Hari ini adalah hari ulang tahun Ayu, tepatnya dua puluh lima mei dua ribu delapan.. Hahhh anak centil dan cerewet itu akhirnya berusia dua puluh dua tahun, memang dia dan Immi terhitung lebih muda dibanding kami... Tapi cuma beda satu tahun koq.. So please don’t think that we are too old.. pleaseeeee... Seperti biasa sudah hukum rimbanya, yang berulang tahun mentraktir kami-kami yang lagi bokek karena sudah mengeluarkan duit beli kado buat si bday girl.. Hehehe... Terlalu berlebihan kali yah.. Hari itu Ayu mengirimkan sms berupa undangan makan di Mall Panakkukang (MP).. Dalam kalimat smsnya seolah-olah MP itu adalah rumahnya.. Hahhh.. Dasar Ayu narsis.. Sebenarnya kami semua kayak gitu.. Huehehe.. Memang sih... Gita gak bisa ikut, yahhh... Mau diapa lagi, pilihan hidup serta takdir yang membuat dia harus kembali ke kota kelahirannya itu, sekedar info alhamdulillah dia juga sudah dapat kerja sejak bulan kemarin.. Wish you the best sister.. Missyou...
Akhirnya kami ketemuan di depan toilet di MP.. Yap... tempat itu seperti tempat favorit buat janjian, lebih gampang ketemunya, meskipun gak keren.. Ternyata saya bukan orang paling telat, masih ada si Nuni yang tidak bisa melepaskan predikatnya sebagai yang selalu ditunggu... Jadi ingat masa kuliah dulu, Nuni selalu membuat kita semua gemesss... Yah selain dia yang paling “berisi” dan chubby.. kami gemes karena keleletannya... Kadang udah last minute kuliah dimulai, dia masih ditunggu.. Okelah kalo cuma kuliah biasa, kami senang-senang juga sihh... Tapi gimana kalo mid atau bahkan final test.. Nah lhooo!! Mampuslah kita.. Dannn ini yang paling parah!! Kalau kita lagi lapeeerrrr banget, dan dia masih dengan segala kesibukannya, dan akhirnya buntut-buntutnya dia bilang “kayaknya saya gak makan siang sama kalian, masih banyak tugas”... Aduuhhhh Nuni sayang, cinta, manis, madu... Kenapa gak bilang daritadi?? Tapi untunglah dia jarang membatalkan, tapi menunggu bagi kami, itu pasti! Yahhh sudahlah.. we still love you, karena kami juga punya kelakuan-kelakuan aneh, saking anehnya.. kami menyebutnya aib.. Hahaha.. (sekali lagi para pembaca, tolong jangan se-ekstrim itu menilai kami)
Setelah Ayu berniat memborong satu buah baju yang diskon 50% ditambah 20% kalau membawa kupon yang tercantum di koran Kompas hari itu, hiks... sungguh tidak adil, dua bulan lalu saya membelinya dengan harga utuhhhh!!... Kami pun bertemu dengan si Nuni... Menuju MG Resto untuk makan siang yang menurutku sudah cukup telat, jam dua siang, padahal janji kumpulnya jam 12:00. Tapi saya mengerti, kami selalu begitu, dan bagiku itu sangat berharga dari mereka. Mereka selalu berusaha mendahulukan kewajiban shalatnya, saya belajar banyak dari mereka. Saya saja terlambat karena menunaikan kewajibanku itu, Nuni juga pasti telat karena itu, meskipun rumah kami berdua terhitung dekat dengan MP. Dan saya yakin Immi, Ayu, dan Lita datang lebih awal di MP karena mereka berpikir rumah mereka jauh, jadi shalatnya di mushollah yang tersedia. Kadang.. Meskipun kami melakukan hal-hal yang menyenangkan seharian, satu yang membuat saya selalu merasa terjaga, keyakinan mereka yang begitu besar, kecintaan mereka pada Sang Pencipta, dan janji melaksanakan kewajiban mereka kepada Allah. Yahhh.. kami kadang juga khilaf karena kesibukan yang seabrek-abrek, tapi bagi kami itu penyesalan juga.
“Mir pake tangan kanan” tegur Ayu yang memang menyapaku dengan nama Mira, melihat saya yang mencicipi es teler miliknya. Yahh saya kidal.. Dulu lebih parah, semuanya harus menggunakan tangan kiri. Hmmm... sekarang alhamdulillah untuk makan dan beberapa hal yang harus menggunakan tangan kanan, saya usahakan. Meskipun kadang saya masih kelupaan, apalagi kalau makan hanya dengan sendok minus garpu. “Saya masih ingin kita semua berkumpul dan menghabiskan waktu di akhirat nanti, tempat yang dijanjikan kepada kita yang berada di jalanNya” Yahhh... Seperti biasa, kami narsis lagi, tapi insya Allah,, Hahh.. cuma senyum, namun hatiku ini terenyuh mendengarkannya. Kami bercanda dan bercerita, membuat jadwal jalan-jalan baru lagi, karena kami sadar sudah tidak intens lagi bertemu.
Kami pun mengabadikan kebersamaan itu, biassa take a picture. Sekali lagi.. Emang narsis kali yah.. Hahahaha.. Jadinya sih delapan foto.. Tapi kami harus dikutip sampe 20 kali dan makan waktu setengah sampe satu jam, tentunya dengan hiruk pikuk yang kami ciptakan. Humm.. Seandainya si kecil itu ada, yap Gita memang bertubuh mungil.. Salah satu dosenku pun terheran-heran ada mahasiswa semungil Gita, “seharusnya kau ini masih duduk di SMP, bukannya di universitas” ujar Pak Darwis Ali. Kami pun gak bisa menahan riak tawa yang keluar begitu saja, yahh that’s real. Setelah mengitari seluruh pelosok mall, kami akhirnya menemani Nuni ke sebuah resto yang baru diresmikan, namanya D’cost restoran bintang lima, harga kaki lima, (bagi pembaca, ini memang baru di Makassar, harap dimaklumi. Hehehehe..) Nuni ingin membungkus makanan untuk dibawa pulang buat santap malam, yahh.. saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 17:30.
Hmm.. Desainnya boleh juga, harganya juga.. boleh dehh.. Hehehe.. terhitung murah untuk tempat makan di sebuah mall, dan Nuni yang suka mencoba hal-hal yang baru, meskipun itu adalah makanan, tapi kami menganggap dia cukup berani, dan memang pilihannya selalu enak. Seporsi kerang dan Nasi goreng, membuat kami menemani Nuni menunggu sekitar 30 menit di kursi sofa yang memang disediakan buat orang-orang yang hanya membungkus. Kami sudah seperti pagar ayu di sebuah acara pernikahan, atau penyambut tamu di sebuah acara seminar.. Ini karena letak duduk kami dekat dengan pintu masuk. Berbagai lelucon-lelucon konyol kami ciptakan, yang membuat kami tertawa terbahak-bahak.. Upss.. Lucu sekaliii... Sampai supervisor yang tidak bersalah pun kami jadikan bahan tertawaan.. Maafkan kami yang begitu menikmati hari kami... Itu juga karena gaya jalannya yang aneh, dengan HT dan headset ditelinganya, layaknya pengawal istana atau bodyguard seorang Mariah Carey, plussssss dasinya yang bergambar Bugs Bunny.
Setelah semuanya selesai, saya putuskan untuk balik ke rumah lebih cepat karena pengen shalat magrib di rumah, sementara mereka pengen melakukannya di mushollah, mengingat jarak rumah yang tidak mengizinkan mereka untuk bisa tiba tepat waktu. Kami berpisah dengan senyuman sisa-sisa candaan seharian.. Hahhhh makasih buat hari ini, makasih buat semuanya, makasih untuk persahabatan yang semakin mengerti satu dengan yang lain..
“teman adalah anugerah yang membuat kita tertawa, menangis, menerima, memberi.. dan yang paling penting ialah membuat kita menghargai hidup... jika suatu hari, entah esok atau kapan pun kamu pergi dan melupakanku.. ketahuilah.. hadiah terindahku adalah.. mengenalmu....”
27 Mei 2008
07:58 wita
dan saat semua yang membahagiakan ini kutulis, hahhh.... papa berulah lagi.. please pa.. jangan suka mengatakan hal-hal yang menyakiti kami...