Brrrr... Dingginnnn... Hujan di luar masih deras saja.. Sepertinya kawanan katak sedang berpesta menyambut turunnya hujan yang mengguyur seantero kota Makassar sejak sore tadi.. Wahhh seandainya Ve juga diundang ke pesta mereka... Hehehe... Padahal sejak pagi hingga siang, gak ada tanda-tanda akan turun hujan, yang ada hanya sinar matahari yang cukup bersahabat.. Setelah menjalani aktivitas liburku hari ini, saya akhirnya memutuskan untuk mandi malam, biar lebih bersih dan segar!! Meski sudah dibantu dengan water heater, teteeeppp aja gak bisa mengalahkan dingin yang kian membungkus malam...
....dan berakhirlah saya di depan komputerku dengan menggunakan piyama dengan size yang ke-gede-an, pemberian temanku tahun lalu saat dia balik dari Jogja.. Satu set piyama ini terdiri dari baju lengan panjang dan celana panjang, jenis kain kaos yang cukup tebal dibanding piyama yang lain, warnanya putih dihiasi gambar kartun boneka berwarna orange-hitam, serta beberapa tulisan ‘friends’ berwarna hijau yang bertebaran dimana-mana.. Saya jarang menggunakannya karena sekali lagi bahannya yang cukup tebal, namun malam ini sangat bermanfaat, bisa tetap menikmati suara hujan dan udara dingin dibalik piyama ini.. Makasihh Immi chayankkk...
Ditemani segelas susu coklat hangat, hmmm mantap bukannn... Ini adalah kali pertama lagi saya membuat susu coklat, setelah 6 – 7 bulan lalu.... Hehehehe... Ohhh tidak.. Lagunya Adeff – Sang Rasa.. Huaaaaa.. Romantisnya... Saat-saat seperti ini tidak akan bisa terbayarkan dengan apapun... Saat dimana hanya berteman sepi, tapi seakan-akan sepi itu tak berarti... Karena hati ini lagi damai banget.. Risau pun hilang sejenak.. Hmmm... Ternyata sepi itu tidak selalu menyedihkan...
Jadi teringat siang tadi di pom bensin... Saat petugas mengisi bensin mobilku, tiba-tiba saja seorang ibu tua mampir di dekatku sambil menawarkan kacang jualannya.. Kasihan juga yah, hari libur kayak gini seorang ibu seperti dia harus berjualan dengan berjalan kaki di bawah sinar matahari.. Sementara saya kadang mengeluhkan hari liburku yang cuma sehari, yaitu hari ini, dan sisanya kembali beraktivitas di tempat kerja..”Harganya berapa, Bu?” tanyaku padanya.. Dengan senyumnya, dia menjawab, “Lima ratus per bungkus, nak...”.. Huuffff... per bungkus hanya 500 perak, keuntungannya berapa yah per hari?? Saya mutusin buat beli beberapa bungkus, “Nih bu uangnya, ambilmi sisanya”..
Yahhh Allah.. Senyum itu... Jauh lebih manis dan lebih nikmat dari senyumnya Christian Sugiono dan pria-pria sepantarannya.. “Aduhhh.. Nak banyak ini sisanya.. Makasih di’... Alhamdulillah hari ini rejekiku bagus!” Padahal jumlah nominal uang itu tidak sebesar gambaran ekspresinya kepadaku.. Saya hanya mampu tersenyum, tapi hatiku bersorak girang... Entah kenikmatan seperti apa yang saya rasakan saat itu, yang jelas itu murni, tulus, beda dari serangkaian suguhan yang diberikan kepadaku sebelumnya.. Ibu itu pun berlalu pergi, dan mobilku melaju menuju tempat tujuan bersama dua orang adikku...
Hari ini jauh lebih baik dari kemarin... Tidak ada kegiatan yang begitu berarti seperti minggu-minggu sebelumnya yang saya isi dengan shopping alias belanja-belanji, karaoke, dan wisata kuliner bersama dua orang adikku.. Tapi senyuman ibu itu, derasnya hujan, serta udara dingin yang membungkus malam, membuatku kembali bersyukur kepada-Nya.. "Terima kasih atas nikmat hari ini, wahai Pemilik Kehidupan..."
“...dan untukmu yang jauh di sana... saat kau bertanya bagaimana diriku hari ini... hummm.. saya akan menjawab bahwa saya bahagia... meski tidak kunikmati bersamamu, dan bahagia ini bukan darimu... tak perlu kau umbarkan rasa kecewamu, karena kita senasib...”
....dan berakhirlah saya di depan komputerku dengan menggunakan piyama dengan size yang ke-gede-an, pemberian temanku tahun lalu saat dia balik dari Jogja.. Satu set piyama ini terdiri dari baju lengan panjang dan celana panjang, jenis kain kaos yang cukup tebal dibanding piyama yang lain, warnanya putih dihiasi gambar kartun boneka berwarna orange-hitam, serta beberapa tulisan ‘friends’ berwarna hijau yang bertebaran dimana-mana.. Saya jarang menggunakannya karena sekali lagi bahannya yang cukup tebal, namun malam ini sangat bermanfaat, bisa tetap menikmati suara hujan dan udara dingin dibalik piyama ini.. Makasihh Immi chayankkk...
Ditemani segelas susu coklat hangat, hmmm mantap bukannn... Ini adalah kali pertama lagi saya membuat susu coklat, setelah 6 – 7 bulan lalu.... Hehehehe... Ohhh tidak.. Lagunya Adeff – Sang Rasa.. Huaaaaa.. Romantisnya... Saat-saat seperti ini tidak akan bisa terbayarkan dengan apapun... Saat dimana hanya berteman sepi, tapi seakan-akan sepi itu tak berarti... Karena hati ini lagi damai banget.. Risau pun hilang sejenak.. Hmmm... Ternyata sepi itu tidak selalu menyedihkan...
Jadi teringat siang tadi di pom bensin... Saat petugas mengisi bensin mobilku, tiba-tiba saja seorang ibu tua mampir di dekatku sambil menawarkan kacang jualannya.. Kasihan juga yah, hari libur kayak gini seorang ibu seperti dia harus berjualan dengan berjalan kaki di bawah sinar matahari.. Sementara saya kadang mengeluhkan hari liburku yang cuma sehari, yaitu hari ini, dan sisanya kembali beraktivitas di tempat kerja..”Harganya berapa, Bu?” tanyaku padanya.. Dengan senyumnya, dia menjawab, “Lima ratus per bungkus, nak...”.. Huuffff... per bungkus hanya 500 perak, keuntungannya berapa yah per hari?? Saya mutusin buat beli beberapa bungkus, “Nih bu uangnya, ambilmi sisanya”..
Yahhh Allah.. Senyum itu... Jauh lebih manis dan lebih nikmat dari senyumnya Christian Sugiono dan pria-pria sepantarannya.. “Aduhhh.. Nak banyak ini sisanya.. Makasih di’... Alhamdulillah hari ini rejekiku bagus!” Padahal jumlah nominal uang itu tidak sebesar gambaran ekspresinya kepadaku.. Saya hanya mampu tersenyum, tapi hatiku bersorak girang... Entah kenikmatan seperti apa yang saya rasakan saat itu, yang jelas itu murni, tulus, beda dari serangkaian suguhan yang diberikan kepadaku sebelumnya.. Ibu itu pun berlalu pergi, dan mobilku melaju menuju tempat tujuan bersama dua orang adikku...
Hari ini jauh lebih baik dari kemarin... Tidak ada kegiatan yang begitu berarti seperti minggu-minggu sebelumnya yang saya isi dengan shopping alias belanja-belanji, karaoke, dan wisata kuliner bersama dua orang adikku.. Tapi senyuman ibu itu, derasnya hujan, serta udara dingin yang membungkus malam, membuatku kembali bersyukur kepada-Nya.. "Terima kasih atas nikmat hari ini, wahai Pemilik Kehidupan..."
“...dan untukmu yang jauh di sana... saat kau bertanya bagaimana diriku hari ini... hummm.. saya akan menjawab bahwa saya bahagia... meski tidak kunikmati bersamamu, dan bahagia ini bukan darimu... tak perlu kau umbarkan rasa kecewamu, karena kita senasib...”
27 Oktober 2008
00:50 wita
No comments:
Post a Comment