midst of perfect moment..

No comments: