Wahhh... Hari ini hujannn... Setelah sekian lama menikmati dan memaksa diri untuk terus menikmati teriknya sinar matahari serta hawanya yang panas, akhirnya kau turun juga membasahi kota ku yang sudah cukup sumpek...
Awalnya nanggung banget.. Hawa panas... dan hujan perlahan-lahan turun.. Rasanya hawa panas itu berasal dari tanah tempat kita berpijak, yang penuh dengan aktivitas, kesibukan, masalah, dan lain-lain. Ughhh... Gerahhh... Ditambah dengan kondisi tubuhku yang kurang fit, flu, batuk, dan demam..
Tapi setiap menit kunikmati suara rintikan itu.. Yang semakin deras dan akhirnya menciptakan hawa sejuk, dingin, hmm... nyamannnn sekali... Saat-saat seperti ini, ingin rasanya membagi sejuk ini dengan mereka semua..
Tapi mereka terlalu sibuk, terlalu sibuk sampai tidak merasakan suara rintikanmu yang sudah nyaris menembus raga ini, hawa sejukmu yang nyaris membekukan tubuh ini.. Terlalu sibuk sampai melupakan aku gadisnya yang sepi..
“Hmmm... Hai hujan... Sudah cukup lama kau tak menyapaku, banyak yang ingin kuceritakan, ingin kusampaikan, dan ingin kubagi denganmu. Agar beban ini terasa lebih ringan, dan kubisa menikmati kembali sinar matahari yang hangat setelah kau beranjak pergi...”
Awalnya nanggung banget.. Hawa panas... dan hujan perlahan-lahan turun.. Rasanya hawa panas itu berasal dari tanah tempat kita berpijak, yang penuh dengan aktivitas, kesibukan, masalah, dan lain-lain. Ughhh... Gerahhh... Ditambah dengan kondisi tubuhku yang kurang fit, flu, batuk, dan demam..
Tapi setiap menit kunikmati suara rintikan itu.. Yang semakin deras dan akhirnya menciptakan hawa sejuk, dingin, hmm... nyamannnn sekali... Saat-saat seperti ini, ingin rasanya membagi sejuk ini dengan mereka semua..
Tapi mereka terlalu sibuk, terlalu sibuk sampai tidak merasakan suara rintikanmu yang sudah nyaris menembus raga ini, hawa sejukmu yang nyaris membekukan tubuh ini.. Terlalu sibuk sampai melupakan aku gadisnya yang sepi..
“Hmmm... Hai hujan... Sudah cukup lama kau tak menyapaku, banyak yang ingin kuceritakan, ingin kusampaikan, dan ingin kubagi denganmu. Agar beban ini terasa lebih ringan, dan kubisa menikmati kembali sinar matahari yang hangat setelah kau beranjak pergi...”
Penat di kepala, sesak di dada, tumpukan kesedihan, seakan pergi sejenak.. Membiarkanku menikmati kehadiran hujan.. Tapi... Ternyata sesuatu yang indah dan menyenangkan tidak berarti, tanpa ada yang menemani.. Namun kusyukuri semuanya..
"Semoga saat kau menyapaku lagi, aku tidak sendiri... Agar dapat kubagi hawa sejukmu, hingga kau pergi menyisakan tujuh warna indah yang dapat kupandangi bersamanya.. Di sana pasti bukan hanya tujuh, tapi ada sejuta keindahan.."
07 Oktober 2008
23:56 wita
No comments:
Post a Comment