the wedding

Entah… Malam itu sudah ke sekian kalinya saya dan adik-adikku menghabiskan malam di pesta pernikahan… Mulai dari pernikahan kerabat dekat sampai kerabat jauh, bahkan malam ini kerabat dekat papaku, jadi saya, debi, dan desi semacam delegasi yang dikirim papa karena beliau berhalangan hadir. Silvester Budiman Sumilat & Aurelia Griselda Meyada… Hmmm… nice name, huh.. Masih terekam baik nama pasangan berbahagia semalam yang tertera di undangan pinky itu dengan dililit pita berwarna ungu-putih.. sooo sweettttt… Mempelai pria adalah anak dari kerabat papaku, sebenarnya sih sepupu teman baikku juga, Vela. But unfortunately, Vela gak hadir karena gak dikasih cuti sama kantornya yang bermukim di Jakata. Kalo Vela ada, mungkin saya dan adik-adik ikut sessi foto di pelaminan, hahaha narcis

Sekitar pukul 17:45 wita, saya memmpersiapkan gaun yang akan saya gunakan… Hmmm… Be pretty, be feminime, be gorgeous, elegant, and always touch with simple make upLove it!!!! Saya membayangkan pesta itu akan meriah dan mewah, secara yah di ballroom Clarion hotel. Untuk kans kota Makassar, ballroom Clarion masih yang luxury menurutku… Saya juga membayangkan designnya yang didominasi warna pink seperti warna undangannya. Mempelai wanita pasti menggunakan gaun pink… Saya membayangkan mereka telah duduk di panggung/pelaminan tepat pukul 19:00 wita didampingi kedua orang tua mempelai, sambil menjabat tangan para tamu yang hadir.. Hehehe… itu gambaran pada umumnya acara pernikahan yang saya datangi sebelumnya..

Yapp… Tepat pukul 19:00 wita, saya, Debi, dan Desi menuju ke hotel Clarion, yang letaknya tidak begitu jauh dari rumah kami, menghabiskan waktu sekitar 10 menit lah.. Hahaha… adik-adik ku yang lucu, rasa percaya diri mereka seolah-olah luntur ketika sudah berdiri di depan cermin dengan kostum dan make up lengkap… “jelek toh Mir”, “gendut pasti”, “dehhh biasanya ji make up ku”, “dehhh menorki gang”, “pake sepatu yang mana ma ini?”, dan sejuta komentar lain, yang membisingkan telingaku karena semua ditujukan ke saya…


Wowww… sudah kuduga pasti mewah… Tapi banyak yang meleset dari dugaanku… Seperti design yang didominasi warna pink, ternyata bernuansa biru muda-putih, konsepnya “snow white” I think so.. Di panggung yang adalah pelaminannya, dihiasi dengan tirai yang bernuansa sama, dan layaknya berada di dalam gua salju… Eiitttt…. Kemana pengantinnya??? Mereka belum ada di pelaminan rupanya. Ruangan dipenuhi banyak undangan, puluhan meja bundar dan kursi berwarna putih, juga ikut memadati ruangan, tidak pake sistem prasmanan.… Hahhhh…Romantis sekali… Terdengar suara merdu dari duet penyanyi yang melantunkan lagu-lagu cinta… Plus dipandu oleh master of ceremony (MC), Ivan, yang sudah tak diragukan lagi kepiawaiannya di atas panggung. Satu yang tidak pernah saya lupa dari dia adalah kemampuannya mengubah jenis suaranya sehingga mampu menghibur hadirin.

Setelah menunggu kurang lebih satu setengah jam (lama juga yah), akhirnya kedua mempelai memasuki ruangan ballroom diiring tari-tarian oleh penari yang menggunakan gaun biru dengan hiasan full of shimmer, plus tatanan rambut yang indah… Tunggu dulu!! Upppsss… Salah lagi! Ternyata mempelai wanita menggunakan gaun putih… Duhhhh cantik, indah, dan anggun… Bak putri… Dia sangat berbeda dengan wajah di fotonya yang ditampilkan pada slide yang memang sengaja dipasang di sudut kanan dan kiri, agar hadirin dapat mengenal mereka lebih dekat lewat wajah dan keseharian mereka. Pelan tapi pasti, mereka melangkah menuju ke pelaminan dan disambut oleh kedua orang tua mereka.

Acara ceremony pun berlangsung, mulai dari doa bersama kemudian acara santap menu yang disajikan oleh hotel Clarion, penyajian menu saja ada tariannya… Mana perut udah lumayan laperrrr nieeeyyy… Hehehehe… Desi dan Debi saja sudah mulai mendiskusikan kelemahan dan keunggulan acara wedding kali ini dibandingkan dengan acara wedding yang pernah kami hadiri sebelumnya.

Sembari menyantap makanan yang dihidangkan satu per satu, maksud dari satu per satu di sini, setelah satu menu dihidangkan, dihabisin dulu, terus ganti menu lain. Kekurangannya undangan gak puas menikmati hidangan karena disajikan satu-satu, kalo ayam, yahhh dihabisin dulu ayamnya, setelah itu sayur to’… Oke.. oke..! what ever what do you wanna say, emang aku orang Indonesia koq, yang makannya itu empat sehat lima sempurna,… Gak percaya? Tanya aja ibu Siti Fadilah Supari, MenKes kita.. Emang menu orang Indonesia kayak gitu. Tapi keungulan dari penyajian menu malam itu, kita bisa tetap tinggal sampe seluruh rangkaian acara selesai, bukan karena acaranya kita digantung sama makanannya, bikin penasaran… Hehehehe…

Rangkaian ceremony pun terus berlangsung, dari acara saling suap antara mempelai dan orang tua kedua mempelai, acara pemberian bunga yang didalamnya di selipkan dua buah cincin untuk kedua orang tua mereka, wonderful! Selain itu diiringi juga tari-tarian yang indah dengan busana yang rainbow banget, bahkan busananya bernuansa kota Roma, upppsss agak rancu yah, dari snow white ke kota Roma… Hehehe.. Ivan juga sempat menyumbangkan suara lewat sebuah lagu. Suaranya emang bagus, gileeee pasti harga jualnya tinggi dehh, kalo saya married, mesti sewa dia dengan harga berapa yahhh…Hihihi…Oh ya! Ada acara potong kue yang se-gede dan setinggi-tingginya, mau kasih makan satu kampung kali, ehm.. sebenarnya itu sedikit luapan rasa kepengen yang belum tersampaikan… Kepengen makan kue tart maksudnya… Hahaha… Selain itu ada acara kissing nya, weuuuwww… adegan 17 tahun ke atas, juz for adult… Hahhh pokoknya otomatis romatis abis dehhh…

Yap… Memang sihh terkadang orang bilang, “ngapain sih bikin pesta yang mewah dan mahal, mending duitnya ditabung aja buat kebutuhan rumah tangga nantinya”… Hummm… Tapi menurutku pesta pernikahan insya Allah hanya sekali seumur hidup kita, so make it fantastis, wonderful, and unforgettable sweet moment. Apa salahnya dibuat berkesan kalau memang rejeki lebih, kadang juga gak perlu duit sebanyak itu untuk membuatnya berkesan, tergantung konsep lahhhh…

Seperti pesta pernikahan temanku beberapa waktu lalu di Fort Rotterdam.. Fort Rotterdam gitu lhouuwww, tempat wisata sekaligus museum bersejarah bagi kota Makassar, malah dijadiin lokasi buat married… buat saya itu kreatif dan inovatif dengan konsep, “global warming”… Greeny abis dehh…. Uniknya lagi, souvenir yang biasanya diberikan dalam bentuk gantungan kunci, kipas, dompet kecil, boneka dari guci, kali ini berbeda... Mereka justru memarkir souvenir dalam bentuk bibit tanaman di sepanjang jalan masuk Fort Rotterdam... Jadi para undangan bisa langsung membawa pulang souvenir setelah menyantap hidangan.. Oh ya... Ada acara 'lempar bunga' oleh mempelai wanita kepada semua kaum hawa yang hadir malam itu, ecspecially for journalist. Konon kabarnya di dalam rangkaian bunga itu, lagi-lagi diselip cincin 3 gram, lumayan kan...

Selain itu saya juga pernah menghadiri pesta pernikahan sekitar dua tahun lalu yang cukup menguras energi saya.. Ada tariannya bo'.. Tariannya diiringi lagu jenis apa yah??? Emm... Lagu-lagu country dan samba kayaknya dehhh... Hehehe... gak 'ngeh'.. Bukan hanya melibatkann mempelai pengantin dan keluarga, tapi juga para undangan... Asiiikkk... Undangan diajak membentuk lingkaran sambil menari mengelilingi ruangan Bamboden saat itu... Kalian masih ingat permainan waktu kecil yang sering kita mainkan, namanya "ular naga", dimana dua orang saling berhadapan, kedua tangan berpegangan dan diangkat ke atas membentuk setengah lingkaran, dan teman-teman yang lain saling berpasangan melewati bagian bawah setengah lingkaran itu sambil menyanyikan lagu ular naga.. Yapp seperti itu tarian yang kami mainkan saat pesta pernikahan berlangsung. Kemuadian diakhiri dengan tarian berpasangan, fuhhhh... Capek tapi seru banget...

Pernah juga konsep wedding di pinggir kolam.... Duhhh... Remang-remang adem.. (apaan sieeehh).. Kali ini saya 'jatuh cinta' sama lampu taman dan decor tirainya yang berwarna emas.. Belum lagi lilin yang diletakkan mengapung di atas kolam.. Idelanya sih emang kayak gitu, but this is the first time for me to saw that.. Emang sih... Gak ada tarian yang meramaikan... Tapi waktu itu saya sempat terhibur dengan suara 'sumbang' yang agak melengking meskipun dengan nafas yang tersisa... Tapi bagus koq.. Hehehe.. Kalo Vero yang nyanyi, mungkin gak jauh beda yah.. Gak jauh beda sama Rossa maksudnya.. Masih ada beberapa konsep pernikahan yang sempat saya datangi, hehehe.. gak mungkin diceritakan semua kannnn.. Bosan nantinya..

Intinya... Terkadang pesta pernikahan bagi kaum cowok mungkin terserah aja deh, mau gimana yang penting married, kalo bisa yang gak terlalu mahal buat yang koceknya terbatas, ada juga yang nyerahin ke calon istri konsepnya mau gimana. Tapi bagi kita kaum cewek, ini adalah hal yang paling ditunggu, yang diharapkan, diimpikan, yang special... Tidak heran si cewek selalu punya imajinasi tinggi tentang sebuah pesta pernikahan...
... because I understand honey, as a women…

“we really want to be a Queen for a day, and hope for a rest of our life with him, Amien”


8 September 2008
14:17 wita
good luck for you sista!

5 comments:

Unknown said...

well... wanna be a queen? even just a day? ...and happily ever after?:)

andai saja kita di negeri dongeng ya ve...seperti yang sering kita dengar waktu kanak2 dulu. tentang yang jahat dimusnahkan oleh kebaikan. tempat semua pada ujungnya berakhir pada kebahagiaan..

(tapi katanya setelah dewasa, hidup sudah berhenti lagi menjadi hal yang menyenangkan:)

Ve Miranty said...

assalamualaikum... wahhh.. suatu kehormatan kanda Ahmad berkunjung ke "rumah danau"ku lagi.. setela jurnalis hebat macam Budi Zulkifli dan Andi Ahmar serta beragam manusia se-profesi kalian.. Mari.. Silahkan..

Oh ya.. mengenai tulisanku itu ka.. for me, don't ever stop thinking about happiness in our future.. maybe doesn't like a fairytale, but I'm sure it will happy and lovely as a fairytale in your soul..

Don't let it be just a dream.. but make it true! Ka.. Apa yang kaka rasakan kurang lebih sama gundah dan resahnya beberapa orang di sekitar kita.. Tapi apa yang Ve harapkan, mungkin gak semua orang berani untuk mengharapkannya.. Bagaimana dongeng itu bisa menjadi nyata..?

Hmmm.. Ve kan berusaha dan berdoa.. Yang menentukan adalah Sang Pemilik Kehidupan.. insya Allah itu yang terbaik... Amin..

Wahhh.. Kesannya Ve lebih tua 10 tahun yahh.. Maapphhh sok tau.. =)

ArIf said...

... because I understand honey, as a women…
“we really want to be a Queen for a day, and hope for a rest of our life with him, Amien”


Amiin.... ;)

Hope for the rest of your life be with him, by His blessings...

Duh... When will the time comes, for you for me, for anyone else? (>_<)

Ve Miranty said...

Karena sebenarnya...pernikahan itu pada hakikatnya adalah "menyempurnakan" kehidupan dua orang anak manusia...menyatukan rasa, jiwa,dan raga... (Elvira Khairunnisa)

I love this words.. It's like an essence which is give a different taste from my article about "the wedding"...

Read her article guys... (www.titikhujan.blogspot.com)

Wuiiihh... You must say thanks to me, Vie... Hehehehe...

Unknown said...

maaf kalo sblumnya agak sarkastik; cuma mencoba realistis.

"kebahagiaan" dan "sengsara" lebih banyak terletak di "persepsi" sebenarnya.. Kita Bahagia jika bisa merasakannya, meski itu di saat tubuh kita remuk dirajam luka...:)

Wedding? Love? that not a destination, I Think. That just the part of The Journey...

Hanya sekedar merayakan Hidup yang Sebentar. dan sekali lagi, Kebahagiaan itu seperti Senja; indah karena sebentar... maka kenanglah; kekalkan ia di Hatimu...

(Btw, dont worry bout me; Im fine...)