Sedari tadi rasa itu melilit perutku... Itu membuat saya harus mondar-mandir tiga kali ke kamar mandi pagi tadi, ngapain lagi kalo bukan "hajatan". Keringat dingin, badan kaku dan perlahan-lahan terkulai lemas, serta yang paling dahsyat gemuruh di perutku... Mules... Yup... Sakit sekali... Sempat sangsi apakah bisa ke kantor atau tidak. Tapi saya teringat kata K Abo saat menegur Nanie (anak magang di kantor) saat menyampaikan izin si Ria (anak magang juga sihhhh) yang lagi sakit gigi dan gak bisa ngantor, "Sakit gigi saja, tidak ke kantor. Hehhhh!!! Wartawan itu patah pi kakinya atau tangannya, atau tidak bisa sekali pi ke kantor, baru izin". Yahhh meskipun saya tidak se-ekstrim itu yang harus nunggu kaki atau tangan patah baru istirahat, tapi ada benarnya juga dia. Saya memutuskan baring sedikit kemudian mandi, dan rasa mulesnya hilang, lega rasanya.
Saya menjalani aktivitas seperti biasa di kantor dengan warna-warni dan hiruk-pikuk atmosfernya, kemudian pulang ke rumah, sebelumnya singgah makan dulu. Sampai di rumah, seperti biasa masuk kamar, simpan seabrek-abrek baju yang ku laundry (berlebihannya dehhh), nyalakan laptop, merapikan kamar... Dan... Tiba-tiba... Haaaaaa!!!! Tidak...Mules itu datang lagi... Aduhh tolongmi kodong, kan tadi pagi sudahmi.. Suhu badanku naik, mondar-mandir dua kali di kamar mandi, "hajatan" lagi.. Ah.... ini juga salahku.. Berkali-kali orang-orang terdekat menasehatiku untuk berhenti memanjakan kebiasaanku yang suka makan lombok dengan takaran yang overdosis.. Tapii.. Itulah nikmatnya, rasa pedasnya itu seperti tantangan buatku, dan juga sebagai penyedap.. Hehehehe... Jadi teringat Ayu, sahabatku yang punya kebiasaan yang sama dengan saya. Sahabatku yang lain hanya bisa geleng kepala kalo melihat saya dan Ayu yang menjadikan lombok seolah-olah sebagai lauk utama dalam makanan kami..
Waktu kecil, saya dan adik-adik sangat takut makan lombok. Konon kabarnya rasanya itu pedis sekali dan bisa membuat kita menangis tujuh hari tujuh malam dengan bibir membengkak.. Hehehehe.. gak dink, hiperbola banget. Mamaku malah menggoda dan menantang kami untuk menjadikan lombok sebagai salah satu yang tak perlu kami takuti dan coba dinikmati. "Tambah cantik orang kalo makan lombok", dasar saya narsis saya coba saja dan akhirnya menjadi lombokholic..
Untungnya rasa mules itu datang dan pergi, meskipun sesuka hati, yang penting jangan lama-lama dehhhh... Ampun sakitnya... Ka Budi juga sudah sering tegur saya untuk hal-hal seperti ini.. Duhhhh sorry ka.. Maumi diapa, sama tonji kaka yang suka merokok.. Susah kan berhentinya... Mengurangi bisa tapi untuk menghilangkan kebiasaan itu, sulit ka.
6 Mei 2008
22:55 wita
Saya menjalani aktivitas seperti biasa di kantor dengan warna-warni dan hiruk-pikuk atmosfernya, kemudian pulang ke rumah, sebelumnya singgah makan dulu. Sampai di rumah, seperti biasa masuk kamar, simpan seabrek-abrek baju yang ku laundry (berlebihannya dehhh), nyalakan laptop, merapikan kamar... Dan... Tiba-tiba... Haaaaaa!!!! Tidak...Mules itu datang lagi... Aduhh tolongmi kodong, kan tadi pagi sudahmi.. Suhu badanku naik, mondar-mandir dua kali di kamar mandi, "hajatan" lagi.. Ah.... ini juga salahku.. Berkali-kali orang-orang terdekat menasehatiku untuk berhenti memanjakan kebiasaanku yang suka makan lombok dengan takaran yang overdosis.. Tapii.. Itulah nikmatnya, rasa pedasnya itu seperti tantangan buatku, dan juga sebagai penyedap.. Hehehehe... Jadi teringat Ayu, sahabatku yang punya kebiasaan yang sama dengan saya. Sahabatku yang lain hanya bisa geleng kepala kalo melihat saya dan Ayu yang menjadikan lombok seolah-olah sebagai lauk utama dalam makanan kami..
Waktu kecil, saya dan adik-adik sangat takut makan lombok. Konon kabarnya rasanya itu pedis sekali dan bisa membuat kita menangis tujuh hari tujuh malam dengan bibir membengkak.. Hehehehe.. gak dink, hiperbola banget. Mamaku malah menggoda dan menantang kami untuk menjadikan lombok sebagai salah satu yang tak perlu kami takuti dan coba dinikmati. "Tambah cantik orang kalo makan lombok", dasar saya narsis saya coba saja dan akhirnya menjadi lombokholic..
Untungnya rasa mules itu datang dan pergi, meskipun sesuka hati, yang penting jangan lama-lama dehhhh... Ampun sakitnya... Ka Budi juga sudah sering tegur saya untuk hal-hal seperti ini.. Duhhhh sorry ka.. Maumi diapa, sama tonji kaka yang suka merokok.. Susah kan berhentinya... Mengurangi bisa tapi untuk menghilangkan kebiasaan itu, sulit ka.
6 Mei 2008
22:55 wita
2 comments:
hmmm...memang gak mungkin untukberhenti total..yang paling masuk akan adalah kurangi dosis secara bertahap...
kecuali kalo Ve memang lebih suka bila selalu punya hajata....: )
yang enak-enak itu emang slalu ada resikonya...contohnya si itol. dia berani namanya diganti jadi kodok karena kepengen bgt punya blog bnama...www.penghunirawa.blogspot.com.............hahahahahahahahahahahahahahahhahahahahahahahahahahahahhahahahahahahahahahahhahahahahahahahahahhaha!!!!!
Post a Comment