marrynoid syndrome

Saya sempat membaca tulisan seorang sahabat mengenai tahun 2008 yang rame banget dengan wedding.. wedding.. dan wedding.. Saya gak menyangkalinya sama sekali, karena tepat sehari setelah tulisan itu diposting, sepupuku melangsungkan resepsi pernikahannya di gedung Balai Manunggal M Yusuf, Makassar. Dia kelihatan cantik dan sangat bahagia... Of course!!..

Mungkin dari tahun ke tahun, yang namanya pesta pernikahan sudah sering membanjiri tahun tersebut, namun tahun ini yang namanya pesta pernikahan ke-"rasa" banget bagi saya, mengingat teman-teman di sekelilingku yang satu per satu mulai menemukan pasangan seumur hidupnya dan masuk pada tahap yang lebih serius, mengakhiri masa lajang mereka, menikah..

Sejak dua hari yang lalu, saya sih masih santai aja mendengar dan menghadiri resepsi pernikahan tersebut.. Masih santai aja meski mama dan tante-tanteku sering bertanya, "pacarnya mana?", "kapan rencana nikah?", "kamu itu terlalu cuek, pengen nikah gak?", "kalo gak bisa nyari pasangan, dicariin, mau yah?"… Huuuaaaaaa ampuunnn!! For me that is too fast.. Tanggapanku pasti kayak gini, “Sabar mam, Allah pasti ngasih yang terbaik koq”, “Sabar tante, jalanku masih panjang koq”, pokoknya minta bersabar aja.. Hihihi..

Dan kemarin… Saya kembali mendengar kabar mengenai pernikahan, dari salah seorang sahabat dekatku.. Yang ini cukup mengejutkan..! Kaget, gak percaya, tapi senang.. Gak nyangka juga sih, soalnya kemarin-kemarin waktu curhat, dia malah pengen putus sama pacarnya.. Sampai masang wajah yang murung banget, kelihatan resah.. Ehh.. Akhirnya mereka mutusin buat nikah.. Yahh.. Seperti biasa saya turut senang dan gembira, serta menanyakan mengenai kain seragam yang akan kami gunakan.. Hehehe.. Biassalah cewek..

Meski begitu… Di hati kecil saya tersimpan ke-khawatiran.. Khawatir tentang diriku sendiri.. Semakin saya mencoba meyakini diriku bahwa, "saya masih muda koq", "masih bisa berkarya dulu", "masih bisa nikmati masa-masa sendiri", "masih bisa ngumpul bareng teman-teman"… Duhhhh malah semakin banyak aja orang-orang di sekeliling yang pada nikah… Bukan gak senang mendengar kabar itu, saya justru senang banget….

Tapi “Apa kabarnya dengan diriku yang masih memilih untuk have fun dan menikmati usiaku?” Tiba-tiba jadi takut banget, muncul pertanyaan, “Gimana kalo sampe target tahun yang diinginkan, saya belum memiliki pendamping yang tepat?”, “Gimana kalo nikahnya kelamaan?”, "Gmana kalo salah pilih pasangan?", “Gimana kalo gak sesuai dengan keinginan orang tua?”, Gimana kalo gini, kalo gitu, dan seterusnya…

Wadduhhh…Tiba-tiba jadi paranoid sama yang namanya marry alias nikah… And.. I call this marrynoid syndrome… Hehehe…

20 Oktober 2008
19:45 wita

3 comments:

kilovenu said...

verooo....knapa kamu....
gitu aja ko report...hehe
jwban ada vero...ga usah atuut
nti jga dpt jwban sndri...
sperti bntang yg ada dimatamu...hehe

Anonymous said...

You have already answered your own questions.

We can never understand our future, and we're always afraid with what we don't understand

just my 2 cents, hehe..

Anonymous said...

kan tinggal akad? apa susahnya? hehehe...